Berniat Mundur
A
A
A
WORKING - Ajang balapan Formula One (F1) dalam bahaya. Setelah sempat menjadi idola, balapan jet darat tersebut mulai mendapat kritik dari para pelakunya. Terakhir datang dari pembalap McLaren Honda Fernando Alonso.
Alonso menilai balapan F1 sekarang semakin membosankan. Pembalap asal Spanyol ini mengkritik perubahan yang dilakukan FIA beberapa tahun terakhir. Detail peraturan teknis, efisiensi, penggunaan ban, dan minimnya waktu pengujian membuat balapan menjadi kurang menarik. “Saya suka motorsports untuk semua kategori ajang balapan,” kata Alonso, dilansir Crash.
“Saya merasa F1 sudah tidak lagi sama atau menyenangkan seperti masa lalu. Untuk mengendarai mobil ini, sekarang hanya lebih cepat dua atau tiga detik dari mobil GP2,” tambahnya. Beberapa pihak menilai pernyataan Alonso tak lepas dari performa rasa frustrasi karena tampil buruk bersama McLaren. Sampai balapan ke-10, pemegang dua gelar tersebut hanya menghasilkan 11 poin.
“Saya sebenarnya menikmati proses mendapatkan mobil kompetitif dari nol. Tapi, tanpa pengujian, ban, keterbatasan uji coba, dan jadwal membuat ada godaan (bermain di) kategori lain tahun depan, itu memang benar,” papar mantan pembalap Ferrari tersebut. Sebenarnya Alonso bukan orang pertama yang mengkritik regulasi F1.
Dalam tiga tahun terakhir, banyak pembalap dan pabrikan mulai mengkhawatirkan tentang daya jual F1. “Saya merasa F1 sudah sangat membosan dan tidak dalam kondisi sangat baik. Kami kecewa karena para pembalap mengatakan tidak kecewa balapan dengan mobil ini. Mereka hanya tidak ingin pembalap dan penggemar F1 melihat masalah itu,” kata mantan pembalap F1 Mark Webber.
Webber, mengkritisi drag reduction system (DRS) bantuan untuk menyalip dan penggunaan ban Pirelli. Mantan pembalap Red Bull Racing itu menilai mobil F1 modern tampak terlalu mudah untuk dikendarai dan tanpa tantangan. Imbasnya, pamor F1 kalah dibandingkan MotoGP dan sepak bola. “Di MotoGP, mereka melihat apa yang ingin dilihat. Sementara di sepak bola, Messi dan Ronaldo. Ini adalah apa yang orang suka untuk menyalakan televisi,” ucapnya.
Sebelumnya, Red Bull mengindikasikan bisa mundur dari Formula 1 jika balapan musim ini kembali berjalan membosankan. Hal itu seiring keberhasilan Mercedes di GP Australia sekaligus menyiratkan dominasi mereka. ”Kami akan mengevaluasi situasinya lagi sebagaimana kami lakukan setiap tahun dan menelaah pengeluaran dan pemasukan,” tutur penasihat motorsport Red Bull Helmut Marko, dikutip Reuters.
Musim lalu, Mercedes seolah tak memiliki halangan guna menyabet titel juara dunia konstruktor. Dua pembalapnya, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg mampu bersaing memperebutkan gelar tanpa teredam para rivalnya. Dominannya Mercedes mulai disebut para pembalap rival membuat F1 membosankan sehingga hal ini diprediksi bisa saja berimbas pada menurunnya minat terhadap F1.
“Ketika kami menang dan kami tak pernah menang dengan keunggulan seperti Mercedes, doublediffusers kemudian dilarang, exhaust disingkirkan, flexible bodywork dilarang, pemetaan mesin diubah pada tengah balapan dan hal-hal lain agar dominasi kami berkurang,” kata Marko.
Raikhul amar
Alonso menilai balapan F1 sekarang semakin membosankan. Pembalap asal Spanyol ini mengkritik perubahan yang dilakukan FIA beberapa tahun terakhir. Detail peraturan teknis, efisiensi, penggunaan ban, dan minimnya waktu pengujian membuat balapan menjadi kurang menarik. “Saya suka motorsports untuk semua kategori ajang balapan,” kata Alonso, dilansir Crash.
“Saya merasa F1 sudah tidak lagi sama atau menyenangkan seperti masa lalu. Untuk mengendarai mobil ini, sekarang hanya lebih cepat dua atau tiga detik dari mobil GP2,” tambahnya. Beberapa pihak menilai pernyataan Alonso tak lepas dari performa rasa frustrasi karena tampil buruk bersama McLaren. Sampai balapan ke-10, pemegang dua gelar tersebut hanya menghasilkan 11 poin.
“Saya sebenarnya menikmati proses mendapatkan mobil kompetitif dari nol. Tapi, tanpa pengujian, ban, keterbatasan uji coba, dan jadwal membuat ada godaan (bermain di) kategori lain tahun depan, itu memang benar,” papar mantan pembalap Ferrari tersebut. Sebenarnya Alonso bukan orang pertama yang mengkritik regulasi F1.
Dalam tiga tahun terakhir, banyak pembalap dan pabrikan mulai mengkhawatirkan tentang daya jual F1. “Saya merasa F1 sudah sangat membosan dan tidak dalam kondisi sangat baik. Kami kecewa karena para pembalap mengatakan tidak kecewa balapan dengan mobil ini. Mereka hanya tidak ingin pembalap dan penggemar F1 melihat masalah itu,” kata mantan pembalap F1 Mark Webber.
Webber, mengkritisi drag reduction system (DRS) bantuan untuk menyalip dan penggunaan ban Pirelli. Mantan pembalap Red Bull Racing itu menilai mobil F1 modern tampak terlalu mudah untuk dikendarai dan tanpa tantangan. Imbasnya, pamor F1 kalah dibandingkan MotoGP dan sepak bola. “Di MotoGP, mereka melihat apa yang ingin dilihat. Sementara di sepak bola, Messi dan Ronaldo. Ini adalah apa yang orang suka untuk menyalakan televisi,” ucapnya.
Sebelumnya, Red Bull mengindikasikan bisa mundur dari Formula 1 jika balapan musim ini kembali berjalan membosankan. Hal itu seiring keberhasilan Mercedes di GP Australia sekaligus menyiratkan dominasi mereka. ”Kami akan mengevaluasi situasinya lagi sebagaimana kami lakukan setiap tahun dan menelaah pengeluaran dan pemasukan,” tutur penasihat motorsport Red Bull Helmut Marko, dikutip Reuters.
Musim lalu, Mercedes seolah tak memiliki halangan guna menyabet titel juara dunia konstruktor. Dua pembalapnya, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg mampu bersaing memperebutkan gelar tanpa teredam para rivalnya. Dominannya Mercedes mulai disebut para pembalap rival membuat F1 membosankan sehingga hal ini diprediksi bisa saja berimbas pada menurunnya minat terhadap F1.
“Ketika kami menang dan kami tak pernah menang dengan keunggulan seperti Mercedes, doublediffusers kemudian dilarang, exhaust disingkirkan, flexible bodywork dilarang, pemetaan mesin diubah pada tengah balapan dan hal-hal lain agar dominasi kami berkurang,” kata Marko.
Raikhul amar
(bbg)