Ambisi The Doctor di Ujung Karier

Rabu, 22 Juli 2015 - 11:17 WIB
Ambisi The Doctor di Ujung Karier
Ambisi The Doctor di Ujung Karier
A A A
LESMO - Tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi. Peribahasa itu sepertinya klop untuk menggambarkan catatan karier Valentino Rossi di ajang MotoGP pada musim.

Pembalap Movistar Yamaha itu terus menunjukkan penampilan konsisten dan sekaligus membuatnya berpeluang mendapatkan gelar juara dunia ke 10 sepanjang kariernya. Pembalap kelahiran Urbino, Italia, 16 Februari 1979, itu telah memenangkan tiga balapan dan selalu naik podium di sembilan race pertama Moto GP musim ini.

Kemenangan terakhirnya terjadi saat sukses mendulang juara di Assen, Belanda, beberapa pekan silam. Namun, pada balapan terakhir di Sachsenring, Rossi gagal menjadi yang terbaik. Namun, Rossi tetap berada di puncak klasemen pembalap sementara dengan 179 poin atau unggul 13 angka dari rekan setimnya Jorge Lorenzo.

Dengan capaian ini, tentu membuat The Doctor, julukan Rossi, semakin kuat menjadi kandidat peraih gelar juara dunia musim ini. Dengan begitu, dia sangat berharap pada paruh musim kedua bisa kembali tampil konsisten dan terus berada di podium. “Tahun lalu saya melakukan paruh kedua dengan sangat baik. Tapi tahun ini saya pikir kami lebih kuat karena motor lebih baik.

Jadi, saya merasa kita bisa bertarung untuk memperebutkan gelar juara ini,” kata Rossi. Pada musim balap kali ini Rossi jadi pembalap tertua yang masih aktif di lintasan. Dengan usia menginjak 36 tahun, Rossi jelas lebih berpengalaman dibanding Nicky Hayden yang baru berusia 33 tahun, Marco Melandri (32), Alex de Angelis (31) serta Alvaro Bautista dan Dani Pedrosa (30).

Sisanya masih berusia di bawah kepala tiga. Usia yang tak lagi muda jelas menuntut Rossi memberikan yang terbaik. Pembalap asal Italia itu sempat membicarakan pensiun sejak beberapa musim lalu yang memuncak hingga musim kemarin mengingat usianya, tapi dia tetap mematok target juara dunia sebelum gantung helm. Selain itu, Rossi juga tengah lapar menjadi juara dunia.

Apalagi, dia sudah puasa gelar selama enam tahun atau tepatnya pada 2009. Meski begitu, Rossi rupanya pembalap yang ambisius di berbagai sisi MotoGP. Sebab, dia juga ngebet memburu 122 kemenangan milik seniornya Giacomo Agostini. Saat ini Rossi baru mengoleksi kemenangan 111 kemenangan. Artinya, dia butuh 11 kemenangan lagi untuk menyamai torehan seniornya, atau 12 kemenangan untuk jadi pembalap terbanyak yang meraih kemenangan.

Wajar rasanya Rossi selalu gundah gulana soal gelar juara dunia. Sebab, pembalap yang punya bakat balapan di berbagai kelas otomotif ini masih merasa ganjil dengan jumlah gelarnya yang baru mencapai sembilan dari 20 musim sepanjang kariernya. Semuanya itu diraih dari kelas 125 cc sebanyak sekali, 250 cc sekali, 500cc sekali, dan MotoGP enam kali.

Jelas, Rossi membidik gelar kesepuluh untuk menggenapi jumlah torehan prestasi sebagai pembalap terbaik yang masih aktif saat ini. Jadi, dia ingin fokus untuk sisa balapan di musim ini. Setelah libur panjang jeda paruh musim seusai GP Jerman, Rossi langsung mempersiapkan diri di Indianapolis, Amerika Serikat, 9 Agustus mendatang.

“Setelah libur panjang, saya pikir Marc (Marquez) juga Jorge (Lorenzo) akan sangat kuat. Buat saya di Indy dan Brno hanya bisa kita lihat di lintasan. Marc dan Jorge juga akan kuat di Silverstone. Saya suka Misano, sedangkan Aragon belum tahu bagaimana hasilnya,” pungkasnya.

Raikhul amar
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6925 seconds (0.1#10.140)