BRICS Jadi Magnet Bagi Puluhan Negara, China Goyah Soal Calon Anggota Baru

Selasa, 01 Agustus 2023 - 15:03 WIB
loading...
BRICS Jadi Magnet Bagi Puluhan Negara, China Goyah Soal Calon Anggota Baru
Perluasan anggota BRICS sepertinya masih menjadi dilema, yang bakal dibahas dalam pertemuan puncak di Johannesburg pada 22-24 Agustus 2023, mendatang. Foto/Dok
A A A
BEIJING - Perluasan anggota BRICS sepertinya masih menjadi dilema, yang bakal dibahas dalam pertemuan puncak di Johannesburg pada 22-24 Agustus 2023, mendatang. Pejabat yang dekat dengan masalah ini menyebutkan, bahwa India dan Brazil masih mempertimbangkan soal tawaran China untuk memperluas anggota BRICS.



Sebelumnya China ingin memperluas kelompok pasar negara berkembang BRICS (akronim dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) untuk menumbuhkan pengaruh politiknya dan melawan Amerika Serikat atau AS.

Negara-negara telah mengajukan keberatan dalam pembicaraan persiapan untuk pertemuan puncak di Johannesburg, di mana Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan akan membahas potensi perluasan kelompok BRICS. Kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya seperti dilansir Bloomberg, mengatakan, China telah berulang kali melobi untuk ekspansi.



Di sisi lain puluhan negara sudah bersuara untuk bergabung dengan aliansi, memicu kekhawatiran Barat bahwa gabungan lima ekonomi negara berkembang terdepan itu bergerak untuk menjadi penyeimbang bagi Washington dan Uni Eropa.

Brasil disebutkan, menghindari ekspansi seiring kekhawatiran tersebut, sementara India menginginkan aturan ketat tentang bagaimana dan kapan negara-negara lain dapat bergerak lebih dekat ke BRICS, tanpa secara resmi memperluasnya. Setiap keputusan masih membutuhkan konsensus di antara para anggota yang akan bertemu pertengahan bulan ini.

India dan Brasil ingin menggunakan, KTT itu untuk membahas kemungkinan membawa negara-negara tambahan dengan status pengamat, kata para pejabat. Sementara Afrika Selatan mendukung pembahasan opsi keanggotaan yang berbeda untuk mengakomodasi ini, namun juga tidak terang-terangan menentang ekspansi.

"Pertemuan para pemimpin BRICS tahun lalu mengesahkan perluasan keanggotaan, menambahkan lebih banyak anggota ke BRICS adalah konsensus politik dari lima negara BRICS," kata kementerian luar negeri China dalam menanggapi Bloomberg.

Pertemuan puncak BRICS bertujuan untuk menunjukkan tujuan blok tersebut serta memantapkan dirinya sebagai kekuatan politik dan ekonomi yang serius. Kelompok ini telah membahas potensi pembentukan mata uang bersama, meskipun kemajuan signifikan menuju tujuan itu belum terlihat jelas.

KTT berlangsung pada saat ketegangan meningkat antara Washington dan Beijing, dan setelah Afrika Selatan resah atas kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin. Diyakini Putin akan berpartisipasi secara virtual sehingga Afrika Selatan tidak perlu mengeksekusi surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional untuk Presiden Rusia tersebut.

Dibentuk secara resmi pada 2009-2010, BRICS terus memperluas pengaruh geopolitik yang sesuai dengan jangkauan ekonomi kolektifnya. Anggota BRICS saat ini mewakili lebih dari 42% populasi dunia dan menyumbang 23% dari produk domestik bruto global dan 18% dari perdagangan.

Soal dorongan China untuk ekspansi, sikap India disebut pilih-pilih seputar siapa negara yang berhak bergabung. India telah mengajukan gagasan bahwa BRICS harus melihat ke negara-negara berkembang serta negara-negara demokrasi seperti Argentina dan Nigeria jika mereka ingin memperluas kelompok, dibandingkan Arab Saudi, dengan pemerintahan dinasti dan otokratisnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3378 seconds (0.1#10.140)