Federer Gusar, Jumpa Pers Bahas soal Selfie Penonton
A
A
A
Kejutan selalu datang pada hari awal Prancis Terbuka. Tahun lalu kejutan itu datang dari pemain harapan Jepang Kei Nishiokori yang tersingkir dari lapangan, tiga set langsung.
Tahun ini justru datang dari luar lapangan. Seorang remaja berusia 14 tahun tiba-tiba bisa masuk ke arena dan ber-selfiedengan Roger Federer. Maestro tenis kelahiran Basel, Swiss, itu tampak tenang-tenang saja melayani selfie fans. Tak ada kegusaran, tidak terlihat ketakutan. Namun, dalam konferensi pers di press roomStadion Philippe Chartier, Federer tampak gusar.
”Tidak bisa lagi terjadi semacam ini. Tidak di Roland Garros, tidak di turnamen mana pun,” tandasnya. Ketenangan pemain tidak boleh terusik selama di lapangan. Konferensi pers yang biasanya lebih banyak membahas seputar pertandingan itu kali ini lebih berkutat soal keamanan. Tidak kurang Ernests Gulbis, penakluk Federer setahun lalu pada perempat final 2014, sibuk menjawab soal serupa.
Bedanya, Ernest terlihat lebih santai. ”Kami kantidak berada di medan perang. Tak ada pagar tinggi, tak ada kawat berduri,” katanya. Lagi pula, yang masuk lapangan cuma anak kecil. ”Kalau orangnya gede dan kukuh, saya baru takut. Tapi, memang kejadian semacam ini memang tak boleh terjadi,” katanya.
Penjagaan di Stadion Philippe Chartier memang tidak ketat. Setidaknya ketika Federer melawan Alejandro Falla. Hanya tiap sudut terlihat penjaga keamanan. Mereka ini pun tidak mengarahkan pandangan ke penonton, sebagaimana di US Open atau layaknya pertandingan sepak bola. Penonton bisa melenggang masuk lapangan, minimal mendekati tribune terdepan.
Biasanya memang anak-anak kecil berlarian ke tribune itu sambil membawa bola tenis, buku, atau kaus untuk ditandatangani sang juara. Selama KORAN SINDOmeliput di Roland Garros, tenaga keamanan memang tak pernah menghalangi, selama mereka tidak masuk arena. Kelonggaran inilah yang dimanfaatkan remaja 14 tahun itu untuk mendekati Federer.
Gilbert Ysern, Direktur French Open, juga harus masuk ke ruangan wartawan di Philippe Chartier. ”Saya sudah ke ruang ganti dan minta maaf ke Federer,” katanya. Kejadian dalam pembukaan French Open itu memalukan. ”Keamanan gagal hari ini,” tandasnya. Tidak hanya di Stadion Philippe Chartier yang longgar, Stadion Suzanne Lenglen juga serupa.
Tak ada pagar khusus untuk masuk arena. Sementara 17 arena lain, yang merupakan stadion satelit di Roland Garros, semakin gampang dimasuki penonton. Federer sendiri dalam latihan di stadion satelit ini juga mengeluh karena diganggu selfier. ”Tenaga keamanan tidak berbuat banyak,” ujarnya.
Pada 2009, saat menyelesaikan pertandingan final melawan Robin Soderling, Federer juga didatangi Jimmy Flitz, sekaligus dipeluknya. Pada 2011 final antara Nadal dan Ferrer juga diganggu penonton yang masuk lapangan. Saat itu Gilbert Ysern juga menjabat sebagai direktur. Jumpa pers yang lain, dari Ana Ivanovic, Kei Nishikori, Stan Wawrinka juga diwarnai pertanyaan soal penyusup arena ini. Rata-rata setuju dengan kritik Federer.
Laporan Koresponden KORANSINDO
KRISNA DIANTHA
PRANCIS
Tahun ini justru datang dari luar lapangan. Seorang remaja berusia 14 tahun tiba-tiba bisa masuk ke arena dan ber-selfiedengan Roger Federer. Maestro tenis kelahiran Basel, Swiss, itu tampak tenang-tenang saja melayani selfie fans. Tak ada kegusaran, tidak terlihat ketakutan. Namun, dalam konferensi pers di press roomStadion Philippe Chartier, Federer tampak gusar.
”Tidak bisa lagi terjadi semacam ini. Tidak di Roland Garros, tidak di turnamen mana pun,” tandasnya. Ketenangan pemain tidak boleh terusik selama di lapangan. Konferensi pers yang biasanya lebih banyak membahas seputar pertandingan itu kali ini lebih berkutat soal keamanan. Tidak kurang Ernests Gulbis, penakluk Federer setahun lalu pada perempat final 2014, sibuk menjawab soal serupa.
Bedanya, Ernest terlihat lebih santai. ”Kami kantidak berada di medan perang. Tak ada pagar tinggi, tak ada kawat berduri,” katanya. Lagi pula, yang masuk lapangan cuma anak kecil. ”Kalau orangnya gede dan kukuh, saya baru takut. Tapi, memang kejadian semacam ini memang tak boleh terjadi,” katanya.
Penjagaan di Stadion Philippe Chartier memang tidak ketat. Setidaknya ketika Federer melawan Alejandro Falla. Hanya tiap sudut terlihat penjaga keamanan. Mereka ini pun tidak mengarahkan pandangan ke penonton, sebagaimana di US Open atau layaknya pertandingan sepak bola. Penonton bisa melenggang masuk lapangan, minimal mendekati tribune terdepan.
Biasanya memang anak-anak kecil berlarian ke tribune itu sambil membawa bola tenis, buku, atau kaus untuk ditandatangani sang juara. Selama KORAN SINDOmeliput di Roland Garros, tenaga keamanan memang tak pernah menghalangi, selama mereka tidak masuk arena. Kelonggaran inilah yang dimanfaatkan remaja 14 tahun itu untuk mendekati Federer.
Gilbert Ysern, Direktur French Open, juga harus masuk ke ruangan wartawan di Philippe Chartier. ”Saya sudah ke ruang ganti dan minta maaf ke Federer,” katanya. Kejadian dalam pembukaan French Open itu memalukan. ”Keamanan gagal hari ini,” tandasnya. Tidak hanya di Stadion Philippe Chartier yang longgar, Stadion Suzanne Lenglen juga serupa.
Tak ada pagar khusus untuk masuk arena. Sementara 17 arena lain, yang merupakan stadion satelit di Roland Garros, semakin gampang dimasuki penonton. Federer sendiri dalam latihan di stadion satelit ini juga mengeluh karena diganggu selfier. ”Tenaga keamanan tidak berbuat banyak,” ujarnya.
Pada 2009, saat menyelesaikan pertandingan final melawan Robin Soderling, Federer juga didatangi Jimmy Flitz, sekaligus dipeluknya. Pada 2011 final antara Nadal dan Ferrer juga diganggu penonton yang masuk lapangan. Saat itu Gilbert Ysern juga menjabat sebagai direktur. Jumpa pers yang lain, dari Ana Ivanovic, Kei Nishikori, Stan Wawrinka juga diwarnai pertanyaan soal penyusup arena ini. Rata-rata setuju dengan kritik Federer.
Laporan Koresponden KORANSINDO
KRISNA DIANTHA
PRANCIS
(bbg)