Emas Kedua
A
A
A
SINGAPURA - Atlet berkuda Indonesia Larasati Gading kembali menyumbangkan medali emas buat kontingen Indonesia di SEA Games 2015 setelah menjadi yang terbaik pada nomor individu dressage di Singapore Turf Club Riding Centre, Singapura, kemarin.
Mantan model itu mengaku cukup senang dengan hasil yang diperolehnya kali ini. Apalagi, rekannya, Alvaro Menayang, sukses mempersembahkan perunggu di pertandingan tersebut. Namun, dia mengaku tidak puas dengan performa yang ditunjukkannya bersama kudanya yang diberi nama Wallenstein 145 yang mencatatkan skor 74.300. Namun, torehan itu sudah cukup membuatnya unggul dari atlet tuan rumah Singapura, Pei- Jia Chew dengan 72.775 poin.
”Tadi saya sempat salah jalan sehingga saya harus improvisasi agar menemukan jalan yang sama dan akhirnya bisa. Top skornya pun bedanya sedikit dengan atlet Singapura,” kata Larasati seusai pertandingan. ”Alfaro juga luar biasa bagus meraih posisi ketiga dengan persiapan yang cukup minim,” ujarnya. Keberhasilan ini menjadi emas kedua bagi Larasati buat Merah Putih di SEA Games kali ini. Sebelumnya, bersama Alfaro dan Ferry Wahyu Hadiyanto, dia juga mempersembahkan emas dari nomor tim dressage.
Alhasil, dua emas yang ditargetkan Satuan Pelaksana (Satlak) Indonesia Emas (Prima) untuk cabang equestrian terpenuhi. Bahkan, cabang equestrian masih membuka peluang untuk menambah pundi-pundi medali buat Indonesia. Nomor individual jumping jadi nomor terakhir yang diperlombakan untuk cabang ini, Rabu (10/6), setelah di nomor team jumping, Indonesia gagal total.
”Indonesia masih punya harapan. Sebab, jumping berbeda dengan dressage dan segala kemungkinan masih bisa terjadi. Andry Prasetyono dan Ferry akan jadi andalan Indonesia untuk nomor individual jumping,” ujar Sekjen Federasi Equestrian Indonesia (EFI) Prasetyana Sumiskum. Sementara itu, tim dayung Indonesia berhasil menambah dua medali emas. Namun, prestasi ini tetap membuat target empat medali emas dari Pengurus Besar (PB) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) tak tercapai setelah hanya mengumpulkan 3 medali emas, 4 perak, dan 6 perunggu sepanjang ajang tersebut.
Meski begitu, para atlet Indonesia sudah menunjukkan penampilan terbaik. Khususnya pasangan Gandie/ Mugi Harjito yang baru dipasangkan pada tahun ini. Buktinya, dua atlet ini sukses menjadi yang tercepat pada nomor K2-200 m di Marina Channel, Singapura, kemarin. Gandie/Mugi mencatatkan waktu tercepat 35.009 detik untuk merebut medali emas pertamanya dan unggul tipis 0,330 detik dari pasangan tuan rumah Muhammad Syaheenul Aiman Nasiman/Mervyn Yingjie Toh.
Sementara perunggu direbut pasangan Thailand, Chatkamon Maneejak/Chanrit Chakkian. Bagi Mugi, medali emas ini merupakan yang pertama bagi dirinya. SEA Games 2015 Singapura juga merupakan pengalaman pertamanya dia tampil di multiajang dua tahunan tersebut. ”Tentu saya senang sekali bisa mendapatkan medali emas pertama ini di nomor yang juga pertama kali saya ikuti ini. Ini berkat kerja keras selama persiapan hingga berlatih di Portugal,” kata Mugi.
Sementara itu, Spens Stuber Mehue, menjadi penyumbang medali emas terakhir bagi tim Kano Indonesia. Turun pada nomor C-1 200 meter, atlet asal Putali, Papua, itu, sukses mengakhiri lomba sepanjang 200 meter dengan catatan waktu 43,212 detik. Dia unggul 0,140 detik atas atlet Myanmar Maung dan atlet Filipina, Hermie Macaranas yang meraih perunggu.
”Kuncinya tadi adalah start yang bagus. Dalam perlombaan sprint ini, start merupakan yang terpenting dan untungnya saya bisa melakukannya dengan cepat. Hasil latihan bersama dengan Novak Ferenc juga membuat saya lebih kuat lagi dalam mendayung. Dia menekankan untuk meningkatkan tenaga dalam mengayuh,” kata Spens.
Raikhul amar
Mantan model itu mengaku cukup senang dengan hasil yang diperolehnya kali ini. Apalagi, rekannya, Alvaro Menayang, sukses mempersembahkan perunggu di pertandingan tersebut. Namun, dia mengaku tidak puas dengan performa yang ditunjukkannya bersama kudanya yang diberi nama Wallenstein 145 yang mencatatkan skor 74.300. Namun, torehan itu sudah cukup membuatnya unggul dari atlet tuan rumah Singapura, Pei- Jia Chew dengan 72.775 poin.
”Tadi saya sempat salah jalan sehingga saya harus improvisasi agar menemukan jalan yang sama dan akhirnya bisa. Top skornya pun bedanya sedikit dengan atlet Singapura,” kata Larasati seusai pertandingan. ”Alfaro juga luar biasa bagus meraih posisi ketiga dengan persiapan yang cukup minim,” ujarnya. Keberhasilan ini menjadi emas kedua bagi Larasati buat Merah Putih di SEA Games kali ini. Sebelumnya, bersama Alfaro dan Ferry Wahyu Hadiyanto, dia juga mempersembahkan emas dari nomor tim dressage.
Alhasil, dua emas yang ditargetkan Satuan Pelaksana (Satlak) Indonesia Emas (Prima) untuk cabang equestrian terpenuhi. Bahkan, cabang equestrian masih membuka peluang untuk menambah pundi-pundi medali buat Indonesia. Nomor individual jumping jadi nomor terakhir yang diperlombakan untuk cabang ini, Rabu (10/6), setelah di nomor team jumping, Indonesia gagal total.
”Indonesia masih punya harapan. Sebab, jumping berbeda dengan dressage dan segala kemungkinan masih bisa terjadi. Andry Prasetyono dan Ferry akan jadi andalan Indonesia untuk nomor individual jumping,” ujar Sekjen Federasi Equestrian Indonesia (EFI) Prasetyana Sumiskum. Sementara itu, tim dayung Indonesia berhasil menambah dua medali emas. Namun, prestasi ini tetap membuat target empat medali emas dari Pengurus Besar (PB) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) tak tercapai setelah hanya mengumpulkan 3 medali emas, 4 perak, dan 6 perunggu sepanjang ajang tersebut.
Meski begitu, para atlet Indonesia sudah menunjukkan penampilan terbaik. Khususnya pasangan Gandie/ Mugi Harjito yang baru dipasangkan pada tahun ini. Buktinya, dua atlet ini sukses menjadi yang tercepat pada nomor K2-200 m di Marina Channel, Singapura, kemarin. Gandie/Mugi mencatatkan waktu tercepat 35.009 detik untuk merebut medali emas pertamanya dan unggul tipis 0,330 detik dari pasangan tuan rumah Muhammad Syaheenul Aiman Nasiman/Mervyn Yingjie Toh.
Sementara perunggu direbut pasangan Thailand, Chatkamon Maneejak/Chanrit Chakkian. Bagi Mugi, medali emas ini merupakan yang pertama bagi dirinya. SEA Games 2015 Singapura juga merupakan pengalaman pertamanya dia tampil di multiajang dua tahunan tersebut. ”Tentu saya senang sekali bisa mendapatkan medali emas pertama ini di nomor yang juga pertama kali saya ikuti ini. Ini berkat kerja keras selama persiapan hingga berlatih di Portugal,” kata Mugi.
Sementara itu, Spens Stuber Mehue, menjadi penyumbang medali emas terakhir bagi tim Kano Indonesia. Turun pada nomor C-1 200 meter, atlet asal Putali, Papua, itu, sukses mengakhiri lomba sepanjang 200 meter dengan catatan waktu 43,212 detik. Dia unggul 0,140 detik atas atlet Myanmar Maung dan atlet Filipina, Hermie Macaranas yang meraih perunggu.
”Kuncinya tadi adalah start yang bagus. Dalam perlombaan sprint ini, start merupakan yang terpenting dan untungnya saya bisa melakukannya dengan cepat. Hasil latihan bersama dengan Novak Ferenc juga membuat saya lebih kuat lagi dalam mendayung. Dia menekankan untuk meningkatkan tenaga dalam mengayuh,” kata Spens.
Raikhul amar
(ars)