Sepp Blatter Dibidik FBI?

Rabu, 03 Juni 2015 - 05:03 WIB
Sepp Blatter Dibidik FBI?
Sepp Blatter Dibidik FBI?
A A A
ZURICH - Spekulasi tentang penyelidikan kasus korupsi yang menyeret nama Sepp Blatter ternyata menjadi topik yang hangat setelah pria berkebangsaan Swiss itu resmi meletakan jabatannya sebagai Presiden FIFA. Menurut laporan media di Amerika Serikat, ia tengah diselidiki oleh pejabat AS sebagai bagian dari penyelidikan kasus korupsi yang menimpa Federasi Sepak Bola Dunia.

Pekan lalu, sembilan pejabat FIFA diamankan FBI menyusul dugaan korupsi, penyuapan hingga pemerasan telah mencoreng citra Federasi Sepak Bola Dunia. Setelah penangkapan itu jaksa penuntut AS menuding beberapa pejabat FIFA melakukan pemerasan, penipuan dan pencucian uang yang melibatan puluhan juta dolar selama waktu 24 tahun.

Mereka yang dituntut dalam kasus di AS itu dituduh menerima suap dan sogokan yang diperkirakan mencapai lebih dari USD150 juta atau setara dengan Rp 1,9 triliun dalam periode waktu 24 tahun, mulai tahun 1991. Nama pejabat lain yang ditangkap, yakni Eduardo Li, Julio Rocha, Costas Takkas, Eugenio Figuerido yang juga merupakan wakil presiden, Rafael Esquivel, dan Jose Maria Marin. Sementara itu Jaksa penuntut di Swiss juga telah membuka investigasi terpisah untuk menelisik proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar. (Baca juga: Ini Detail Kasus Korupsi FIFA)

Dalam konferensi persnya, Blatter telah berulang kali mengaku tidak bersalah atas tuduhan korupsi. "Komite eksekutif yang merupakan perwakilan dari konfederasi sudah melebihi batas atau telah melewati batas. Namun tindakan apapun yang mereka lakukan sudah pasti akan menyeret FIFA alias FIFA dipaksa bertanggung jawab. Sekarang kita perlu perubahan struktural yang mengakar," jelas Blatter, disela-sela pernyataan pengunduran dirinya sebagai Presiden FIFA seperti dikutip ABC News, Rabu (3/6/2015).

Blatter telah bekerja dengan FIFA selama 40 tahun. Pertama kali ia melantai di Zurich diawali dengan menjabat sebagai kepala pemasaran dan selanjutnya menjadi sekretaris jenderal pada1981. Tujuh tahun kemudian impian pria berusia 79 tahun menduduki jabatan sebagai Presiden FIFA baru terlaksana setelah mengambil alih posisi Joao Havelange, yang selama kepemimpinannya juga dibayangi oleh skandal korupsi.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6492 seconds (0.1#10.140)