Ini Cara KONI DKI Selesaikan Konflik dalam Olahraga

Minggu, 31 Mei 2015 - 06:42 WIB
Ini Cara KONI DKI Selesaikan Konflik dalam Olahraga
Ini Cara KONI DKI Selesaikan Konflik dalam Olahraga
A A A
JAKARTA - Ternyata tidak sedikit gesekan atau konflik yang terjadi di dalam tubuh sejumlah organisasi olahraga di tanah air, khususnya di Jakarta. Namun, Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian menuturkan, pada dasarnya cukup sederhana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Menurut mantan Ketua Umum FORKI DKI Jakarta itu, menyelesaikan konflik-konflik atau pertentangan itu sebenarnya cukup menjalankan regulasi dengan sebenar-benarnya. "Banyaknya konflik yang ada di cabor itu basic-nya cuma satu, di mana mereka salah satunya tidak mau mengakui atau menjalankan aturan undang-undang olahraga atau AD/ART yang ada di cabornya itu, karena kalau semuanya itu sesuai dengan AD/ART enggak akan ada yang ribut," tukas pria yang akrab disapa Eyi.

"Prinsipnya kita lihat garisnya, dalam garis pembentukan organisasi si cabor pemprov ini dia terbentuk harus melalui apa dan kalau semua itu sudah sah, harusnya enggak ada lagi yang bikin-bikin tandingan. Ini kan masalahnya masih aja bikin tandingan-tandingan lagi, rata-rata karena itu sama seperti yang ada di partai, jadi kalau semua dijalankan sesuai aturan pasti gak ada konflik," jelas Eyi, yang juga pernah menjadi atlet karate.

Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi, KONI DKI juga melakukan komunikasi dengan KONI Pusat, salah satu contohnya adalah masalah yang terkait dengan PBSI. Itu semuanya, kata Eyi, dilakukan dengan melakukan diskusi bersama PBSI Pusat, PBSI DKI, dan KONI DKI. "Saya diskusi dulu dengan KONI Pusat, ini terkaitnya bagaimana, tenis meja pecahnya kan dari pusat juga, jadi kita lihat juga inikan selesainya mesti dari atas, anggar juga pecahnya di DKI kalau dari pusat sudah menetapkan mana yang sah tapi ada lagi yang lain menetapkan juga," paparnya.

Di luar permasalahan itu semua, olahraga bagi Eyi merupakan bagian terpenting dari hidup. Selain bagi kesehatan juga berkaitan dengan upaya mengangkat harkat dan martabat bangsa. "Apalagi kalau olahraga itu mengajarkan sportivitas. Jadi kalau saya bicara ya apa adanya, blak-blakan. Jadi saya sekarang fokus untuk olahraga Jakarta untuk berhasil kerja dengan anggaran rasional," pungkas pria yang memberikan banyak sumbangsih dalam cabor karate ini.

Baru-baru ini, Raja Sapta Ervian masuk dalam tokoh muda eksentrik, berkat sejumlah pretasinya di dunia olahraga. Pria kelahiran Jakarta, 5 Februari 1982 itu terpilih menjadi Tokoh Kebangkitan Nasional 2015 termuda dalam kategori Tokoh Populis versi salah satu majalah terbitan Ibukota, Jakarta Review. Dia pun sejajar dengan Kepala BNN, Anang Iskandar; politisi senior PDIP, Jacobus Karmalo Mayongpadang; dan Mantan Wakapolri, Oegroseno dalam acara Malam Anugerah Kebangkitan Nasional 2015 di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (27/5). "Kaget juga sih. Tapi saya memang sudah terbiasa bergaul dengan orang yang jauh lebih tua. Seperti di PBNU saya jadi bendahara berhadapan dengan tokoh-tokoh sepuh," komentarnya seusai menerima penghargaan.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7527 seconds (0.1#10.140)