Data dan Fakta di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
A
A
A
JAKARTA - Kejuaraan Dunia bulu tangkis kembali digelar tahun ini. Pada edisi ke-21, Indonesia diberi kepercayaan oleh Badminton World Federation (BWF) untuk menjadi tuan rumah dan turnamen ini akan digelar pada 10-16 Agustus 2015.
Bicara peluang, Indonesia sebagai tuan rumah tentunya diuntungkan. Dukungan penuh dari publik sendiri diyakini bisa membangkitkan semangat para peman di atas lapangan. Namun bicara target, ganda putra dan ganda campuran masih dijadikan sebagai yang terdepan.
"Kami bersyukur mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah kejuaraan dunia. Kami berharap event ini bisa sukses dan ini adalah dedikasi kami di PBSI untuk terus memajukan bulutangkis di dunia, khususnya di Indonesia," kata Anton Subowo, Ketua Panitia Pelaksana TOTAL BWF World Championships 2015 yang dikutip dari situs resmi PBSI.
"Menurut saya hasil draw sudah cukup baik, tak cuma di ganda putra, di ganda campuran juga, dua nomor ini memang andalan Indonesia untuk meraih gelar juara. Para unggulan kita juga cukup baik jalannya di babak-babak awal," ujar Ricky Soebagdja, Kasubid Pelatnas PBSI memberi tambahan.
Dua tahun lalu Indonesia membawa pulang gelar juara dari nomor ganda putra dan ganda campuran. Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengharumkan nama bangsa usai mengalahkan ganda putra Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-23 dan 23-21. Sedangkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menaklukkan pasangan China, Xu Chen/Ma Jin, 21-13, 16-21 dan 22-20.
Sayangnya gelar tersebut gagal dipertahankan pada Kejuaraan Dunia tahun 2014 di Copenhagen, Denmark. Prestasi terbaik hanya diraih lewat sektor tunggal putra. Tommy Sugiarto yang tampil kala itu finis sebagai semifinalis.
Jelang kejuaraan nanti, tersaji berbagai data dan fakta yang menarik untuk disimak. Berikut Sindonews berikan pemaparannya;
Negara yang paling banyak mengoleksi gelar juara dunia (hingga edisi ke-21):
1. China - 58 medali emas, 40 medali perak, 63 medali perunggu
2. Indonesia - 20 medali emas, 17 medali perak, 30 medali perunggu
3. Denmark - 10 medali emas, 13 medali perak, 27 medali perunggu
4. Korea Selatan - 10 medali emas, 12 medali perak, 36 medali perunggu
5. Inggris - 3 medali emas, 9 medali perak, 12 medali perunggu
6. Swedia - 2 medali emas, 2 medali perak, 5 medali perunggu
7. Jepang - 1 medali emas, 0 medali perak, 8 medali perunggu
8. Thailand - 1 medali emas, 0 medali perak, 2 medali perunggu
9. Spanyol - 1 medali emas, 0 medali perak, 0 medali perunggu
10. Amerika Serikat - 1 medali emas, 0 medali perak, 0 medali perunggu
11. Malaysia - 0 medali emas, 7 medali perak, 11 medali perunggu
12. Taiwan - 0 medali emas, 2 medali perak, 3 medali perunggu
13. Belanda - 0 medali emas, 1 medali perak, 1 medali perunggu
14. Skotlandia - 0 medali emas, 1 medali perak, 1 medali perunggu
15. Hong Kong - 0 medali emas, 1 medali perak, 0 medali perunggu
16. Jerman - 0 medali emas, 0 medali perak, 4 medali perunggu
17. India - 0 medali emas, 0 medali perak, 4 medali perunggu
18. Prancis - 0 medali emas, 0 medali perak, 1 medali perunggu
19. Selandia Baru - 0 medali emas, 0 medali perak, 1 medali perunggu
20. Vietnam - 0 medali emas, 0 medali perak, 1 medali perunggu
Negara yang paling banyak menang di nomor tunggal putra:
1. China - 13 kali (1985, 1987, 1989, 1991, 1999, 2003, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011, 2013, 2014)
2. Indonesia - 6 kali (1980, 1983, 1993, 1995, 2001, 2005)
3. Denmark - 2 kali (1977, 1997)
Negara yang paling banyak menang di nomor tunggal putri:
1. China - 15 kali (1983, 1985, 1987, 1989, 1991, 1995, 1997, 2001, 2003, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011)
2. Denmark - 2 kali (1977, 1999)
3. Indonesia - 2 kali (1980, 1993)
4. Thailand - 1 kali (2013)
5. Spanyol - 1 kali (2014)
Negara yang paling banyak menang di nomor ganda putra:
1. Indonesia - 8 kali (1977, 1980, 1993, 1995, 1997, 2001, 2007, 2013)
2. China - 6 kali (1987, 1989, 2006, 2009, 2010, 2011)
3. Korea Selatan - 4 kali (1985, 1991, 1999, 2014)
4. Denmark - 2 kali (1983, 2003)
5. Amerika Serikat - 1 kali (2005)
Negara yang paling banyak menang di nomor ganda putri:
1. China - 18 kali (1983, 1985, 1987, 1989, 1991, 1993, 1997, 1999, 2001, 2003, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011, 2013, 2014)
2. Inggris - 1 kali (1980)
3. Jepang - 1 kali (1977)
4. Korea Selatan - 1 kali (1995)
Negara yang paling banyak menang di nomor ganda campuran:
1. China - 6 kali (1987, 1997, 2001, 2010, 2011, 2014)
2. Korea Selatan - 5 kali (1985, 1989, 1991, 1999, 2003)
3. Denmark - 4 kali (1977, 1993, 1995, 2009)
4. Indonesia - 4 kali (1980, 2005, 2007, 2013)
5. Inggris - 2 kali (1983, 2006)
6. Swedia - 2 kali (1983, 1993)
Bicara peluang, Indonesia sebagai tuan rumah tentunya diuntungkan. Dukungan penuh dari publik sendiri diyakini bisa membangkitkan semangat para peman di atas lapangan. Namun bicara target, ganda putra dan ganda campuran masih dijadikan sebagai yang terdepan.
"Kami bersyukur mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah kejuaraan dunia. Kami berharap event ini bisa sukses dan ini adalah dedikasi kami di PBSI untuk terus memajukan bulutangkis di dunia, khususnya di Indonesia," kata Anton Subowo, Ketua Panitia Pelaksana TOTAL BWF World Championships 2015 yang dikutip dari situs resmi PBSI.
"Menurut saya hasil draw sudah cukup baik, tak cuma di ganda putra, di ganda campuran juga, dua nomor ini memang andalan Indonesia untuk meraih gelar juara. Para unggulan kita juga cukup baik jalannya di babak-babak awal," ujar Ricky Soebagdja, Kasubid Pelatnas PBSI memberi tambahan.
Dua tahun lalu Indonesia membawa pulang gelar juara dari nomor ganda putra dan ganda campuran. Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengharumkan nama bangsa usai mengalahkan ganda putra Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-23 dan 23-21. Sedangkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menaklukkan pasangan China, Xu Chen/Ma Jin, 21-13, 16-21 dan 22-20.
Sayangnya gelar tersebut gagal dipertahankan pada Kejuaraan Dunia tahun 2014 di Copenhagen, Denmark. Prestasi terbaik hanya diraih lewat sektor tunggal putra. Tommy Sugiarto yang tampil kala itu finis sebagai semifinalis.
Jelang kejuaraan nanti, tersaji berbagai data dan fakta yang menarik untuk disimak. Berikut Sindonews berikan pemaparannya;
Negara yang paling banyak mengoleksi gelar juara dunia (hingga edisi ke-21):
1. China - 58 medali emas, 40 medali perak, 63 medali perunggu
2. Indonesia - 20 medali emas, 17 medali perak, 30 medali perunggu
3. Denmark - 10 medali emas, 13 medali perak, 27 medali perunggu
4. Korea Selatan - 10 medali emas, 12 medali perak, 36 medali perunggu
5. Inggris - 3 medali emas, 9 medali perak, 12 medali perunggu
6. Swedia - 2 medali emas, 2 medali perak, 5 medali perunggu
7. Jepang - 1 medali emas, 0 medali perak, 8 medali perunggu
8. Thailand - 1 medali emas, 0 medali perak, 2 medali perunggu
9. Spanyol - 1 medali emas, 0 medali perak, 0 medali perunggu
10. Amerika Serikat - 1 medali emas, 0 medali perak, 0 medali perunggu
11. Malaysia - 0 medali emas, 7 medali perak, 11 medali perunggu
12. Taiwan - 0 medali emas, 2 medali perak, 3 medali perunggu
13. Belanda - 0 medali emas, 1 medali perak, 1 medali perunggu
14. Skotlandia - 0 medali emas, 1 medali perak, 1 medali perunggu
15. Hong Kong - 0 medali emas, 1 medali perak, 0 medali perunggu
16. Jerman - 0 medali emas, 0 medali perak, 4 medali perunggu
17. India - 0 medali emas, 0 medali perak, 4 medali perunggu
18. Prancis - 0 medali emas, 0 medali perak, 1 medali perunggu
19. Selandia Baru - 0 medali emas, 0 medali perak, 1 medali perunggu
20. Vietnam - 0 medali emas, 0 medali perak, 1 medali perunggu
Negara yang paling banyak menang di nomor tunggal putra:
1. China - 13 kali (1985, 1987, 1989, 1991, 1999, 2003, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011, 2013, 2014)
2. Indonesia - 6 kali (1980, 1983, 1993, 1995, 2001, 2005)
3. Denmark - 2 kali (1977, 1997)
Negara yang paling banyak menang di nomor tunggal putri:
1. China - 15 kali (1983, 1985, 1987, 1989, 1991, 1995, 1997, 2001, 2003, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011)
2. Denmark - 2 kali (1977, 1999)
3. Indonesia - 2 kali (1980, 1993)
4. Thailand - 1 kali (2013)
5. Spanyol - 1 kali (2014)
Negara yang paling banyak menang di nomor ganda putra:
1. Indonesia - 8 kali (1977, 1980, 1993, 1995, 1997, 2001, 2007, 2013)
2. China - 6 kali (1987, 1989, 2006, 2009, 2010, 2011)
3. Korea Selatan - 4 kali (1985, 1991, 1999, 2014)
4. Denmark - 2 kali (1983, 2003)
5. Amerika Serikat - 1 kali (2005)
Negara yang paling banyak menang di nomor ganda putri:
1. China - 18 kali (1983, 1985, 1987, 1989, 1991, 1993, 1997, 1999, 2001, 2003, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011, 2013, 2014)
2. Inggris - 1 kali (1980)
3. Jepang - 1 kali (1977)
4. Korea Selatan - 1 kali (1995)
Negara yang paling banyak menang di nomor ganda campuran:
1. China - 6 kali (1987, 1997, 2001, 2010, 2011, 2014)
2. Korea Selatan - 5 kali (1985, 1989, 1991, 1999, 2003)
3. Denmark - 4 kali (1977, 1993, 1995, 2009)
4. Indonesia - 4 kali (1980, 2005, 2007, 2013)
5. Inggris - 2 kali (1983, 2006)
6. Swedia - 2 kali (1983, 1993)
(bep)