Juri Curang, Sekum IPSI Jabar Undur Diri

Senin, 22 Desember 2014 - 15:57 WIB
Juri Curang, Sekum IPSI Jabar Undur Diri
Juri Curang, Sekum IPSI Jabar Undur Diri
A A A
BANDUNG - Sekretaris Umum (Sekum) Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia (IPSI) Jawa Barat, Dede Iman Nurgana dengan tegas menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan Pengurus Besar (PB) IPSI Pusat sebagai Bidang Pembinaan dan Prestasi. Hal itu merupakan sikap prihatin, terhadap wasit juri yang dianggap tidak sportif dan mencederai filosofi olahraga pencaksilat pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja I/2014 beberapa waktu lalu di Jawa Timur.

Dede Iman mengatakan, adanya unsur kongkalikong dari oknum wasit juri yang saat itu bertugas pada pertandingan atlet tuan rumah Jawa Timur melawan atlet Jawa Barat Paksi Ghifari N yang turun di kelas F. Di mana pada pertandingan tersebut, kata Dede, terlihat dengan jelas tindakan tidak sportif penilaian wasit juri yang lebih memihak kepada alet tuan rumah.

“Langkah pertama, berangkat dari keprihatinan itu saya nyatakan mundur dari PB IPSI. Dan saya kira tiga periode di kepengurusan PB IPSI cukup untuk mengabdikan apa yang saya mampu, apa yang saya bisa. Secara melakukan komunikasi secara lisan, tinggal nanti melalui surat pengunduran diri,”tuturnya.

Dede yang sudah tiga periode menjabat di PB IPSI menegaskan, nilai-nilai sportifitas ditatanan wasit juri ditingkat naional justru mengalami penurunan. Bukan dari kualitas kemampuan wasitnya. Namun dari sisi mental dan serta budi luhur yang tertanam dalam filosifi pencaksilat.

“Kalau murni dari kemampuan wasit juri yang melakukan kesalahan tanpa disengaja masih bisa ditolelir. Tapi kalu kecurangan atas dasar kesengajaan dan ada niat serta indikator adanya persekongkolan, konspirasi, itu jelas sekali terlihat hubungannya dengan mental dan hati. Orang itu sudah punya niat untuk menghancurkan pencak silat. Padahal dia sendiri bagian dari pencak silat, itu yang saya prihatinkan,”tegasnya.

Melihat kejadian seperti itu, ia mengaku gagal membawa virus perbaikan di PB IPSI terutama di wasit juri untuk menjadikan pencak silat ini memiliki nilai luhur sesuai dengan filosofi yang dianut oleh olahraga yang paling bermartabat di bumi pertiwi ini.

Tapi ternyata dalam kenyataanya dirusak oleh orang yang mengaku pendekar silat. Bagi Dede, kemenangan itu bukan tujuan. Kalau kemenangan itu diraih dengan cara-cara yang tidak fair, tidak sportif, apa artinya bagi seorang pelatih. Malah seharusnya merasa malu.

“Saya berangkat dari pelatih, kita jungkir balik mengorbankan tenaga, waktu bahkan materi yang sudah tida terhitung untuk menjadikan atlet itu juara. Tapi ketika atlet kita punya kemampuan yang luar biasa, ternyata dihianati oleh cara-cara seperti itu, pastinya menyakitakan,”ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, yang seharusnya para atlet dapat acuan panutan keteladanan, malah dirusak. Dengan kejadian seperti itu, teknik yang mempuni, kemampuan fisik yang prima, strategi bagus, bahkan dibelakangnya terdapat pelatih yang hebat ternyata tidak berarti apa-apa. Dikalahkan oleh prilaku-prilaku tidak berbudi.

Jika dibandingkan dengan ditingkat Jawa Barat, menurutnya tidak ada wasit juri yang berani seperti itu. Terbukti di beberapa kali event kejuaraan sampai dengan pelaksanaan Porda XII/2014 di Kabupaten Bekasi tidak ada kontoversi yang terjadi.

Untuk itu dirinya ingin menjaga sikap-sikap curang itu dari teman-teman bukan hanya wasit juri, tapi juga semua pelatih pencak silat di Jawa Barat.

“Insya Allah kalau Jabar tidak ada maslah, cuman kalau pesilat atau wasit juri Jabar yang dipanggil di Naisonal, ini yang dikhawatirkan terkontaminasi oleh car-cara seperti itu. harus ada eveluasi besar supaya cabang olahraga ini terjauh dari hal-hal yang merusak mental.

Dede menambahkan, dirinya saat ini akan lebih konsentrasi kepada pencak silat Jawa Barat, dalam menuju Jabar Khaiji di PON XIX/2016. Dimana ia berharap bisa menjadi barometer bukan hanya atlet, tapi juga pelatih dan wasit juri yang memiliki budi luhur dan jiwa sportifitas tinggi.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6288 seconds (0.1#10.140)