Kemenpora Kaget Soal Honor dan Nasib Petinju Indonesia

Minggu, 24 Mei 2015 - 09:13 WIB
Kemenpora Kaget Soal Honor dan Nasib Petinju Indonesia
Kemenpora Kaget Soal Honor dan Nasib Petinju Indonesia
A A A
JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akhirnya mengeluarkan pernyataan tegas menyusul nasib serta kesejahteraan petinju Indonesia yang cukup memprihatinkan dan kurang diperhatikan oleh pemerintah. Deputi Bidang V Harmonisasi dan Kemitraan Menpora, Gatot S Dewa Broto mengatakan ke depannya permasalahan ini akan menjadi perhatian serius. Pasalnya, ada banyak petinju yangtelah mengharumkan bangsa Indonesia lewat sejumlah prestasi yang ditorehkannya, Minggu (24/5/2015).

Cabang olahraga tinju di Indonesia bisa dikatakan berada dalam situasi yang cukup memprihatinkan. Hal ini lantaran munculnya pernyataan Hartono Tanuwidjaja selaku pemilik selaku pemilik Hartono Tanuwidjaja Boxing Camp, yang menyatakan bahwa kehidupan para petinju profesional tanah air cukup memprihatinkan, secara umum bisa dikatakan sulit. "Sekali bertanding di tingkat nasional, seorang petinju hanya dapat honor tiga juta rupiah. Namun, saya secara pribadi merasa prihatin dengan gaji tiga juta rupiah. Akhirnya, saya mencoba memberikan gebrakan dengan memberikan bayaran sebesar lima juta rupiah," terang Hartono kepada Sindonews di Jakarta, belum lama ini.

Bagaimanapun juga jumlah tiga juta, tampaknya sangat tidak cukup untuk kebutuhan hidup dan pemenuhan nutrisi dan gizi seorang petinju. Apalagi kalau petinju itu menderita kekalahan knockout (KO), yang itu berarti dia tidak bisa naik ring selama tiga bulan. Dengan demikian, hitungannya mereka membagi bayaran Rp3 jutanya untuk masa tiga bulan. (Baca juga: Nasib Petinju Indonesia Babak Belur)

Melihat situasi yang memprihatinkan seperti ini, Gatot selaku perwakilan dari Kemenpora mengatakan sebetulnya pemerintah sudah menganggarkan dana untuk cabor yang ada di Indonesia. Pengiriman dana tersebut bisa melalui induk cabor secara langsung atau melalui prima untuk atlet amatir. Sementara profesional biasanya telah dianggap lebih mandiri.

"Sebetulnya pemerintah sudah menganggarkan. Ada yang dikirim langsung ke induk cabor tergantung ada permintaan atau tidak, meski jumlah kurang signifikan. Ada via prima jika ada event seperti SEA Games, Asian Games dll. Belum lagi bonus jika dapat medali. Itu buat yang amatir. Jika profesional tentu mereka induknya dianggap lebih mandiri dan profesional," jelas Gatot, lewat pesan singkatnya kepada Sindonews, Sabtu (23/5/2015) kemarin.

Kendati begitu, Gatot berjanji akan lebih memperhatikan secara serius nasib dan kesejahteraan petinju Indonesia. "Tapi anyway keluhan seperti ini tentu akan kami perhatikan serius. Karena kan banyak petinju yang telah mengharumkan bangsa indonesia," tukas mantan Kepala Pusat Informasi dan Humas (Kapusformas) Kemenkominfo
(bep)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0423 seconds (0.1#10.140)