Prediksi Juventus vs Barcelona: Ajang Pembuktian Pelatih Underdog
A
A
A
BERLIN - Final Liga Champions musim 2014-2015 selain menjadi panggung pertarungan dua klub terbaik benua Eropa ketika Juventus menghadapi Barcelona di Berlin, Minggu (7/6) dini hari mendatang WIB, sepertinya juga akan jadi pembuktian pelatih underdog pada kedua kubu. Sejak Luis Enrique dan Massimiliano Allegri dipilih menangani klubnya masing-masing, beragam cercaan dan ketidakpercayaan menghampiri mereka. Namun keduanya membuktikan mampu membawa Juve dan Barca berjaya di kompetisi domestik.
Allegri yang datang sebagai pelatih anyar musim ini menggantikan Antonio Conte yang sebelumnya tampil luar biasa bersama skuat Si Nyonya Tua, membuat dirinya diragukan banyak pihak. Krisis kepercayaan fans Juventini -sebutan fans setia Juve-, lantaran hasil negatif dan kegagalan Max Allegri sewaktu menukangi AC Milan yang membuatnya harus kehilangan kursi kepelatihan pada Januari 2013, lalu.
(Baca Juga: Juventus Ditinggal Tiga Pemain di Final)
Juventini menganggap kapasitas Allegri tidak cukup mumpuni untuk menggantikan Conte yang telah memberikan gelar Scudetto tiga kali beruntun. Menanggapi keraguan fans, Allegri saat itu mengatakan menyadari tugas berat untuk mempertahankan skuat kebanggaan kota Turin itu pada musim 2014-2015. Tidak hanya pekerjaan pokoknya sebagai juru taktik, tapi juga merepresentasikan klub seperti yang dilakukan Conte.
"Saya mengerti sikap fans, Saya akan memenangkan (hati) mereka dengan kerja keras, rasa hormat, profesionalisme dan hasil positif. Kemudian para fans akan punya alasan untuk mengenal saya lebih dekat. Tugas saya sangat berat untuk menggantikan Conte," kata Allegri saat baru dipilih menggantikan Conte.
(Baca Juga: Prediksi Juventus vs Barcelona: Mustahil Hentikan La Pulga)
Pada musim perdananya, Allegri langsung menjawab keraguan tersebut dengan membawa Juve tetap mendominasi di liga domestik dengan mengunci dua gelar yakni Scudetto Liga Italia musim 2014-2015 dengan mengalahkan rival mereka AS Roma serta mengangkat trofi Coppa Italia. Bahkan hebatnya lagi Juve dibawanya ke ambang sejarah bila mampu meraih kemenangan di final Liga Champions, untuk membuatnya sebagai tim asal Italia kedua yang mampu meraih gelar treble winners.
Hal tidak jauh berbeda juga dialami Luis Enrique yang pada musim perdananya menangani Barcelona, Ia selalu menjadi sasaran kritik sepanjang musim ini. Rotasi pemain yang kerap dipergakan Enrique bahkan sempat membuat dirinya terlibat konflik sengit dengan penggawa bintang skuat Catalan. Keraguan publik kepada Enrique, karena dinilai tidak cukup punya pengalaman untuk menangani klub sebesar La Blaugrana -julukan Barca-.
Sebelum melatih Barca, Enrique baru pernah melatih klub Barcelona B, AS Roma dan Celta Vigo. Minimnya pengalaman yang dimiliki oleh Enrique menjadi alasan bagi para pendukung Barcelona untuk tidak berharap banyak dari pelatih berusia 45 tahun tersebut. Walaupun sempat dicibir di awal musim dan sempat dikabarkan berseteru dengan Lionel Messi di pertengahan musim, namun Enrique menunjukkan jika dirinya memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk menahkodai Lionel Messi dan kawan-kawan.
Cibiran dan hinaan kepada Enrique mulai terhapus, seiring dua gelar domestik yakni Liga Spanyol dan Copa del Rey yang sudah diraih Barca musim 2014-2015 ini. Gelar domestik pertama yang diraih Enrique membawanya ke buku sejarah sebagai pelatih kelima Barca yang mampu merebut gelar juara di musim perdana. Hebatnya lagi sang pelatih berpeluang mengantarkan Barcelona meraih treble winner di musim ini untuk kedua kalinya sepanjang sejarah klub.
Menghadapi Juventus di final Liga Champions, akhir pekan ini akan jadi pembuktian terakhir buat Enrique bila dirinya layak disandingkan dengan beberapa pelatih hebat di Eropa. Tujuan yang sama juga dibawa Allegri dengan ambisi membawa Juve kembali berjaya di Eropa, setelah absen sekian lama di kasta tertinggi Benua Biru tersebut. Kita tunggu saja siapa pelatih underdog yang mampu meraih kesuksesan luar biasa, musim ini.
Allegri yang datang sebagai pelatih anyar musim ini menggantikan Antonio Conte yang sebelumnya tampil luar biasa bersama skuat Si Nyonya Tua, membuat dirinya diragukan banyak pihak. Krisis kepercayaan fans Juventini -sebutan fans setia Juve-, lantaran hasil negatif dan kegagalan Max Allegri sewaktu menukangi AC Milan yang membuatnya harus kehilangan kursi kepelatihan pada Januari 2013, lalu.
(Baca Juga: Juventus Ditinggal Tiga Pemain di Final)
Juventini menganggap kapasitas Allegri tidak cukup mumpuni untuk menggantikan Conte yang telah memberikan gelar Scudetto tiga kali beruntun. Menanggapi keraguan fans, Allegri saat itu mengatakan menyadari tugas berat untuk mempertahankan skuat kebanggaan kota Turin itu pada musim 2014-2015. Tidak hanya pekerjaan pokoknya sebagai juru taktik, tapi juga merepresentasikan klub seperti yang dilakukan Conte.
"Saya mengerti sikap fans, Saya akan memenangkan (hati) mereka dengan kerja keras, rasa hormat, profesionalisme dan hasil positif. Kemudian para fans akan punya alasan untuk mengenal saya lebih dekat. Tugas saya sangat berat untuk menggantikan Conte," kata Allegri saat baru dipilih menggantikan Conte.
(Baca Juga: Prediksi Juventus vs Barcelona: Mustahil Hentikan La Pulga)
Pada musim perdananya, Allegri langsung menjawab keraguan tersebut dengan membawa Juve tetap mendominasi di liga domestik dengan mengunci dua gelar yakni Scudetto Liga Italia musim 2014-2015 dengan mengalahkan rival mereka AS Roma serta mengangkat trofi Coppa Italia. Bahkan hebatnya lagi Juve dibawanya ke ambang sejarah bila mampu meraih kemenangan di final Liga Champions, untuk membuatnya sebagai tim asal Italia kedua yang mampu meraih gelar treble winners.
Hal tidak jauh berbeda juga dialami Luis Enrique yang pada musim perdananya menangani Barcelona, Ia selalu menjadi sasaran kritik sepanjang musim ini. Rotasi pemain yang kerap dipergakan Enrique bahkan sempat membuat dirinya terlibat konflik sengit dengan penggawa bintang skuat Catalan. Keraguan publik kepada Enrique, karena dinilai tidak cukup punya pengalaman untuk menangani klub sebesar La Blaugrana -julukan Barca-.
Sebelum melatih Barca, Enrique baru pernah melatih klub Barcelona B, AS Roma dan Celta Vigo. Minimnya pengalaman yang dimiliki oleh Enrique menjadi alasan bagi para pendukung Barcelona untuk tidak berharap banyak dari pelatih berusia 45 tahun tersebut. Walaupun sempat dicibir di awal musim dan sempat dikabarkan berseteru dengan Lionel Messi di pertengahan musim, namun Enrique menunjukkan jika dirinya memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk menahkodai Lionel Messi dan kawan-kawan.
Cibiran dan hinaan kepada Enrique mulai terhapus, seiring dua gelar domestik yakni Liga Spanyol dan Copa del Rey yang sudah diraih Barca musim 2014-2015 ini. Gelar domestik pertama yang diraih Enrique membawanya ke buku sejarah sebagai pelatih kelima Barca yang mampu merebut gelar juara di musim perdana. Hebatnya lagi sang pelatih berpeluang mengantarkan Barcelona meraih treble winner di musim ini untuk kedua kalinya sepanjang sejarah klub.
Menghadapi Juventus di final Liga Champions, akhir pekan ini akan jadi pembuktian terakhir buat Enrique bila dirinya layak disandingkan dengan beberapa pelatih hebat di Eropa. Tujuan yang sama juga dibawa Allegri dengan ambisi membawa Juve kembali berjaya di Eropa, setelah absen sekian lama di kasta tertinggi Benua Biru tersebut. Kita tunggu saja siapa pelatih underdog yang mampu meraih kesuksesan luar biasa, musim ini.
(akr)