Jadi Target FBI, Blatter Dibela Vladimir Putin
A
A
A
MOSKOW - Di tengah insiden penangkapan sembilan pemimpin FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) terkait dugaan kasus korupsi, penyuapan dan pemerasan, menjadikan Presiden FIFA saat ini Joseph Blatter menjadi sorotan. Di bawah kepemimpinan Blatter selama empat kali beruntun, badan sepak bola dunia itu dituding menjadi sarang korupsi. Akibatnya Blatter menjadi target utama FBI, namun pemimpin FIFA itu mendapatkan dukungan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pemimpin salah satu negara adidaya tersebut menyatakan dukungannya kepada Presiden FIFA, Joseph Blatter dan mengkritik Amerika Serikat yang dituding ikut campur secara licik atas tuduhan korupsi kepada beberapa pejabat FIFA asal Amerika Utara. Dari Moskow, Putin menyatakan insiden penangkapan pimpinan FIFA di Zurich tidak lain karena hasutan AS. "Ini adalah upaya nyata untuk menggagalkan pemilihan kembali Blatter sebagai Presiden FIFA," ucap Putin, Kamis (28/5/2015).
(Baca Juga: Pimpinan FIFA Ditangkap, Hari Menyedihkan Buat Sepak Bola)
Seperti diketahui FIFA dijadwalkan bakal menggelar pemilihan Presiden baru yang akan berlangsung, 29 Mei, mendatang dengan dua kandidat yakni Blatter melawan Ali bin Al Hussein yakni pangeran dari Yordania. Sementara itu sebelumnya satu per satu calon memilih mengundurkan diri, sebut saja presiden asosiasi sepak bola Belanda, Michael van Praag serta Jerome Champagne dari Prancis dan mantan pemain timnas Portugal, Luis Figo.
Menjelang pesta badan tertinggi sepak bola dunia, tuntutan penundaan kongres FIFA semakin mencuat setelah penangkapan beberapa petinggi mereka. Bahkan proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang kabarnya bakal di investigasi, membuat Putin geram. "Kami tahu ada tekanan kepada Blatter untuk menggagalkan pagelaran Piala Dunia 2018 dari Rusia," ucap Putin marah.
(Baca Juga: Korupsi FIFA Ancam Pagelaran Piala Dunia 2018-2022)
Putin juga menuding Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran saat mencoba menangkap beberapa petinggi FIFA di Swiss, karena mereka tidak mempunyai yurisdiksi di sana. Para tersangka ditangkap karena permintaan Amerika Serikat yang kemudian meminta mereka diekstradisi. "Mereka bukan warga negara Amerika Utara. AS seharusnya tidak ada hubungannya dengan hal ini," tandasnya.
Pemimpin salah satu negara adidaya tersebut menyatakan dukungannya kepada Presiden FIFA, Joseph Blatter dan mengkritik Amerika Serikat yang dituding ikut campur secara licik atas tuduhan korupsi kepada beberapa pejabat FIFA asal Amerika Utara. Dari Moskow, Putin menyatakan insiden penangkapan pimpinan FIFA di Zurich tidak lain karena hasutan AS. "Ini adalah upaya nyata untuk menggagalkan pemilihan kembali Blatter sebagai Presiden FIFA," ucap Putin, Kamis (28/5/2015).
(Baca Juga: Pimpinan FIFA Ditangkap, Hari Menyedihkan Buat Sepak Bola)
Seperti diketahui FIFA dijadwalkan bakal menggelar pemilihan Presiden baru yang akan berlangsung, 29 Mei, mendatang dengan dua kandidat yakni Blatter melawan Ali bin Al Hussein yakni pangeran dari Yordania. Sementara itu sebelumnya satu per satu calon memilih mengundurkan diri, sebut saja presiden asosiasi sepak bola Belanda, Michael van Praag serta Jerome Champagne dari Prancis dan mantan pemain timnas Portugal, Luis Figo.
Menjelang pesta badan tertinggi sepak bola dunia, tuntutan penundaan kongres FIFA semakin mencuat setelah penangkapan beberapa petinggi mereka. Bahkan proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang kabarnya bakal di investigasi, membuat Putin geram. "Kami tahu ada tekanan kepada Blatter untuk menggagalkan pagelaran Piala Dunia 2018 dari Rusia," ucap Putin marah.
(Baca Juga: Korupsi FIFA Ancam Pagelaran Piala Dunia 2018-2022)
Putin juga menuding Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran saat mencoba menangkap beberapa petinggi FIFA di Swiss, karena mereka tidak mempunyai yurisdiksi di sana. Para tersangka ditangkap karena permintaan Amerika Serikat yang kemudian meminta mereka diekstradisi. "Mereka bukan warga negara Amerika Utara. AS seharusnya tidak ada hubungannya dengan hal ini," tandasnya.
(akr)