Rahasia Sukses Rio
A
A
A
SPIELBERG - Kemenangan Rio Haryanto pada balapan GP2 Austria, Minggu (21/6), memang sangat mengesankan. Padahal, kondisi mobil pembalap Indonesia ini tidak sempurna saat bertarung di lomba sprint race tersebut.
Rio terbilang bukan pemilik mobil tercepat di lintasan tersebut. Meskipun kecepatannya sangat kurang, faktanya dia masih tetap bisa mengontrol balapan dari tikungan pertama hingga menyentuh garis finis terdepan. Ini bukti bahwa ketenangan dan kinerja dari tim Campos Racing menjadi peran paling penting untuk meraih kemenangan keduanya musim ini.
Pembalap berusia 22 tahun ini mengaku tidak mudah mendapatkan kemenangan ini. Dia selalu mendapatkan tekanan besar sepanjang lomba berlangsung. Sejak awal balapan dia ditempel ketat pembalap asal Rusia Artem Markelov. Namun, tekanan itu hanya berlangsung separuh balapan. Tetapi, Rio tidak langsung nyaman di posisi depan.
Dia kembali tertekan dari pemimpin klasemen sementara pembalap asal Belgia Stoffel Vandoorne yang mampu menyusul ke posisi kedua meski start dari posisi kedelapan. Pembalap kelahiran Surakarta, 22 Januari 1993 ini, terus mendapatkan perlawanan dari juara di Sprint Race GP2 Austria, Sabtu (20/6). Beruntung, dengan gaya balapan yang dingin dan penuh ketenangan, Rio selalu berhasil menutup celah lawannya untuk menyalip.
Strategi itu dilakukan secara konsisten hingga akhir balapan. Jelas, itu menjadi kunci kemenangan Rio, meski mobilnya tak secepat milik Markelov ataupun Vandoorne di sirkuit Red Bull Ring itu. Rio menjelaskan bagaimana cara dia memenangkan balapan seperti dilansir situs resmi GP2 Series.
Rio ini kemenangan kedua bagi Anda. Sepanjang balapan Anda dalam tekanan dari Artem Markelov dan kemudian Stroffel Vandoorne. Bagaimana mobil Anda?
Ini sangat sulit. Jika melihat hasil di kualifikasi bahwa perbedaan performa antara mobil-mobil kami sangat kecil. Sepanjang lomba perbedaannya masih kecil dan saya pikir orang-orang di belakang saya lebih mudah mengejar . Ini adalah momen tersulit perlombaan karena saya mencoba mengurangi gap di sektor 2, tapi mereka lalu mengejar saya di sektor 1 dan 3. Sulit, tapi saya berusaha semampu saya dan tampil tanpa kesalahan.
Momen yang paling menegangkan selama balapan?
Pada satu titik Markelov berusaha menyalip saya pada tikungan 3. Saya berusaha menghindar tapi kami melakukan kontak dan sayap depan saya rusak. Setelah itu mobil mengalami under steer. Saya tidak menyerah dan terus berusaha sebaik mungkin. Luar biasa rasanya mendapat kemenangan kedua ini.
Anda bangkit setelah balapan tanpa poin di GP Monaco?
Monaco sangat sulit. Kami mengalami situasi perlombaan menit akhir. Saya keluar dengan ban licin pada kualifikasi dan hujan turun ketika saya keluar dari jalur pit. Kondisi lalu terasa berat dan saya harus pituntuk ganti ban basah. Saya kehilangan 2 atau 3 lap pada saat itu. Saya kesulitan menaikkan temperatur di ban. Pada feature racesaya mulai dari belakang dan tak bisa berbuat banyak karena ini adalah Monaco. Sulit sekali menyalip. Karena itu, senang sekali saya bisa kembali ke podium hari ini.
Apa target Anda pada race berikutnya di Silverstone?
Silverstone adalah salah satu trek tersulit untuk ban. Saya dapat finis peringkat kedua pada sprint race dua tahun lalu jadi saya menantikan balapan nanti. Saya pikir kami punya kesempatan bagus untuk mencetak poin bagus di sana...
Raikhul amar
Rio terbilang bukan pemilik mobil tercepat di lintasan tersebut. Meskipun kecepatannya sangat kurang, faktanya dia masih tetap bisa mengontrol balapan dari tikungan pertama hingga menyentuh garis finis terdepan. Ini bukti bahwa ketenangan dan kinerja dari tim Campos Racing menjadi peran paling penting untuk meraih kemenangan keduanya musim ini.
Pembalap berusia 22 tahun ini mengaku tidak mudah mendapatkan kemenangan ini. Dia selalu mendapatkan tekanan besar sepanjang lomba berlangsung. Sejak awal balapan dia ditempel ketat pembalap asal Rusia Artem Markelov. Namun, tekanan itu hanya berlangsung separuh balapan. Tetapi, Rio tidak langsung nyaman di posisi depan.
Dia kembali tertekan dari pemimpin klasemen sementara pembalap asal Belgia Stoffel Vandoorne yang mampu menyusul ke posisi kedua meski start dari posisi kedelapan. Pembalap kelahiran Surakarta, 22 Januari 1993 ini, terus mendapatkan perlawanan dari juara di Sprint Race GP2 Austria, Sabtu (20/6). Beruntung, dengan gaya balapan yang dingin dan penuh ketenangan, Rio selalu berhasil menutup celah lawannya untuk menyalip.
Strategi itu dilakukan secara konsisten hingga akhir balapan. Jelas, itu menjadi kunci kemenangan Rio, meski mobilnya tak secepat milik Markelov ataupun Vandoorne di sirkuit Red Bull Ring itu. Rio menjelaskan bagaimana cara dia memenangkan balapan seperti dilansir situs resmi GP2 Series.
Rio ini kemenangan kedua bagi Anda. Sepanjang balapan Anda dalam tekanan dari Artem Markelov dan kemudian Stroffel Vandoorne. Bagaimana mobil Anda?
Ini sangat sulit. Jika melihat hasil di kualifikasi bahwa perbedaan performa antara mobil-mobil kami sangat kecil. Sepanjang lomba perbedaannya masih kecil dan saya pikir orang-orang di belakang saya lebih mudah mengejar . Ini adalah momen tersulit perlombaan karena saya mencoba mengurangi gap di sektor 2, tapi mereka lalu mengejar saya di sektor 1 dan 3. Sulit, tapi saya berusaha semampu saya dan tampil tanpa kesalahan.
Momen yang paling menegangkan selama balapan?
Pada satu titik Markelov berusaha menyalip saya pada tikungan 3. Saya berusaha menghindar tapi kami melakukan kontak dan sayap depan saya rusak. Setelah itu mobil mengalami under steer. Saya tidak menyerah dan terus berusaha sebaik mungkin. Luar biasa rasanya mendapat kemenangan kedua ini.
Anda bangkit setelah balapan tanpa poin di GP Monaco?
Monaco sangat sulit. Kami mengalami situasi perlombaan menit akhir. Saya keluar dengan ban licin pada kualifikasi dan hujan turun ketika saya keluar dari jalur pit. Kondisi lalu terasa berat dan saya harus pituntuk ganti ban basah. Saya kehilangan 2 atau 3 lap pada saat itu. Saya kesulitan menaikkan temperatur di ban. Pada feature racesaya mulai dari belakang dan tak bisa berbuat banyak karena ini adalah Monaco. Sulit sekali menyalip. Karena itu, senang sekali saya bisa kembali ke podium hari ini.
Apa target Anda pada race berikutnya di Silverstone?
Silverstone adalah salah satu trek tersulit untuk ban. Saya dapat finis peringkat kedua pada sprint race dua tahun lalu jadi saya menantikan balapan nanti. Saya pikir kami punya kesempatan bagus untuk mencetak poin bagus di sana...
Raikhul amar
(ftr)