4 Tanda Kebangkitan Marc Marquez
A
A
A
ARAGON - Ambisi Marc Marquez meraih gelar juara dunia MotoGP untuk tiga tahun berturut-turut tak mudah diwujudkan. Sebab sejauh ini ia masih terpaku di peringkat empat klasemen pembalap.
Poin Marquez tertinggal dari Andrea Iannone, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Nama terakhir sukses memuncaki klasemen paruh musim karena selalu naik podium dalam sembilan kali balapan.
Meski begitu, Marquez tidak pesimistis. Ia tetap yakin bisa mempertahankan gelar juara yang diraihnya pada 2013 dan 2014. Marquez telah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan saat tampil dominan di Sirkuit Sachsenring Jerman.
Selain itu, berikut ini tanda-tanda kebangkitan Marquez jelang paruh kedua musim balap tahun ini. (Baca juga : Empat Terobosan Tim Balap MotoGP di Paruh Musim Pertama)
1. Kemenangan penutup paruh musim
Kemenangan di Sirkuit Sachsenring Jerman terasa istimewa karena mampu meningkatkan kepercayaan diri Marquez jelang hadapi paruh kedua musim ini. Bagi Marquez, kemenangan itu tidak hanya menambah poinnya, namun juga menegaskan keperkasaannya sebagai penakluk Sachsenring di semua kelas yang dia geluti. Untuk kelas premier, Marquez tiga tahun secara beruntun keluar sebagai juara di lintasan 3,7 km tersebut.
2. Rossi mulai khawatir
Kekhawatiran Rossi terhadap kebangkitan Marquez tidak terletak pada kesuksesan Si Bayi Alien menjuarai GP Jerman, atau menutup paruh musim dengan kemenangan. Rossi khawatir karena tim Repsol Honda sudah menemukan strategi jitu untuk mengalahkan kecepatan motornya.
Repsol Honda mengganti sasis motor Marquez dengan sasis 2014. Sasis tersebut terbukti mengantarkan Marquez memenangkan 10 balapan pertama tahun lalu hingga akhirnya mengunci gelar juara dunia
"Marc begitu kuat dengan sasis lamanya, dia menunjukkan kemampuan terbaik Honda. Sirkuit ini (Sachsenring) juga sangat cocok dengan gaya balapnya. Saya hanya senang saya masih memimpin balapan di klasemen keseluruhan," kata Rossi pada saat itu.
3. Tercepat di Missano
Mengisi waktu istirahat paruh musim, Marquez bersama timnya menguji ketangkasan motor Honda RC213V yang akan dia gunakan di waktu mendatang. Pengujian itu dia lakukan di Sirkuit Misano bersama tim balap lain seperti Ducati dan Suzuki.
Pada sesi pengujian tersebut, Marquez tampil sebagai pembalap tercepat dengan menggunakan semua jenis ban, termasuk Bridgstones dan Micheline yang akan dia gunakan musim 2016 mendatang. (Baca juga : Marc Marquez Rajai Lintasan Misano)
4. Melemahnya lawan
Potensi kebangkitan Marquez di paruh kedua musim ini bisa dilihat juga dengan melemahnya beberapa rival. Dovizioso yang merebut podium kedua pada balapan perdana tahun ini belakangan tampil lesu. Dovi bahkan tercatat sudah dua kali gagal finish lantaran motornya bermasalah.
Pembalap Movistar Yamaha itu sempat meraih empat kemenangan beruntun pada musim ini. Namun dia tampil lesu dan terpaksa menyudahi GP Jerman dengan finis di posisi keempat.
Rival terberat Marquez, Valentino Rossi bahkan sempat membuat pernyataan menggegerkan dengan menyebut paruh musim kedua akan sulit baginya. "Saya berpikir bahwa ada tiga lintasan jagoan Marc. Kemudian Misano, di mana saya merasa sangat nyaman. Berikut Aragon, di lintasan ini saya tidak yakin," kata Rossi.
Poin Marquez tertinggal dari Andrea Iannone, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Nama terakhir sukses memuncaki klasemen paruh musim karena selalu naik podium dalam sembilan kali balapan.
Meski begitu, Marquez tidak pesimistis. Ia tetap yakin bisa mempertahankan gelar juara yang diraihnya pada 2013 dan 2014. Marquez telah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan saat tampil dominan di Sirkuit Sachsenring Jerman.
Selain itu, berikut ini tanda-tanda kebangkitan Marquez jelang paruh kedua musim balap tahun ini. (Baca juga : Empat Terobosan Tim Balap MotoGP di Paruh Musim Pertama)
1. Kemenangan penutup paruh musim
Kemenangan di Sirkuit Sachsenring Jerman terasa istimewa karena mampu meningkatkan kepercayaan diri Marquez jelang hadapi paruh kedua musim ini. Bagi Marquez, kemenangan itu tidak hanya menambah poinnya, namun juga menegaskan keperkasaannya sebagai penakluk Sachsenring di semua kelas yang dia geluti. Untuk kelas premier, Marquez tiga tahun secara beruntun keluar sebagai juara di lintasan 3,7 km tersebut.
2. Rossi mulai khawatir
Kekhawatiran Rossi terhadap kebangkitan Marquez tidak terletak pada kesuksesan Si Bayi Alien menjuarai GP Jerman, atau menutup paruh musim dengan kemenangan. Rossi khawatir karena tim Repsol Honda sudah menemukan strategi jitu untuk mengalahkan kecepatan motornya.
Repsol Honda mengganti sasis motor Marquez dengan sasis 2014. Sasis tersebut terbukti mengantarkan Marquez memenangkan 10 balapan pertama tahun lalu hingga akhirnya mengunci gelar juara dunia
"Marc begitu kuat dengan sasis lamanya, dia menunjukkan kemampuan terbaik Honda. Sirkuit ini (Sachsenring) juga sangat cocok dengan gaya balapnya. Saya hanya senang saya masih memimpin balapan di klasemen keseluruhan," kata Rossi pada saat itu.
3. Tercepat di Missano
Mengisi waktu istirahat paruh musim, Marquez bersama timnya menguji ketangkasan motor Honda RC213V yang akan dia gunakan di waktu mendatang. Pengujian itu dia lakukan di Sirkuit Misano bersama tim balap lain seperti Ducati dan Suzuki.
Pada sesi pengujian tersebut, Marquez tampil sebagai pembalap tercepat dengan menggunakan semua jenis ban, termasuk Bridgstones dan Micheline yang akan dia gunakan musim 2016 mendatang. (Baca juga : Marc Marquez Rajai Lintasan Misano)
4. Melemahnya lawan
Potensi kebangkitan Marquez di paruh kedua musim ini bisa dilihat juga dengan melemahnya beberapa rival. Dovizioso yang merebut podium kedua pada balapan perdana tahun ini belakangan tampil lesu. Dovi bahkan tercatat sudah dua kali gagal finish lantaran motornya bermasalah.
Pembalap Movistar Yamaha itu sempat meraih empat kemenangan beruntun pada musim ini. Namun dia tampil lesu dan terpaksa menyudahi GP Jerman dengan finis di posisi keempat.
Rival terberat Marquez, Valentino Rossi bahkan sempat membuat pernyataan menggegerkan dengan menyebut paruh musim kedua akan sulit baginya. "Saya berpikir bahwa ada tiga lintasan jagoan Marc. Kemudian Misano, di mana saya merasa sangat nyaman. Berikut Aragon, di lintasan ini saya tidak yakin," kata Rossi.
(bep)