DIY Butuh Kerja Keras
A
A
A
YOGYAKARTA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus berjuang keras jika ingin meloloskan kontingen bola basketnya bermain di PON 2016 Jawa Barat. Mengikuti ketentuan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Perbasi di Yogyakarta beberapa waktu lalu, DIY masuk ke wilayah Jawa untuk seleksi atau Pra-PON.
Pada Pra-PON yang berlangsung September mendatang, DIY harus berhadapan dengan kontingen dari Jawa yang mendapatkan kuota dari PB Perbasi dua tim. “Jawa Barat jelas wild cardkarena tuan rumah. Jateng juga lolos karena peringkat di penyelenggaraan lalu. Kami harus menang dari Jatim dan DKI, itu pun dengan asumsi kami menang atas Banten yang diperkuat pemainpemain afkiran dari DKI.
Jadi, berbicara masalah kans memang cukup berat,” tandas Sekretaris Pengda Perbasi DIY Andi Irawan. Kendati tergabung di Wilayah Berat, Andi menyebutkan Pengda Perbasi DIY saat ini sudah menyiapkan materi pemain yang akan dibawa pada Pra-PON mendatang. Sudah ada 18 atlet yang saat ini masuk di Puslatda Basket DIY.
Dari jumlah tersebut direncanakan masih akan ditambah lagi dengan atlet-atlet muda sebagai bagian dari pembinaan atlet bola basket. Sesuai ketentuan materi pemain di PON maksimal adalah berusia 22 tahun. “Maksimal kelahiran tahun 1994. Kami sudah siapkan dan sudah mempuslatdakan 18 atlet.
Nanti kami masih akan tambah tiga sampai empat atlet muda dari talenta Porda untuk menambah jam terbang mereka,” ucap Andi. Melihat hasil PON lalu, DIY hanya bisa meloloskan tim putri pada perhelatan multicabang terbesar di Indonesia tersebut. Dari 12 tim yang tampil di PON, kontingen putri DIY hanya mampu meraih peringkat 8.
Perbaikan torehan prestasi, meski cukup berat, tetap menjadi fokus perhatian dari Pengda Perbasi DIY. Sejak puasa lalu, latihan yang diberikan kepada para atlet tersebut baru sepekan dua kali. Latihan masih fokus pada upaya mempertahankan kondisi atlet. “Latihan bersama masih sepekan dua kali. Tapi, para atlet juga mengikuti latihan yang dilakukan di klub ataupun mandiri,” pungkasnya.
Maha deva
Pada Pra-PON yang berlangsung September mendatang, DIY harus berhadapan dengan kontingen dari Jawa yang mendapatkan kuota dari PB Perbasi dua tim. “Jawa Barat jelas wild cardkarena tuan rumah. Jateng juga lolos karena peringkat di penyelenggaraan lalu. Kami harus menang dari Jatim dan DKI, itu pun dengan asumsi kami menang atas Banten yang diperkuat pemainpemain afkiran dari DKI.
Jadi, berbicara masalah kans memang cukup berat,” tandas Sekretaris Pengda Perbasi DIY Andi Irawan. Kendati tergabung di Wilayah Berat, Andi menyebutkan Pengda Perbasi DIY saat ini sudah menyiapkan materi pemain yang akan dibawa pada Pra-PON mendatang. Sudah ada 18 atlet yang saat ini masuk di Puslatda Basket DIY.
Dari jumlah tersebut direncanakan masih akan ditambah lagi dengan atlet-atlet muda sebagai bagian dari pembinaan atlet bola basket. Sesuai ketentuan materi pemain di PON maksimal adalah berusia 22 tahun. “Maksimal kelahiran tahun 1994. Kami sudah siapkan dan sudah mempuslatdakan 18 atlet.
Nanti kami masih akan tambah tiga sampai empat atlet muda dari talenta Porda untuk menambah jam terbang mereka,” ucap Andi. Melihat hasil PON lalu, DIY hanya bisa meloloskan tim putri pada perhelatan multicabang terbesar di Indonesia tersebut. Dari 12 tim yang tampil di PON, kontingen putri DIY hanya mampu meraih peringkat 8.
Perbaikan torehan prestasi, meski cukup berat, tetap menjadi fokus perhatian dari Pengda Perbasi DIY. Sejak puasa lalu, latihan yang diberikan kepada para atlet tersebut baru sepekan dua kali. Latihan masih fokus pada upaya mempertahankan kondisi atlet. “Latihan bersama masih sepekan dua kali. Tapi, para atlet juga mengikuti latihan yang dilakukan di klub ataupun mandiri,” pungkasnya.
Maha deva
(bbg)