Pelatih Fokus Benahi Fisik dan Kekuatan Otot

JAKARTA - Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian tak ingin terlalu jemawa dengan keberhasilannya mengantarkan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari merebut medali emas pertama bagi kontingen Indonesia di Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan.

Menurutnya, masih ada pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi. Salah satunya adalah masalah fisik dan kekuatan otot pebulu tangkis yang dinilainya masih terlihat kedodoran.

Itulah kekurangan tim ganda putri yang saat ini perlu dibenahi. "Saya rasa kendala pertama ada di fisik, bukan cuma dari pertahanan, tapi kekuatan otot, dan postur tubuh. Mendapat hasil bagus dalam waktu yang cepat pastinya menjadi keinginan semua orang. Yang susah itu mempertahankan. Saya akan mencoba untuk membantu Greysia/Nitya untuk mempertahankan peak performance mereka, serta menanamkan pola pikir supaya mereka tidak lekas puas," ungkap Eng Hian seperti dikutip Badmintonindonesia, Kamis (2/10).

Melatih sektor ganda putri pasti bukanlah hal yang mudah, terutama jika bicara soal non teknis. Namun Didi panggilan akrab Eng Hian mempunyai resep jitu bagaimana menaklukan perasaan sensitif pebulu tangkis putri Nasional.

Karenanya, kata dia, dirinya sering berdiskusi atau curhat dengan istrinya soal bagaimana menghadapi anak perempuan. "Benar sekali, menangani pemain putri itu lebih ribet karena perasaannya lebih sensitif. Untuk itu saya banyak berdiskusi dengan istri saya soal bagaimana menghadapi anak perempuan."

Lebih lanjut dia menambahkan: "Saya sering cerita soal anak-anak sama istri di rumah, katanya kalau sama perempuan nggak bisa main 'tembak', bisa-bisa anak itu nangis nggak karu-karuan. Istri saya yang juga dekat dengan anak-anak didik saya, sering memberi masukan kalau sebaiknya saya menyelesaikan dengan cara perempuan juga, ha ha ha. Ya, lebih diatur ke kanan, ke kiri dulu, baru ke inti pembicaraannya," tutupnya.