Luka messi

Senin, 06 Juli 2015 - 10:22 WIB
Luka messi
Luka messi
A A A
SANTIAGO - Dianggap sebagai pemain terbaik dunia saat ini dan bahkan sepanjang masa, Lionel Messi menyaksikan pintu untuk mempersembahkan prestasi bagi Argentina perlahan menutup.

Pertanyaan akan muncul dalam benak Messi apakah dirinya bisa melakukannya setelah merasakan kekalahan ketiga di final.

Partai puncak Copa America 2015 merupakan penderitaan teranyarnya. Keraguan Messi bakal bertambah besar karena Argentina ditaklukkan Cile, negara yang mesti menunggu selama 99 tahun demi meraih prestasi. Sebelumnya sosok kelahiran Rosario itu juga terpukul pada laga pamungkas Copa America 2007 dan Piala Dunia 2014. Messi sebenarnya sudah berupaya keras.

Di Estadio Nacional, dini hari kemarin, dia menjadi satu-satunya algojo yang sukses menunaikan tugas pada drama adu penalti. Sementara sepakan Gonzalo Higuain melambung dan tendangan Ever Banega ditepis Claudio Bravo. Sayang, Messi tidak bersinar pada 120 menit pertandingan sehingga Argentina tidak perlu mengikuti babak tos-tosan. Dribelnya sering dihentikan lawan, baik secara sah maupun ilegal. Sedangkan permainan keseluruhan Argentina tidak mengalir.

Menginjak usia 28 tahun, Messi memiliki sejumlah peluang menuntaskan dahaga. Copa America akan kembali digelar musim panas tahun depan untuk merayakan 100 tahun penyelenggaraan kompetisi tersebut. Turnamen yang digelar di Amerika Serikat tersebut nantinya turut melibatkan anggota CONCACAF. Jika tetap gagal, ada pula Piala Dunia 2018 atau Copa America 2019. Pada dua ajang itu, Messi masih pada usia produktif. Kalau belum juga berjaya, pemain terbaik dunia empat kali itu boleh menjajal Piala Dunia 2022.

“Messi pasti merasa frustrasi karena seluruh mata tertuju kepadanya. Tapi, setidaknya dia punya kesempatan, tidak seperti beberapa pemain lain di skuad Argentina saat ini,” tutur striker Argentina Ezequiel Lavezzi, dikutip La Nacion. “Kekalahan ini meninggalkan kesan buruk. Kami semua berpikir inilah waktu kami meraih gelar.” Kekecewaan di pentas internasional tidak pelak membayangi karier Messi.

Dia boleh menghibur diri mempertimbangkan banyaknya pemenang Ballon d'Or yang urung merebut trofi internasional, salah satunya rival abadi Cristiano Ronaldo. Namun, terlepas kebrilianan yang membuatnya dikagumi pencinta sepak bola di seluruh penjuru muka bumi, ayah satu putra ini kurang layak dicap pemain terbaik sepanjang masa akibat keterpurukan bersama La Albiceleste. Messi dinilai belum berada pada level sejajar dengan Diego Maradona atau Pele.

“Kami seperti terkena karma dan mesti hidup dalam siksaan. Hanya itu penjelasan yang masuk akal bagi saya. Semoga di masa depan Argentina memenangkan sesuatu,” kata gelandang Argentina Javier Mascherano.

Harley ikhsan
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6697 seconds (0.1#10.140)