Indonesia Runner-up Korea Open
A
A
A
JAKARTA - Pasukan taekwondo Indonesia sukses menduduki runnerupChuncheon Korea Open International Taekwondo di Chuncheon, Korea Selatan, 24–27 Juli.
Indonesia mengumpulkan tujuh medali emas dan satu medali perak. Atlet nasional dari kategori poomsae (jurus) merebut lima emas dan dua medali emas direbut dari kategori kyorugi atau pertarungan serta satu medali perak dari kategori kyorugi. Sayang, pencapaian itu kalah dari sang tuan rumah Korea Selatan yang tampil sebagai juara umum.
Kalungan emas kategori poomsae dipersembahkan Defia Rosmaniar yang turun pada nomor individual senior, Mega Ayu Suseno (individual yunior putri), dan Muhamad Alvi Kusuma (individual yunior putra). Defia dan Irsyad Abdul Aziz yang turun pada nomor pair senior serta Muhamad Alvi Kusuma dan Mega yang turun pada nomor pair junior juga menyumbang emas.
Melengkapi keberhasilan tersebut, pada kategori kyorugi medali emas dipersembahkan Dinggo Ardian Prayogo yang berlaga pada nomor under 68 kg senior putra dan Ananda Lubay pada nomor under 55 kg junior putri yang berhasil menekuk lutut lawannya atlet asal Filipina dengan skor telak 7-3. Sementara medali perak diraih Adam Yazid Ferdyansyah yang berlaga pada kategori kyorugi nomor under 55 kg junior.
Menurut Kabid Binpres PBTI Rahmi Kurnia, keberhasilan ini merupakan bukti dari peningkatan prestasi atlet taekwondo nasional dan tonggak prestasi yang terus ditingkatkan sebagai bagian dari road mapprestasi internasional atlet PBTI. “Atlet-atlet poomsae kami mampu menundukkan atlet Filipina, Meksiko, Taiwan, China, dan Rusia yang biasanya mengungguli kategori jurus ini.
Atlet Indonesia sering mendapat nilai tinggi karena gerakannya semakin halus sekaligus bertenaga. Defia, selain merebut emas, juga berhasil meraih penghargaan sebagai atlet terbaik untuk nomor poomsae individual putri senior,” ujar Rahmi. Kekuatan atlet Indonesia berlaga di eventinternasional pada kategori ini hampir mencapai kondisi terbaik. Pasalnya, pada lapisan senior dan junior telah menunjukkan kemampuannya yang mumpuni.
“PBTI memberikan ruang kepada mereka untuk bersaing secara positif melalui pencapaian prestasi di ajang kejuaraan internasional serta memacu mereka untuk terus menyempurnakan kemampuannya. Atlet terbaik akan mewakili Indonesia pada SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Indonesia,” pungkasnya.
Raikhul amar
Indonesia mengumpulkan tujuh medali emas dan satu medali perak. Atlet nasional dari kategori poomsae (jurus) merebut lima emas dan dua medali emas direbut dari kategori kyorugi atau pertarungan serta satu medali perak dari kategori kyorugi. Sayang, pencapaian itu kalah dari sang tuan rumah Korea Selatan yang tampil sebagai juara umum.
Kalungan emas kategori poomsae dipersembahkan Defia Rosmaniar yang turun pada nomor individual senior, Mega Ayu Suseno (individual yunior putri), dan Muhamad Alvi Kusuma (individual yunior putra). Defia dan Irsyad Abdul Aziz yang turun pada nomor pair senior serta Muhamad Alvi Kusuma dan Mega yang turun pada nomor pair junior juga menyumbang emas.
Melengkapi keberhasilan tersebut, pada kategori kyorugi medali emas dipersembahkan Dinggo Ardian Prayogo yang berlaga pada nomor under 68 kg senior putra dan Ananda Lubay pada nomor under 55 kg junior putri yang berhasil menekuk lutut lawannya atlet asal Filipina dengan skor telak 7-3. Sementara medali perak diraih Adam Yazid Ferdyansyah yang berlaga pada kategori kyorugi nomor under 55 kg junior.
Menurut Kabid Binpres PBTI Rahmi Kurnia, keberhasilan ini merupakan bukti dari peningkatan prestasi atlet taekwondo nasional dan tonggak prestasi yang terus ditingkatkan sebagai bagian dari road mapprestasi internasional atlet PBTI. “Atlet-atlet poomsae kami mampu menundukkan atlet Filipina, Meksiko, Taiwan, China, dan Rusia yang biasanya mengungguli kategori jurus ini.
Atlet Indonesia sering mendapat nilai tinggi karena gerakannya semakin halus sekaligus bertenaga. Defia, selain merebut emas, juga berhasil meraih penghargaan sebagai atlet terbaik untuk nomor poomsae individual putri senior,” ujar Rahmi. Kekuatan atlet Indonesia berlaga di eventinternasional pada kategori ini hampir mencapai kondisi terbaik. Pasalnya, pada lapisan senior dan junior telah menunjukkan kemampuannya yang mumpuni.
“PBTI memberikan ruang kepada mereka untuk bersaing secara positif melalui pencapaian prestasi di ajang kejuaraan internasional serta memacu mereka untuk terus menyempurnakan kemampuannya. Atlet terbaik akan mewakili Indonesia pada SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Indonesia,” pungkasnya.
Raikhul amar
(bbg)