Mihajlovic, Allegri, dan Perjudian Milan
A
A
A
MILAN - AC Milan resmi melantik Sinisa Mihajlovic untuk menjadi pelatih menggantikan Filippo Inzaghi. Pria berusia 46 tahun ini jadi pelatih Rossonerri setelah melepas jabatan sebagai pelatih Sampdoria.
Beban berat tentu ada di pundak Mihajlovic untuk mengangkat Milan dari keterpurukan. Miha -sapaan akrab Mihajlovic- mengemban misi setidaknya membawa Milan kembali ke Liga Champions.
Misi itu jugalah yang membuat Filippo Inzaghi dipecat. Alih-alih mengangkat posisi Milan, Pippo hanya mampu membuat Milan finis di posisi sepuluh.
Setiap menunjuk seorang pelatih baru, klub pasti paham bahwa dirinya sedang berjudi. Apakah pelatih ini akan membawa kesuksesan atau malah sebaliknya.
Hal ini pun rasanya sudah dipahami para petinggi Milan jika berkaca pada tawaran kontrak kepada Miha yang hanya berdurasi dua musim. Milan tak ingin dampak dari perjudian ini meluas.
Selepas memecat Inzaghi, Milan memang tidak punya banyak alternatif pelatih pengganti yang bagus. Sebelum menunjuk Mihajlovic, Milan dikaitkan dengan nama-nama seperti Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp, dan Unai Emery termasuk Mihajlovic.
Namun, Ancelotti dan Klopp memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia kepelatihan. Sedangkan, Emery lebih memilih untuk bertahan di Sevilla.
Praktis hanya Mihajlovic target yang paling mungkin didapat. Sayangnya, catatan manajerial Miha jika dibandingkan dengan nama-nama itu belumlah sepadan.
Miha mengawali karir kepelatihannya di Bologna. Bersama Rossoblu -julukan Bologna- Miha hanya bertahan satu musim. Hasil buruk yang diraih tim membuat manajemen memecatnya di akhir musim 2009.
Kemudian, Miha pun berkelana ke sejumlah klub papan tengah Italia lain macam Catania dan Fiorentina juga tim nasional Serbia. Di sana, Miha hanya bertahan satu musim.
Pada November 2013, Mihajlovic didapuk menjadi pelatih Sampdoria. Bersama Il Samp catatan manajerial Miha sedikit membaik: membawa Sampdoria terhindar dari degradasi di musim pertama dan kemudian finis di posisi ketujuh pada musim kedua.
Tidak ada trofi yang berhasil diraih Miha sepanjang karir kepelatihannya. Miha juga belum berpengalaman di Liga Champions.
Mengulangi Kesuksesan Allegri
Terlepas dari hal itu, Milan tampaknya ingin mengulangi kesuksesan penunjukan Massimiliano Allegri di musim 2010. Kala itu, Allegri juga datang ke Milan dengan hanya berbekal kesuksesan membawa Cagliari finis di papan tengah.
Namun hal itu ternyata tidak menghalangi Allegri untuk berprestasi. Tiga setengah musim menangani Milan, Allegri sukses mempersembahkan gelar juara Liga Italia musim 2010/11 dan Piala Super Italia pada 2011.
Bukan tidak mungkin, Miha mampu mengulangi kesuksesan pendahulunya itu. Apalagi, manajemen Milan juga sudah berkomitmen ingin mendatangkan pemain kelas dunia pada bursa transfer musim panas ini.
Geoffrey Kondogbia, Jackson Martinez, dan Miranda adalah nama-nama yang dikaitkan dengan juara tujuh kali Liga Champions tersebut. Belum lagi nama Zlatan Ibrahimovic yang santer diberitakan bakal kembali bergabung ke San Siro.
Hasil dari perjudian Milan ini baru akan terlihat minimal di pertengahan musim. Jika sukses, Milan bisa saja balik ke Liga Champions atau bahkan meraih trofi yang otomatis membuka kemungkinan perpanjangan kontrak Mihajlovic. Jika tidak, Milan harus bersiap untuk berjudi lagi.
Beban berat tentu ada di pundak Mihajlovic untuk mengangkat Milan dari keterpurukan. Miha -sapaan akrab Mihajlovic- mengemban misi setidaknya membawa Milan kembali ke Liga Champions.
Misi itu jugalah yang membuat Filippo Inzaghi dipecat. Alih-alih mengangkat posisi Milan, Pippo hanya mampu membuat Milan finis di posisi sepuluh.
Setiap menunjuk seorang pelatih baru, klub pasti paham bahwa dirinya sedang berjudi. Apakah pelatih ini akan membawa kesuksesan atau malah sebaliknya.
Hal ini pun rasanya sudah dipahami para petinggi Milan jika berkaca pada tawaran kontrak kepada Miha yang hanya berdurasi dua musim. Milan tak ingin dampak dari perjudian ini meluas.
Selepas memecat Inzaghi, Milan memang tidak punya banyak alternatif pelatih pengganti yang bagus. Sebelum menunjuk Mihajlovic, Milan dikaitkan dengan nama-nama seperti Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp, dan Unai Emery termasuk Mihajlovic.
Namun, Ancelotti dan Klopp memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia kepelatihan. Sedangkan, Emery lebih memilih untuk bertahan di Sevilla.
Praktis hanya Mihajlovic target yang paling mungkin didapat. Sayangnya, catatan manajerial Miha jika dibandingkan dengan nama-nama itu belumlah sepadan.
Miha mengawali karir kepelatihannya di Bologna. Bersama Rossoblu -julukan Bologna- Miha hanya bertahan satu musim. Hasil buruk yang diraih tim membuat manajemen memecatnya di akhir musim 2009.
Kemudian, Miha pun berkelana ke sejumlah klub papan tengah Italia lain macam Catania dan Fiorentina juga tim nasional Serbia. Di sana, Miha hanya bertahan satu musim.
Pada November 2013, Mihajlovic didapuk menjadi pelatih Sampdoria. Bersama Il Samp catatan manajerial Miha sedikit membaik: membawa Sampdoria terhindar dari degradasi di musim pertama dan kemudian finis di posisi ketujuh pada musim kedua.
Tidak ada trofi yang berhasil diraih Miha sepanjang karir kepelatihannya. Miha juga belum berpengalaman di Liga Champions.
Mengulangi Kesuksesan Allegri
Terlepas dari hal itu, Milan tampaknya ingin mengulangi kesuksesan penunjukan Massimiliano Allegri di musim 2010. Kala itu, Allegri juga datang ke Milan dengan hanya berbekal kesuksesan membawa Cagliari finis di papan tengah.
Namun hal itu ternyata tidak menghalangi Allegri untuk berprestasi. Tiga setengah musim menangani Milan, Allegri sukses mempersembahkan gelar juara Liga Italia musim 2010/11 dan Piala Super Italia pada 2011.
Bukan tidak mungkin, Miha mampu mengulangi kesuksesan pendahulunya itu. Apalagi, manajemen Milan juga sudah berkomitmen ingin mendatangkan pemain kelas dunia pada bursa transfer musim panas ini.
Geoffrey Kondogbia, Jackson Martinez, dan Miranda adalah nama-nama yang dikaitkan dengan juara tujuh kali Liga Champions tersebut. Belum lagi nama Zlatan Ibrahimovic yang santer diberitakan bakal kembali bergabung ke San Siro.
Hasil dari perjudian Milan ini baru akan terlihat minimal di pertengahan musim. Jika sukses, Milan bisa saja balik ke Liga Champions atau bahkan meraih trofi yang otomatis membuka kemungkinan perpanjangan kontrak Mihajlovic. Jika tidak, Milan harus bersiap untuk berjudi lagi.
(sha)