Djokovic Akui Sulit Kalahkan Nadal
A
A
A
TIDAK sampai 1 jam setelah menyingkirkan Jarko Nieminen pada babak pertama Paris Open, Novak Djokovic muncul di press roomPhilippe Chatrier.
Seperti biasa, Djokovic tampil santai dengan setelan celana dan jaket training. Tidak percuma petenis kelahiran Serbia ini dijuluki The Joker. Ketika hakim garis berteriak terlalu keras saat melawan Nieminen, Djokovic memandanginya lekat. Begitu juga ketika seorang wartawan menanyakan tentang dominasi Federer dan Nadal, petenis nomor satu dunia ini melakukan hal serupa.
Meskipun banyak pertanyaan kritis kepadanya, Djokovic menanggapinya sambil tersenyum, bahkan sesekali tertawa. Berbeda dengan Federer yang menjawab dalam 3 bahasa, atau Nadal dengan 2 bahasa, Djokovic cukup melakukan tanya jawab dalam bahasa Inggris.
Apa yang terjadi dalam dunia tenis, jika era Federer dan Nadal berakhir?
Saya harus jawab apa ya. Namun, mungkin itu didasari atas prestasi keduanya selama ini. Tentu juga ditambah dengan tanggung jawab mereka di luar lapangan. Mereka berdua membawa olah raga ini dalam era baru, ke level lebih tinggi.
Bukankah Anda sekarang petenis nomor satu, bagaimana perasaan Anda?
Sebagai petenis nomor satu, saya tentu senang bisa berada di antara mereka dalam era yang sama. Tapi judul itu kansubjektif, semaunya wartawannya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa.
Bagaimana hubungan Anda dengan publik Prancis?Apakah penting disukai orang Prancis seperti Federer?
Tentu saja penting, bahkan penting sekali. Namun, ada turnamen yang akan terus saya ingat secara emosional ketika tahun lalu kalah melawan Nadal. Sambutan publik, meskipun saya kalah, sangat menyentuh hati.
Pada 2006 Anda kalah melawan Nadal, tapi Anda mengatakan tahu bagaimana mengalahkannya. Namun, sampai sekarang Anda belum juga bisa mengalahkannya.
Roland Garros sangat bagus untuk dia, inilah turnamen kesayangannya. Nadal sangat cocok di Paris. Mungkin bisa mengalahkannya dalam satu set. Tapi dengan sistem the best of five, tentu sangat sulit. Setiap pointharus diperjuangkan, dia tidak akan pernah memberikannya dengan mudah, apalagi dengan senjata top spin-nya.
Cuaca seperti apa yang Anda harapkan di Roland Garros agar tahun ini bisa juara?
Saya juga tak suka ada angin di sini. Tapi kondisi apa pun, saya harus siap, karena itu urusan yang di atas. Saya juga harus memikirkan siapa lawan saya. Jadi, memang saya akan menyesuaikan bagaimana cuaca dan siapa lawan di lapangan. Akhirnya memang sulit mengatakan, cuaca apa yang saya inginkan.
Bagaimana dengan wasit di sini, apakah Anda pernah keberatan sampai meminta secara khusus agar tidak diwasiti oleh orang tertentu?
Wasit juga manusia pasti ada kesalahannya. Namun, selama ini saya tidak pernah campur tangan. Tak ada telpon-telponan.Memang ada wasit yang pernah merugikan saya, dan tentu saja saya tak senang. Kalau kemudian saya minta wasit tertentu jangan mewasiti saya dalam waktu tertentu, ini enggak adil untuk dia. Mereka saya liat sudah menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
Krisna Diantha
Koresponden KORANSINDO PRANCIS
Seperti biasa, Djokovic tampil santai dengan setelan celana dan jaket training. Tidak percuma petenis kelahiran Serbia ini dijuluki The Joker. Ketika hakim garis berteriak terlalu keras saat melawan Nieminen, Djokovic memandanginya lekat. Begitu juga ketika seorang wartawan menanyakan tentang dominasi Federer dan Nadal, petenis nomor satu dunia ini melakukan hal serupa.
Meskipun banyak pertanyaan kritis kepadanya, Djokovic menanggapinya sambil tersenyum, bahkan sesekali tertawa. Berbeda dengan Federer yang menjawab dalam 3 bahasa, atau Nadal dengan 2 bahasa, Djokovic cukup melakukan tanya jawab dalam bahasa Inggris.
Apa yang terjadi dalam dunia tenis, jika era Federer dan Nadal berakhir?
Saya harus jawab apa ya. Namun, mungkin itu didasari atas prestasi keduanya selama ini. Tentu juga ditambah dengan tanggung jawab mereka di luar lapangan. Mereka berdua membawa olah raga ini dalam era baru, ke level lebih tinggi.
Bukankah Anda sekarang petenis nomor satu, bagaimana perasaan Anda?
Sebagai petenis nomor satu, saya tentu senang bisa berada di antara mereka dalam era yang sama. Tapi judul itu kansubjektif, semaunya wartawannya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa.
Bagaimana hubungan Anda dengan publik Prancis?Apakah penting disukai orang Prancis seperti Federer?
Tentu saja penting, bahkan penting sekali. Namun, ada turnamen yang akan terus saya ingat secara emosional ketika tahun lalu kalah melawan Nadal. Sambutan publik, meskipun saya kalah, sangat menyentuh hati.
Pada 2006 Anda kalah melawan Nadal, tapi Anda mengatakan tahu bagaimana mengalahkannya. Namun, sampai sekarang Anda belum juga bisa mengalahkannya.
Roland Garros sangat bagus untuk dia, inilah turnamen kesayangannya. Nadal sangat cocok di Paris. Mungkin bisa mengalahkannya dalam satu set. Tapi dengan sistem the best of five, tentu sangat sulit. Setiap pointharus diperjuangkan, dia tidak akan pernah memberikannya dengan mudah, apalagi dengan senjata top spin-nya.
Cuaca seperti apa yang Anda harapkan di Roland Garros agar tahun ini bisa juara?
Saya juga tak suka ada angin di sini. Tapi kondisi apa pun, saya harus siap, karena itu urusan yang di atas. Saya juga harus memikirkan siapa lawan saya. Jadi, memang saya akan menyesuaikan bagaimana cuaca dan siapa lawan di lapangan. Akhirnya memang sulit mengatakan, cuaca apa yang saya inginkan.
Bagaimana dengan wasit di sini, apakah Anda pernah keberatan sampai meminta secara khusus agar tidak diwasiti oleh orang tertentu?
Wasit juga manusia pasti ada kesalahannya. Namun, selama ini saya tidak pernah campur tangan. Tak ada telpon-telponan.Memang ada wasit yang pernah merugikan saya, dan tentu saja saya tak senang. Kalau kemudian saya minta wasit tertentu jangan mewasiti saya dalam waktu tertentu, ini enggak adil untuk dia. Mereka saya liat sudah menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
Krisna Diantha
Koresponden KORANSINDO PRANCIS
(ftr)