Iran Rekrut Pengungsi Afghanistan untuk Berperang di Suriah

Jum'at, 06 November 2015 - 17:16 WIB
Iran Rekrut Pengungsi Afghanistan untuk Berperang di Suriah
Iran Rekrut Pengungsi Afghanistan untuk Berperang di Suriah
A A A
TEHERAN - Iran dilaporkan telah merekrut pengungsi asal Afghanistan untuk ikut berperang di Suriah dengan menjanjikan gaji dan izin tinggal bulanan. Seperti dikutip dari laman The Guardian, Jumat (6/11/2015), Iran menyebut perang di Suriah sebagai perang menyelamatkan kuil Syiah di Damaskus. Propaganda ini disebarkan Iran untuk menarik minat para pengungsi.

Para pengungsi asal Afghanistan ini ditempatkan dalam divisi militer yang disebut The Fatemioun. Divisi ini menjadi kumpulan tentara militer asing terbesar kedua yang berperang untuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad, setelah militan Hizbullah dari Libanon.

Fatemioun dibentuk setelah pecahnya konflik Suriah pada tahun 2011. Mereka dibentuk dengan bantuan dari pengungsi Afghanistan yang sebelumnya telah bekerjasama dengan Iran, terutama sebelum invasi Amerika Serikat (AS) pada tahun 2001. Meskipun begitu, tidak diketahui berapa jumlah pasti anggota yang dimiliki oleh divisi perang ini. Namun, diperkirakan jumlah anggotanya mencapai 10.000 hingga 12.000 anggota.

Apa yang dilakukan oleh Iran ini pun menuai kecaman dari seorang pengungsi Afghanistan kelahiran Iran yang baru-baru ini melarikan diri ke Eropa. "Ini adalah perang Iran, dimana Teheran berperang dengan mengorbankan orang lain," ujar Mujtaba Jalali.

"Pengungsi Afghanistan di Iran harus membayar dukungan Teheran terhadap Assad dan mereka telah berbohong tentang motif yang sebenarnya. Ini bukan tentang agama, ini tentang politik. Alih-alih melindungi pengungsi, Iran justru memanfaatkannya," kata Jalali.

Sedangkan seorang ahli militer Iran, Morad Veisi mengatakan, keberadaan para pengungsi Afghanistan ini menunjukkan seberapa jauh kesiapan Iran untuk menjaga hegemoninya di Suriah. "Keterlibatan pengungsi asal Afghanistan telah membuat perbedaan yang besar bagi Iran. Mereka telah membantu Iran lebih banyak ketimbang kelompok lainnya, kecuali Hizbullah," kata Veisi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4636 seconds (0.1#10.140)