Impossible Is Nothing
A
A
A
KALLANG - Dalam sejarahnya, tim nasional Indonesia U-23 kerap inferior di hadapan Thailand U-23. Namun, Garuda Muda harus tetap menjaga optimismenya kala kembali bentrok The War Elephants pada semifinal SEA Games 2015 di Stadion Jalan Besar, Kalang, Singapura, malam ini.
Masih terngiang dalam ingatan bagaimana Thailand U-23 melibas Garuda Muda6-0 pada fase grup Asian Games 2014 lalu di Incheon, Korea Selatan (Korsel). Pada SEA Games 2013 di Myanmar, Manahati Lestusen dkk juga dua kali menyerah dari Negeri Gajah Putih itu 1-4 pada fase grup dan 0-1 pada final. Kini Garuda Muda kembali berhadapan dengan sang juara bertahan yang sebagian anggota skuadnya masih sama dan alumnus tim senior yang membawa Thailand juara Piala AFF 2014. Sulit, itu pasti.
Namun, dalam sepak bola dikenal istilah impossible is nothing, tak ada yang mustahil. Apalagi, Indonesia U-23 kali ini mendapat suntikan tujuh darah muda jebolan timnas U-19 yang sukses meraih Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo. Mereka adalah Evan Dimas, Zulfiandi, Paulo Oktovianus Sitanggang, Muchlis Hadi, Hargianto, Hansamu Yama, dan Ilham Udin Armaiyn.
”Kami harus kerja keras. Seluruh pemain Thailand harus diwaspadai, tapi jangan sampai terlalu menganggap kalau Thailand lebih bagus dari kami. Kami harus percaya diri dan optimistis. Kami ingin menang dan mohon doa dari masyarakat Indonesia,” ucap Evan, yang memuncaki top skor sementara dengan torehan empat gol.
Ya, sikap percaya diri yang dicampur militansi di atas lapangan seperti itu yang mampu membuat Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri mampu secara mengejutkan melibas Korsel U-19 pada kualifikasi Piala Asia U-19, dua tahun lalu. Padahal, saat itu Korsel datang dengan status juara bertahan. Indonesia U-23 pun pernah mampu menjinakkan Thailand U-23 dengan skor 3-1 pada SEA Games 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 13 November 2011.
Artinya, Garuda Muda harus tetap menjaga mimpi meraih medali emas pada SEA Games kali ini, meski rintangan berat menghadang. ”Thailand salah satu tim terbaik di kawasan ini (Asia Tenggara). Namun, di sepak bola, segala sesuatunya bisa terjadi,” ujar Pelatih Indonesia U-23 Aji Santoso. Mantan pemain yang pernah mempersembahkan medali emas pada SEA Games 1991 itu pun menyiapkan segala cara untuk memenangkan pertandingan nanti.
Sementara ini dia fokus mengembalikan kebugaran pasukannya. Ya, tim lawan punya masa recovery yang lebih banyak. Thailand memainkan laga terakhirnya kala menang 3-1 atas Vietnam, Rabu (10/6). Sementara Indonesia memastikan tiket semifinal sebagai runnerup Grup A setelah menggerus tuan rumah Singapura 1-0, Kamis (11/6).
Abdul haris
Masih terngiang dalam ingatan bagaimana Thailand U-23 melibas Garuda Muda6-0 pada fase grup Asian Games 2014 lalu di Incheon, Korea Selatan (Korsel). Pada SEA Games 2013 di Myanmar, Manahati Lestusen dkk juga dua kali menyerah dari Negeri Gajah Putih itu 1-4 pada fase grup dan 0-1 pada final. Kini Garuda Muda kembali berhadapan dengan sang juara bertahan yang sebagian anggota skuadnya masih sama dan alumnus tim senior yang membawa Thailand juara Piala AFF 2014. Sulit, itu pasti.
Namun, dalam sepak bola dikenal istilah impossible is nothing, tak ada yang mustahil. Apalagi, Indonesia U-23 kali ini mendapat suntikan tujuh darah muda jebolan timnas U-19 yang sukses meraih Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo. Mereka adalah Evan Dimas, Zulfiandi, Paulo Oktovianus Sitanggang, Muchlis Hadi, Hargianto, Hansamu Yama, dan Ilham Udin Armaiyn.
”Kami harus kerja keras. Seluruh pemain Thailand harus diwaspadai, tapi jangan sampai terlalu menganggap kalau Thailand lebih bagus dari kami. Kami harus percaya diri dan optimistis. Kami ingin menang dan mohon doa dari masyarakat Indonesia,” ucap Evan, yang memuncaki top skor sementara dengan torehan empat gol.
Ya, sikap percaya diri yang dicampur militansi di atas lapangan seperti itu yang mampu membuat Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri mampu secara mengejutkan melibas Korsel U-19 pada kualifikasi Piala Asia U-19, dua tahun lalu. Padahal, saat itu Korsel datang dengan status juara bertahan. Indonesia U-23 pun pernah mampu menjinakkan Thailand U-23 dengan skor 3-1 pada SEA Games 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 13 November 2011.
Artinya, Garuda Muda harus tetap menjaga mimpi meraih medali emas pada SEA Games kali ini, meski rintangan berat menghadang. ”Thailand salah satu tim terbaik di kawasan ini (Asia Tenggara). Namun, di sepak bola, segala sesuatunya bisa terjadi,” ujar Pelatih Indonesia U-23 Aji Santoso. Mantan pemain yang pernah mempersembahkan medali emas pada SEA Games 1991 itu pun menyiapkan segala cara untuk memenangkan pertandingan nanti.
Sementara ini dia fokus mengembalikan kebugaran pasukannya. Ya, tim lawan punya masa recovery yang lebih banyak. Thailand memainkan laga terakhirnya kala menang 3-1 atas Vietnam, Rabu (10/6). Sementara Indonesia memastikan tiket semifinal sebagai runnerup Grup A setelah menggerus tuan rumah Singapura 1-0, Kamis (11/6).
Abdul haris
(bbg)