AS dan Inggris Konspirasi Coba Jatuhkan Blatter
A
A
A
ZURICH - Presiden FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) terpilih untuk masa jabatan empat tahun kedepan yakni, Sepp Blatter menuding ada konspirasi antara sistem peradilan Amerika Serikat (AS) dan media Inggris untuk menjatuhkan dirinya. Terkait 14 nama pejabat FIFA yang tersandung skandal suap hingga sembilan diantaranya yang ditangkap menjelang kongres kemarin menurut Blatter hanya akal-akalan AS.
Sebelumnya seperti diketahui ada sekitar sembilan orang pemimpin FIFA yang ditangkap oleh FBI, kepolisian federal dan pihak keamanan Swiss terkait dugaan penyuapan, penipuan dan pemerasan. Insiden penangkapan itu membuat gempar dunia sepak bola, meski FIFA tetap tidak bergeming dan terus melanjutkan kongres. Blatter sendiri akhirnya terpilih kembali untuk kelima kalinya secara beruntun.
(Baca Juga: Jadi Target FBI, Blatter Dibela Vladimir Putin)
Ketika diminta keterangan mengenai insiden penangkapan pimpinan FIFA, Blatter menuding AS ada dibalik isu korupsi tersebut. "Tidak ada yang mengatakan kepada saya bahwa waktu terjadinya insiden penangkapan itu adalah kebetulan semata karena serangan Amerika ini hanya dua hari sebelum kongres pemilihan presiden FIFA. Saya mencium sesuatu yang tidak benar," jelas Blatter.
"Mereka melakukanya untuk menyentuh saya dan FIFA. Ada tanda-tanda yang tidak bisa diabaikan. Amerika adalah kandidat untuk Piala Dunia 2022 dan mereka kehilangannya. Sedangkan Inggris adalah calon penyelenggara Piala Dunia 2018, jadi saya rasa ini ada konspirasi antara media Inggris dan serangan Amerika," tandasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin yang memberikan dukungan sepenuhnya kepada Blatter sesaat sebelum pemilihan digelar. "Ini adalah upaya nyata untuk menggagalkan pemilihan kembali Blatter sebagai Presiden FIFA. Kami tahu ada tekanan kepada Blatter untuk menggagalkan pagelaran Piala Dunia 2018 dari Rusia dan AS ada hubungannya dengan semua ini," jelas Putin.
Sebelumnya seperti diketahui ada sekitar sembilan orang pemimpin FIFA yang ditangkap oleh FBI, kepolisian federal dan pihak keamanan Swiss terkait dugaan penyuapan, penipuan dan pemerasan. Insiden penangkapan itu membuat gempar dunia sepak bola, meski FIFA tetap tidak bergeming dan terus melanjutkan kongres. Blatter sendiri akhirnya terpilih kembali untuk kelima kalinya secara beruntun.
(Baca Juga: Jadi Target FBI, Blatter Dibela Vladimir Putin)
Ketika diminta keterangan mengenai insiden penangkapan pimpinan FIFA, Blatter menuding AS ada dibalik isu korupsi tersebut. "Tidak ada yang mengatakan kepada saya bahwa waktu terjadinya insiden penangkapan itu adalah kebetulan semata karena serangan Amerika ini hanya dua hari sebelum kongres pemilihan presiden FIFA. Saya mencium sesuatu yang tidak benar," jelas Blatter.
"Mereka melakukanya untuk menyentuh saya dan FIFA. Ada tanda-tanda yang tidak bisa diabaikan. Amerika adalah kandidat untuk Piala Dunia 2022 dan mereka kehilangannya. Sedangkan Inggris adalah calon penyelenggara Piala Dunia 2018, jadi saya rasa ini ada konspirasi antara media Inggris dan serangan Amerika," tandasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin yang memberikan dukungan sepenuhnya kepada Blatter sesaat sebelum pemilihan digelar. "Ini adalah upaya nyata untuk menggagalkan pemilihan kembali Blatter sebagai Presiden FIFA. Kami tahu ada tekanan kepada Blatter untuk menggagalkan pagelaran Piala Dunia 2018 dari Rusia dan AS ada hubungannya dengan semua ini," jelas Putin.
(akr)