Awan Hitam Olahraga

Selasa, 04 Agustus 2015 - 10:38 WIB
Awan Hitam Olahraga
Awan Hitam Olahraga
A A A
KUALA LUMPUR - Komite Olimpiade International (IOC) bereaksi terkait tuduhan penggunaan doping di cabang atletik. Mereka berharap agar kasus ini segera diselesaikan dan memberikan sanksi pada yang terlibat.

Awan hitam tengah memayungi dunia olahraga setelah Sunday Times dari Inggris dan stasiun penyiaran ARD/WDR asal Jerman mengungkap adanya hasil tes darah yang takbiasa.

Kesimpulan itu mereka dapatkan dari data rahasia badan atletik dunia (IAAF) yang dipasok seorang pelapor yang telah muak dengan begitu banyaknya kasus doping di atletik. Kabar tersebut membuat Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach marah . Dia pun menyerahkan masalah itu kepada Antidoping Dunia (WADA). Dia berharap WADA segera melakukan penyelidikan.

“Jika ada kasus yang memengaruhi hasil Olimpiade, IOC sama sekali tidak akan memberi toleransi, sesuai dengan ketentuan kami. Namun, saat ini yang ada hanya tuduhan. Kita harus menghormati asas praduga tak bersalah untuk para atlet,” kata Bach kepada media di Kuala Lumpur, dikutip Reuters. Sementara WADA menyatakan laporan doping massal ini sangat mengganggu dengan tuduhantuduhan tersebut. Fakta ini tentu akan menghantui kejuaraan dua tahunan atletik dunia di Beijing mulai 22 Agustus nanti.

IAAF menyatakan akan segera merespons isu ini, tapi menegaskan laporan yang diterimanya itu didasarkan pada informasi rahasia yang diperoleh tanpa izin. Presiden WADA Craig Reedie mengaku ini akan mengundang para atlet bersih dari penggunaan zat terlarang seperti Usain Bolt, Mo Farah, dan Jessica Ennis-Hill. Ketiga atlet itu dilaporkan tak memiliki darah yang mencurigakan. Namun, WADA tetap akan menyelidiki dan mengusut tuduhan tersebut secepatnya.

“WADA sangat terganggu dengan tuduhan-tuduhan baru yang telah dilakukan oleh ARD yang sekali lagi mengguncang fondasi atlet bersih di seluruh dunia. Kami akan menyelidikinya dan secepatnya akan bekerja,” kata Reedie. Sebelumnya, The Sunday Times dan media penyiaran Jerman ARD/ WDR merilis investigasi yang mengejutkan. Dari 55 medali emas Olimpiade diklaim dimenangkan peserta yang memiliki hasil tes doping meragukan.

Laporan tersebut berdasar analisis tes darah 12.000 atlet, dimana 5.000 di antaranya mengandung kadar doping dalam jumlah berlebihan (extraordinary), yang menurut Agensi Antidoping Dunia (WADA) dapat mengguncang pendirian atlet untuk tetap bersih. Hasil tes itu kemudian diperiksa ahli doping asal Australia Michael Ashenden dan Robin Parisotto dan keduanya menyimpulkan setidaknya 800 atlet yang mayoritas berkompetisi di ajang ketahanan (endurance) seperti 800 meter atau maraton memiliki hasil tes darah yang tidak normal.

“Saya belum pernah melihat hasil tes doping yang begitu abnormal seperti ini,” kata pakar doping Australia Robin Parisotto, kepada Sunday Times, dilansir Reuters. “Begitu banyak atlet terbukti doping. Namun, mereka punya kekebalan dan sialnya IAAF tak bertindak dan membiarkan hal ini terjadi,” lanjut penemu tes doping lewat deteksi agen penjejak doping pada darah, EPO tersebut.

Pimpinan Eksekutif Atletik Australia Phil Jones tak kalah khawatir terkait tuduhan penggunaan obat-obatan (doping) dalam olahraga atletik dan menuntut adanya penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap kebenaran kasus tersebut. “Isi dari artikel tersebut cukup menggelisahkan,” ujar Jones. Menurut Jones, tuduhan tersebut harus diselidiki dengan cermat.

Dia mengharapkan partisipasi dari WADA untuk membuktikan kebenaran isu penggunaan doping tersebut. “Badan atletik Australia sedang bekerja untuk memastikan informasi lebih lanjut tentang kebocoran laporan tes IAAF yang kemudian dijadikan dasar pembuatan artikel,” katanya.

Raikhul amar
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0862 seconds (0.1#10.140)