Keretakan Internal Mercedes
A
A
A
GRAND Prix (GP) Monaco yang baru saja berakhir menjadi buah bibir ketika tim Mercedes melakukan blunder dalam hal pengaturan strategi yang dibayar mahal dengan hilangnya poin kemenangan yang seharusnya hampir pasti diraih Lewis Hamilton.
Saya menyaksikan dari studio FOX Sports dan masih segar dalam ingatan betapa terkejutnya saya ketika melihat mereka menarik Hamilton yang sedang memimpin di belakang safety carpada babak terakhir balapan. Mungkin dari perhitungan data mereka menunjukkan ada selisih jarak yang cukup bagi mereka untuk melakukan pit-stopdengan nyaman dan mempertahankan posisi teratas, tapi dengan selisih hanya beberapa detik manuver ini sangatlah berisiko.
Yang lebih penting lagi, jika pembalap kehilangan posisi di trek Monaco, akan hampir mustahil bagi mereka menyalip lawannya dan walaupun Anda harus memiliki kepercayaan terhadap data yang Anda kumpulkan. Bagi saya, itu tetap sebuah keputusan yang sangat berbahaya. Saya juga tidak memungkiri kalau kinerja para kru di pit-stopsangatlah konsisten beberapa tahun terakhir ini.
Namun, kesempatan menyalip di Monaco sangatlah rendah bila dibandingkan dengan kemungkinan adanya blunder di pit-stopdan kita semua tahu bagaimana mudahnya pistol pembuka roda yang macet dapat membuat perhitungan stop Anda berantakan. Sayang, itulah yang terjadi dengan Hamilton, tertahan di posisi ketiga dan tidak mampu menyalip ke depan walaupun dengan karet ban yang lebih baru.
Satu hari setelah balapan selesai, saya tidak bisa berhenti memikirkan tentang komentar yang dilontarkan tentang apa kemungkinan yang bisa membuat sebuah tim juara dunia melakukan kesalahan seperti ini. Hanya anggota tim Mercedes yang tahu dengan pasti apa yang terjadi dan pada saat ini mereka semua bungkam terhadap pertanyaan tersebut. Namun, ada beberapa hal yang bisa kita coba analisis.
Pertama, Hamilton memberitahukan bahwa ban mobilnya menjadi dingin ketika berada di belakang safety carsetelah tim memberikan perintah tetap berada di trek. Jadi, bisa dilihat bahwa komentar dari Hamilton memiliki efek yang cukup besar karena bisa membuat tim merevisi perintah mereka. Kedua, pada wawancara setelah balapan Nikki Lauda mengatakan bahwa dia telah meminta maaf kepada kru Hamilton.
Hal ini mencuatkan sebuah tanda tanya besar bagi saya mengenai kenapa dia harus meminta maaf? Sejauh yang saya mengerti adalah kru Hamilton yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan dalam balapan. Hal ini mengindikasikan bahwa seseorang (atau beberapa orang lain) terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dua poin ini sepertinya memberikan sinyal adanya perpecahan dalam proses pengambilan keputusan.
Hal ini mengindikasikan bahwa orang yang mengambil keputusan terpengaruh oleh Hamilton atau lebih parahnya adalah dipaksa untuk mengubah keputusannya oleh orang lain yang seharusnya tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Apakah ini kembali terjadi GP Kanada dini hari nanti? ?
Mantan Pembalap F1, Analis di FOX Sports
Alex Yoong
Saya menyaksikan dari studio FOX Sports dan masih segar dalam ingatan betapa terkejutnya saya ketika melihat mereka menarik Hamilton yang sedang memimpin di belakang safety carpada babak terakhir balapan. Mungkin dari perhitungan data mereka menunjukkan ada selisih jarak yang cukup bagi mereka untuk melakukan pit-stopdengan nyaman dan mempertahankan posisi teratas, tapi dengan selisih hanya beberapa detik manuver ini sangatlah berisiko.
Yang lebih penting lagi, jika pembalap kehilangan posisi di trek Monaco, akan hampir mustahil bagi mereka menyalip lawannya dan walaupun Anda harus memiliki kepercayaan terhadap data yang Anda kumpulkan. Bagi saya, itu tetap sebuah keputusan yang sangat berbahaya. Saya juga tidak memungkiri kalau kinerja para kru di pit-stopsangatlah konsisten beberapa tahun terakhir ini.
Namun, kesempatan menyalip di Monaco sangatlah rendah bila dibandingkan dengan kemungkinan adanya blunder di pit-stopdan kita semua tahu bagaimana mudahnya pistol pembuka roda yang macet dapat membuat perhitungan stop Anda berantakan. Sayang, itulah yang terjadi dengan Hamilton, tertahan di posisi ketiga dan tidak mampu menyalip ke depan walaupun dengan karet ban yang lebih baru.
Satu hari setelah balapan selesai, saya tidak bisa berhenti memikirkan tentang komentar yang dilontarkan tentang apa kemungkinan yang bisa membuat sebuah tim juara dunia melakukan kesalahan seperti ini. Hanya anggota tim Mercedes yang tahu dengan pasti apa yang terjadi dan pada saat ini mereka semua bungkam terhadap pertanyaan tersebut. Namun, ada beberapa hal yang bisa kita coba analisis.
Pertama, Hamilton memberitahukan bahwa ban mobilnya menjadi dingin ketika berada di belakang safety carsetelah tim memberikan perintah tetap berada di trek. Jadi, bisa dilihat bahwa komentar dari Hamilton memiliki efek yang cukup besar karena bisa membuat tim merevisi perintah mereka. Kedua, pada wawancara setelah balapan Nikki Lauda mengatakan bahwa dia telah meminta maaf kepada kru Hamilton.
Hal ini mencuatkan sebuah tanda tanya besar bagi saya mengenai kenapa dia harus meminta maaf? Sejauh yang saya mengerti adalah kru Hamilton yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan dalam balapan. Hal ini mengindikasikan bahwa seseorang (atau beberapa orang lain) terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dua poin ini sepertinya memberikan sinyal adanya perpecahan dalam proses pengambilan keputusan.
Hal ini mengindikasikan bahwa orang yang mengambil keputusan terpengaruh oleh Hamilton atau lebih parahnya adalah dipaksa untuk mengubah keputusannya oleh orang lain yang seharusnya tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Apakah ini kembali terjadi GP Kanada dini hari nanti? ?
Mantan Pembalap F1, Analis di FOX Sports
Alex Yoong
(ars)