Lepas Jabatan, Djohar Akan Disidang PSSI
A
A
A
JAKARTA - Jabatan Dewan Kehormatan PSSI kini tak lagi tertanam dalam diri Djohar Arifin. Di hadapan awak media, Djohar menegaskan bahwa sudah melepas jabatan tersebut sejak 24 Juni 2015 atau sehari setelah direkrut kubu Kemenpora RI untuk mengurus turnamen sepak bola di Indonesia.
"Saya mengundurkan diri sebagai ketua atau anggota kehormatan PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015 di Surabaya. Pengunduran diri ini karena kepengurusan hasil KLB Surabaya tidak mendapat pengakuan dari pemerintah Republik Indonesia. Surat pengunduran diri ini telah disampaikan ke staf dan sekretariat PSSI," ucap Djohar, Rabu (1/7/2015).
"Pemberitahuan resmi bahwa pemerintah tidak mengakui KLB Surabaya saya dapatkan langsung dari Menpora pada pertemuan tanggal 23 Juni 2015. Oleh karena itu saya mengundurkan diri dari kepengurusan PSSI hasil KLB Surabaya sejak 24 Juni 2015. Pengunduran diri ini tidak ada tekanan ada ancaman. Pengunduran diri ini murni keinginan saya sendiri," sambungnya.
Meski sudah melepas jabatannya, Djohar tak serta merta lolos dari permasalahan. PSSI tetap akan membawa mantan ketua umumnya ke meja persidangan. Djohar dianggap telah melanggar kode etik dalam tubuh PSSI. (Baca juga: Hot News, Kongkalikong Apa Djohar & Menpora?)
"Tetap ada sidang walau Djohar mundur. Namun, soal kapan Djohar akan dipanggil, itu Komite Etika yang akan memutuskan," ungkap Tommy Welly selaku Juru Bicara PSSI.
Pelaggaran Djohar bermula saat dirinya memenuhi panggilan Kemenpora. Secara mengejutkan, Djohar yang saat itu masih berada di bawah naungan keluarga besar PSSI justru memberikan dukungannya terhadap keputusan Kemenpora yang hingga kini masih tetap ngotot membekukan induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
"Saya mengundurkan diri sebagai ketua atau anggota kehormatan PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015 di Surabaya. Pengunduran diri ini karena kepengurusan hasil KLB Surabaya tidak mendapat pengakuan dari pemerintah Republik Indonesia. Surat pengunduran diri ini telah disampaikan ke staf dan sekretariat PSSI," ucap Djohar, Rabu (1/7/2015).
"Pemberitahuan resmi bahwa pemerintah tidak mengakui KLB Surabaya saya dapatkan langsung dari Menpora pada pertemuan tanggal 23 Juni 2015. Oleh karena itu saya mengundurkan diri dari kepengurusan PSSI hasil KLB Surabaya sejak 24 Juni 2015. Pengunduran diri ini tidak ada tekanan ada ancaman. Pengunduran diri ini murni keinginan saya sendiri," sambungnya.
Meski sudah melepas jabatannya, Djohar tak serta merta lolos dari permasalahan. PSSI tetap akan membawa mantan ketua umumnya ke meja persidangan. Djohar dianggap telah melanggar kode etik dalam tubuh PSSI. (Baca juga: Hot News, Kongkalikong Apa Djohar & Menpora?)
"Tetap ada sidang walau Djohar mundur. Namun, soal kapan Djohar akan dipanggil, itu Komite Etika yang akan memutuskan," ungkap Tommy Welly selaku Juru Bicara PSSI.
Pelaggaran Djohar bermula saat dirinya memenuhi panggilan Kemenpora. Secara mengejutkan, Djohar yang saat itu masih berada di bawah naungan keluarga besar PSSI justru memberikan dukungannya terhadap keputusan Kemenpora yang hingga kini masih tetap ngotot membekukan induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
(bep)