250 Rudal Hawk Bakal Dikirim ke Ukraina, Taiwan Jadi Target Balas Dendam Rusia?

Selasa, 18 Juli 2023 - 09:08 WIB
loading...
250 Rudal Hawk Bakal Dikirim ke Ukraina, Taiwan Jadi Target Balas Dendam Rusia?
AS akan membeli kembali 250 rudal Hawk dari Taiwan untuk dikirim ke militer Ukraina. Ini bisa membuat Taiwan berisiko jadi target balas dendam Rusia. Foto/The Drive
A A A
TAIPEI - Amerika Serikat (AS) berencana membeli kembali 250 rudal pertahanan udara Hawk dari Taiwan sehingga mereka dapat dikirim ke militer Ukraina. Namun rencana itu menimbulkan kekhawatiran bahwa pulau tersebut bisa menjadi target balas dendam Rusia.

Militer Taiwan secara resmi mempensiunkan rudal anti-pesawat jarak menengah MIM-23 Phase III Hawk yang dibuat oleh produsen senjata Amerika; Raytheon Technologies, pada 29 Juni.

Selama akhir pekan lalu, laporan media Taiwan mengatakan AS tertarik untuk membeli kembali senjata tersebut, yang pertama kali digunakan di pulau itu pada tahun 1960.

Antara tahun 1965 hingga 2017, rudal Hawk telah dikerahkan dalam 41 latihan tempur oleh Angkatan Udara Taiwan.



“Ada laporan bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk membeli kembali rudal Hawk yang dinonaktifkan di Taiwan bulan lalu dan memberikannya ke Ukraina, sebagai bagian dari paket bantuan militer Amerika," tulis
Central News Agency (CNA) dalam laporannya.

Public Television Service, media yang didanai pemerintah di Taipei, mengatakan jika rencana pembelian kembali rudal Hawk dikonfirmasi, dan sistem peluncuran yang sesuai diperoleh, Ukraina akan dapat menggunakan senjata tersebut dengan asumsi mereka masih dalam kondisi baik.

Mengutip sumber militer Taiwan yang tidak disebutkan namanya, surat kabar China Times di Taiwan melaporkan bahwa Taipei dan Washington telah membahas gagasan tersebut selama pertemuan keamanan baru-baru ini tentang apa yang harus dilakukan dengan ratusan rudal Hawk setelah dinonaktifkan.

“AS setuju untuk membeli kembali sebagian besar sistem dan mengirimkannya ke Ukraina untuk memperkuat pertahanan udaranya,” kata sumber itu kepada China Times setelah pertemuan tersebut.

Pada hari Senin (17/7/2023), Kementerian Pertahanan Taiwan menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal rencana tersebut, tetapi mengatakan: "Semua senjata yang dinonaktifkan dan dibuang oleh militer harus mematuhi peraturan yang relevan".
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1555 seconds (0.1#10.140)