BCA Indonesia Open Jadi Ajang Pemersatu Bangsa

Senin, 08 Juni 2015 - 21:43 WIB
BCA Indonesia Open Jadi Ajang Pemersatu Bangsa
BCA Indonesia Open Jadi Ajang Pemersatu Bangsa
A A A
JAKARTA - Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua. Pesan bersejarah yang biasanya dikumandangkan setiap tanggal 28 Oktober untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda itu, tercermin dalam pentas BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015. Berbagai masyarakat dari Sabang sampai Merauke, bahkan Indonesia hingga melintasi benua ke daratan Eropa semuanya tertuju pada turnamen bulu tangkis berhadiah total hingga Rp 10 miliar ini.

Tahun ini BCA Indonesia Open 2015 yang didukung oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation menggelar kegiatannya di Istora Senayan, Jakarta, 2-7 Juni. Keberadaan ajang ini sekan menghapus ingatan masyarakat Indonesia terhadap kisruh sepak bola yang dilakoni oleh PSSI dan Kemenpora RI. Masyarakat mendapat hiburan segar di tengah keringnya tontonan sepak bola yang tiap tahun memang selalu dinantikan.

Kini, pandangan masyarakat tak lagi tertuju ke lapangan rumput berisi 22 pemain yang beradu kemampuan demi memperebutkan si kulit bundar. Pandangan khalayak ramai lebih mengarah ke Istora, dimana para pebulutangkis profesional unjuk kemampuan untuk meraih gelar bergengsi di nomor perorangan.

Di kelas tunggal putra ada atlet terbaik dunia seperi Chen Long (Tiongkok), Lin Dan (Tiongkok), Srikanth Kidambi (India) serta pebulutangkis muda Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Ginting. Sementara tunggal putri diisi nama yang tidak kalah beken seperti Li Xuerui (China), Saina Nehwal (India), Carolina MarĂ­n (Spanyol), Wang Yihan (China) dan atlet kebanggaan Indonesia antara lain Lindaweni Fanetri serta Maria Febe Kusumastuti.

Pada dua nomor tunggal, wakil Indonesia gagal mencapai babak final. Meski begitu, kemeriahan tetap dirasakan para penonton. Sebab terjadi kejutan karena yang keluar sebagai juara justru bukan pebulutangkis peringkat lima besar dunia.

Pada nomor tungga putra, Kento Momota asal Jepang yang menyandang status sebagai unggulan delapan dinobatkan sebagai yang terbaik. Bertarung menghadapi Jorgensen si ranking tiga dunia, Momota menang 16-21, 21-19 dan 21-7.

Sedangkan di nomor tunggal putri, Ratchanok Intanon asal Thailand keluar sebagai juara. Unggulan keenam dunia itu mengalahkan pebulutangkis Jepang, Yui Hashimoto, 21-11 dan 21-10.

Selain nomor tunggal, Indonesia juga belum beruntung di tiga kelas ganda. Satu-satunya wakil Indonesia yang bisa lolos ke final adalah Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Namun ganda putri Indonesia itu gagal meraih gelar juara usai dikalahkan pasangan Tiongkok, Tang Jinhua/Tian Qing dengan skor 11-21 dan 10-21.

Tak hanya ganda putri, Tiongkok juga berkuasa di nomor ganda putra dan campuran. Pada ganda putra, Tiongkok menempatkan satu wakilnya yakni Zhang Nan/Fu Haifeng. Sayangnya mereka kalah 16-21, 21-16 dan 19-21 dari ganda putra Korea Selatan, Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol.

Sementara di nomor ganda campuran, dua pesertanya sama-sama berasal dari Negeri Tirai Bambu. Pada babak final, terjadi pertemuan Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan Xu Chen/Ma Jin. Usai melewati pertarungan sengit, Xu Chen/Ma Jin menang 21-17 dan 21-16.

Selama enam hari, kemeriahan acara ini tak hanya terjadi di dalam lapangan. Masyarakat yang datang ke Istora juga bisa menikmati beragam fasilitas seperti area musik, kuliner, ATM, serta pelukis tatto yang bertugas menggambar bendera kontestan turnamen di pipi atau lengan pengunjung sebagai bentuk dukungan terhadap para atlet.

Untuk media massa sendiri disiapkan ruang khusus yang berfungsi sebagai tempat menulis naskah berita. Di beberapa sudut juga dipasang layar raksasa yang menayangkan pertandingan secara langsung sehingga bisa dinikmati masyarakat lainnya di luar Istora.

Meski Indonesia masih gagal meraih gelar juara, nyatanya masyarakat tetap antusias berdatangan ke Istora. Para pecinta bulu tangkis dari berbagai daerah berkumpul di satu tempat demi memberikan dukungan sembari berteriak #EaaForIndonesia.
(bep)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5591 seconds (0.1#10.140)