Harga Minyak Tembus Level Tertinggi 2016 Usai Pernyataan Fed

Kamis, 28 April 2016 - 08:31 WIB
Harga Minyak Tembus Level Tertinggi 2016 Usai Pernyataan Fed
Harga Minyak Tembus Level Tertinggi 2016 Usai Pernyataan Fed
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia melonjak sekitar 3% ke posisi tertinggi untuk tahun ini karena dolar Amerika Serikat (USD) melemah setelah Federal Reserve (The Fed) mengeluarkan pernyataan untuk mempertahakan suku bunganya.

Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/4/2016), harga minyak brent untuk pengiriman bulan depan ditutup naik USD1,44 menjadI USD47,18 per barel, setelah sebelumnya sempat mencapai posisi tinggi selama 2016 di level USD47,45.

Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan depan naik 1,29% menjadi USD45,33 per barel, setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi 2016 di level USD45,62 per barel.

Harga minyak telah naik sehari setelah sebuah kelompok industri mengatakan persediaan minyak mentah AS telah menjatuhkan pada minggu terakhir. Tapi harga mundur setelah Administrasi Informasi Energi AS melaporkan di pagi hari bahwa stok minyak mentah naik 2 juta barel pekan lalu ke 540.600.000 barel.

The Fed kemarin mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga, dan mengeluarkan pernyataan yang menyiratkan tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga. Harga minyak berjangka dari brent dan WTI melonjak pada menit sebelum penutupan, memukul puncak baru untuk tahun ini karena USD merosot ke posisi terendah.

Penurunan USD membuat minyak dan komoditas lainnya dalam mata uang greenback lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya. Minyak futures juga dikenal sebagai sulfur diesel ultralow, melonjak 3% karena timbunan sulingan, yang termasuk ULSD, turun lebih tajam dari yang diperkirakan.

Beberapa pedagang mengatakan kenaikan harga minyak mentah berlebihan, dan memperingatkan bahwa harga yang lebih tinggi bisa mendorong lebih banyak produksi yang akan memperburuk kelebihan pasokan global.

Brent telah naik lebih dari USD20 per barel atau hampir 75% sejak mencapai posisi terendah dalam 12 tahun pada akhir Januari. Untuk April bergerak naik hingga 19% menuju kenaikan bulanan terbesar dalam setahun.

"Dengan membangun persediaan minyak mentah dan Saudi masih memompa pada tingkat rekor, kita merasa baru baru run-up terutama didorong oleh kelemahan pada USD," kata Tariq Zahir, pedagang dan manajer portofolio di Tyche Capital Advisors di New York.

Prospek pembekuan produksi antara eksportir minyak terbesar di dunia menguap hampir dua pekan lalu setelah pertemuan antara OPEC dan Rusia berakhir buntu atau tidak mencapai kesepakatan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5584 seconds (0.1#10.140)