Tim Sepatu Roda DIY tak revisi target

Jum'at, 31 Agustus 2012 - 14:28 WIB
Tim Sepatu Roda DIY tak revisi target
Tim Sepatu Roda DIY tak revisi target
A A A
Sindonews.com - Tim Sepatu Roda Daerah Istemewa Yokyakarta (DIY) tidak merevisi target medali pada PON XVIII/2012 Riau mendatang. Di ajang pesta multiolahraga empat tahunan itu, Tim Sepatu Roda DIY mengincar 2 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu.

Pelatih Tim Sepatu Roda DIY Astana Hariawan mengatakan, kekuatan anak asuhnya pada PON memang berkurang satu atlet setelah Kharisma Yudhistira dicoret dari tim. "Meski satu atlet dicoret dari tim, kami tetap menargetkan 2 emas, 1 perak dan 2 perunggu," katanya, Jumat (31/8/2012).

Sebelumnya atlet muda ini diprediksi bisa membawa pulang medali di nomor yang diikutinya, yakni sprint 1.500 meter serta PTP/eliminasi 10.000 meter. Dua nomor tersebut sebelumnya dipercayakan kepada atlet peraih medali emas pada Kejuaraan Sepatu Roda Hamengku Buwono Cup III 2012 tersebut.

Selain itu, dicoretnya Kharisma juga membuat Tim Sepatu Roda DIY tidak bisa mengikuti nomor beregu rally 5.000 putra karena nomor tersebut harus diikuti 3 atlet putra. DIY saat ini tinggal menyisakan 2 atlet putra.

Dicoretnya Kharisma, maka kekuatan Tim Sepatu Roda DIY tinggal 7 atlet. Mereka adalah Anindya Wening Melati, Dinda Hayu Herma, Sugeng Lasono, Benedicta Songga Devy, Assafa'a Raazi Ramadhani, Aradana Wikanestri dan Bayu Aji Saputro. " Dengan kekuatan yang kita miliki, kita optimis bisa merealisasikan target yang sudah ditetapkan," tegasnya.

Menurut dia, peluang mendulang medali emas di atlet putri terutama untuk nomor 5.000 meter. Sedangkan perak kemungkinan besar di nomor sprint 10.000 putra yang dipercayakan kepada Assafa'a Raazi Ramadhani. Untuk perunggu juga di nomor putra yang kemungkinan besar dipersembahkan oleh Sugeng Lasono dan Bayu Aji Saputro.

Lebih lanjut Astana mengatakan, pihaknya mencoret Kharisma karena beberapa pertimbangan. Pertama, atlet yang masih duduk di bangku SMP klas III ini dinilai kurang disiplin saat menjalani latihan, khususnya untuk latihan angka beban. Secara total, tingkat kehadiran latihan atlet muda asal Sleman ini tidak mencapai 90%. "Namun utamanya sebenarnya Kharisma kami proyeksikan untuk PON remaja 2016 mendatang," imbuhnya.

Terpisah, Humas Pengkab Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Sleman, Rakhmat Supriyono mengatakan, ketidakhadiran Kharisma lebih banyak pada sesi latihan angkat bebam. Kharisma enggan mengikuti latihan tersebut karena takut pertumbuhan tubuhnya terhambat. Latihan tersebut belum diajurkan bagi atlet di bawah 17 tahun.

Menurut dia, meski tidak mengikuti latihan bersama tim, Kharisma juga melakukan latihan sendiri bersama teman-temannya. Bahkan tidak jarang menjalanui latihan sampai di luar DIY.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9423 seconds (0.1#10.140)