Agus Prayogo Belum Beruntung ke Olimpiade Rio

Minggu, 03 Juli 2016 - 21:27 WIB
Agus  Prayogo Belum Beruntung ke Olimpiade Rio
Agus Prayogo Belum Beruntung ke Olimpiade Rio
A A A
QUEENSLAND - Pelari maraton Agus Prayogo belum beruntung mendapatkan kesempatan ke Olimpiade Rio Juli tahun ini. Catatan waktunya di Gold Coast Airport Marathon (GCAM) 2016, Minggu (3/7/2016) belum memenuhi kualifikasi Olimpiade Rio.

Berdasarkan peraturan Federasi Atletik Amatir International (IAAF), pelari putra yang berlomba di cabang atletik maraton harus menembus waktu 2 jam 19 menit. Usai start marathon pada pukul 7 20 waktu setempat, Agus masuk finish setelah berlari selama 2:21:08, lebih lambat dua menit daripada waktu target.

Bagi Agus, catatan waktu ini merupakan pencapaian waktu terbaiknya atau personal best setelah mencatat waktu 2 jam 23 menit 30 detik pada Tokyo Marathon Februari lalu. Sebelumnya, catatan waktu Agus saat berlomba maraton di Jakarta Marathon, Oktober 2014 adalah 2 jam 32 menit 27 detik.

Ditemui di Gold Coast usai lomba, peraih dua medali emas (lari 5.000 meter dan 10.000 meter) SEA Games 2011 tersebut, bercerita bahwa ia cukup prihatin dengan kegagalannya menembus Olimpiade Rio, namun sedikit terhibur dengan pencapaian waktu terbaiknya. Kondisi cuaca sebenarnya cukup mendukung Agus untuk mengejar target waktunya. Akan tetapi kendala dijumpainya sesudah melewati kilometer ke-30.

"Pacer sudah stop, dan rombongan pelari lain yang semula berlari bersama saya sudah ketinggalan jauh. Praktis saya berlari sendiri," ujarnya. Kondisi inilah yang membuat Agus seperti kehilangan panduan.

"Biasanya pelari akan menjadikan pelari di sekitarnya sebagai target untuk dilampaui, semacam pacer juga," ujar Wita Witarsa, pelatih Agus Prayogo yang mendampinginya ke Gold Coast. Tanpa pelari di sekitar, maka kecepatan lari bisa jadi berkurang.

Agus lepas start bersama-sama sekitar 20 pelari elite dunia putra dan putri. Di antara mereka tercatat para pelari Peter Some (Kenya), Kenneth Mungara (Kenya) dan Arata Fujiwara serta Yuki Kawauchi dari Jepang. Juara pertama kali ini adalah Kenneth Munggara untuk kategori putra dengan catatan waktu 2:09:00, ia adalah juara tahun lalu.

Posisi kedua ditempati Yuki Kawauchi (Jepang), yang masuk finish secara dramatis satu detik lebih lambat di belakang Munggara, yakni 2:09.01. Sementara itu urutan ketiga putra adalah Abdelhadi El Hachimi dengan catatan waktu 2:10:35.

El Hachimi adalah pelari Belgia yang akan mewakili negaranya ke Olimpiade Rio 2016 dengan lolos kualifikasi atas catatan waktu yang didapatnya tersebut. Munggara yang tahun ini menjadi juara kedua kali secara berturut-turut berjanji akan datang lagi tahun depan. “Dan menjadi juara untuk ketiga kalinya,” ujarnya tersenyum.

Sementara itu di barisan pelari marathon putri, tercatat juara pertama adalah Misato Horie (Jepang) 2:26:40 1; Gulume Chala (Ethiopia) 2:27:49 2, dan Leah Kiprono (Kenya) 2:34:023.

Gold Coast Airport Marathon (GCAM) di Brisbane, Queensland Australia merupakan salah satu ajang maraton popular di dunia. Para atlet elit maupun para penggemar lari menjadikan event maraton di kota pantai tersebut untuk mencatatkan waktu terbaik (personal best) mereka.

Setiap tahun sekitar 27.000 pelari dari berbagai negara berdatangan ke Gold Coast untuk mengikuti ajang maraton. Kategori lomba terdiri full marathon, half marathon (21,1K), 10K dan 5K.

Otoritas Queensland menjadikan ajang GCAM ini lebih dari sekadar lomba lari. "Lomba kali ini merupakan ke-38 kalinya, dan memberikan dampak luar biasa bagi pengembangan kota," ujar Rob Cameroon, CEO GCAM.

Setiap marathon diadakan, setidaknya 70.000 orang berkunjung ke Gold Coast; dengan 27 ribu di antaranya datang berlari. Peserta terdaftar untuk full marathon mencapai sekitar 7.000 orang.

"Kami menyiapkan lintasan lomba secara baik untuk para pelari elite, selain juga memberikan kenyamanan bagi pelari rekreasional," ujar pengarah lomba (race director) GCAM 2016 Cameron Hart. Para pelari dari berbagai negara berdatangan ke kota pantai tersebut. Pelari dari Tiongkok, Jepang, Singapura dan Malaysia mengirim ratusan peserta.

Sementara dari Indonesia, tercatat sebanyak 67 pelari mengambil bagian dalam GCAM tahun ini atau lebih banyak dari tahun lalu yang hanya 40-an orang. Paket-paket wisata juga disiapkan lengkap dengan berbagai variasinya, sehingga diharapkan pelari menghabiskan waktu setidaknya sekitar tiga hari. Dampak ekonomi dari event ini pada tahun lalu tercatat mencapai 22 juta dollar Australia.
(Baca juga: Agus Prayogo Ikut Gold Coast Airport Marathon Jelang Olimpiade)

Kontributor KORAN SINDO
SAFRITA AYU HERMAWAN
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5581 seconds (0.1#10.140)