Meruntuhkan Bursa Taruhan dan Prediksi

Selasa, 09 Juni 2015 - 09:15 WIB
Meruntuhkan Bursa Taruhan dan Prediksi
Meruntuhkan Bursa Taruhan dan Prediksi
A A A
PESTAitu sebenarnya disiapkan untuk Novak Djokovic, sebagai salah satu petenis dalam tahun yang sama, berhasil mengumpulkan semua trofi grand slam.

Termasuk, prediksi bahwa petenis kelahiran Serbia tersebut akan menguasai Wimbledon dan Amerika Serikat Terbuka, hanya soal waktu. Pasar taruhan memasang perbandingan 5:1. Jajak pendapat koran Le Equippejuga memberikan dukungan 75% untuk kejayaan Djokovic. Matts Wilanders, komentator televisi Eurosport, mengaku akan terheran heran jika Nole, sebutan petenis nomor satu ini, tidak berhasil mengangkat Coupes des Mousquetaires di Roland Garros.

Set pertama sesuai dengan skenario itu. Djokovic menguncinya dengan skor 6-4 , setelah mematahkan servis Wawrinka lantaran double fault-nya pada gamekeenam. Langkah Djokovic mengikuti rekor Rod Laver dan Donald Budge, sebagai petenis pengoleksi empat grand slam pada tahun yang sama, tampak mulus. Teriakan kemenangan Djokovic pada set ini, yang begitu keras, menunjukkan semakin dekatnya impian itu.

Persiapan pesta itu mulai terancam ketika pada set kedua, dalam skor 4 - 5 untuk Wawrinka, Djokovic gagal mengembalikan back handlawan. Set ketiga Djokovic berkali-kali harus melirik ke boks duo pelatihnya, Boris Becker dan Marian Vajda. Hal serupa juga dilakukan Djokovic pada set keempat saat melawan Andy Murray pada semifinal. Inilah tanda bahwa rencana A tidak berjalan sebagaimana mestinya, sedangkan rencana B juga belum sesuai harapannya.

Wawrinka, pada set ini, tidak lagi sebagai juara kebetulan ketika mengalahkan Nadal yang dibekap sakit punggung di Australia Terbuka 2014. Namun, muncul sebagai Stan The Man, sebagai laki-laki yang menyingkirkan Federer dan Tsonga pada babak sebelumnya. Pada set keempat, apa boleh buat, pesta itu memang harus ditunda Djokovic dan team-nya. Wawrinka menyelesaikan set keempat melalui match ballkeduanya, setelah back hand-nya mendarat di sisi kanan Djokovic yang tak bisa berbuat banyak.

SuksesWawrinkatidakdatang begitusaja. Adaduaorangyangcukup berjasadalamkariernya, MagnusNormandanPierre Paganini. Normanpula yangmendampingiWawrinkadi AustraliaTerbuka2014. Normanjuga yangmemompakepercayaandirinya. ”Ada potensi dalam Wawrinka, selama ini kurang terasah,” kata pelatih yang juga mendampingi Robin Soderlings aat mengalahkanNadaldiRolandGaros 2009.

Sementara Pierre Paganini adalah pelatih kebugaran. Paganini dianggap tepat bagi petenis yang sering berlaga hingga lima set, sebagaimana Stanilas Wawrinka. Persiapan Wawrinka menuju Roland Garros tidak semulus Djokovic. Bahkan, dalam jangka waktu Februari hingga Maret, Wawrinka sering kandas pada babak pertama.

Hanya di Chennai, Rotterdam, dan Madrid, Wawrinka mulai terlihat cemerlang. Sepekan sebelum ke Roland Garros dia malah kandas pada babak kedua di Jenewa Terbuka, Swiss. Rumah tangganya juga kandas, meskipun hal ini juga dianggap sebagai pemicu perjuangannya di lapangan tenis.

Laporan Koresponden Koran sindo
Krisna Diantha
Prancis
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5909 seconds (0.1#10.140)