Perangkat Elektronik Buat Sirkus MotoGP Jadi Malas

Minggu, 04 Oktober 2015 - 12:53 WIB
Perangkat Elektronik Buat Sirkus MotoGP Jadi Malas
Perangkat Elektronik Buat Sirkus MotoGP Jadi Malas
A A A
HOUSTON - Sejak perangkat elektronik diperkenalkan kepada sirkus MotoGP, gelaran balap kuda pacu semakin membosankan mengingat pembalap mulai tak terlalu memperdulikan teknik balap yang sebenarnya. Hal itulah yang mulai dikomentari mantan juara di kelas 500cc Kevin Schwantz.

Perangkat elektronik sudah tentu memberikan efek dan perubahan besar bukan hanya pada gelaran kuda pacu MotoGP, tapi juga gaya pembalap itu sendiri. Walhasil, joki terlihat malas mempertontonkan keterampilan balapnya. Sehingga tak heran jika ada pembalap secara tiba-tiba mampu merebut gelar juara di kelas utama.

Perangkat elektronik yang dibuat oleh Magneti Marelli berfungsi untuk mengambil data, menganalisa, dan menampilkan kepada operator agar mudah mambaca kondisi motor. Ada sekitar 10 sensor yang terpasang pada tunggangan MotoGP yang menggunakan elektronik dari Magneti Marelli di antaranya speed sensor pada ban, traksi kontrol, grip sensor, trottlle sensor.

Singkat kata, Schwantz merasa penggunaan perangkat elektronik telah membuat olahraga balap membosankan. Alasannya karena teknologi modern yang menempel pada bagian motor telah membuat pembalap kurang heroik dan itu jauh berbanding terbalik ketimbang 20 tahun sebelumnya.

"Menurut saya MotoGP mulai membosankan. Balapan sekarang sudah tak lagi menghibur dan ini tidak seperti 20 tahun yang lalu. Menurut saya, balapan sudah mulai dikontrol dengan teknologi modern. Sehingga tak jarang membuat pembalap menjadi malas untuk mengubah gaya balapnya," kata Schwantz, Minggu (10/4/2015).

Schwantz menambahkan: "Beberapa bulan lalu saya menonton World Superbike. Saat itu kedua pembalap mengendarai motor yang sama dan ketika balapan akan berakhir, mereka saling kejar mengejar dengan menggunakan tombol. Artinya, keterampilan pembalap dalam menaklukan lintasan sudah tak bekerja lagi."
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5200 seconds (0.1#10.140)