Motivasi Ganda Putri

Senin, 10 Agustus 2015 - 07:45 WIB
Motivasi Ganda Putri
Motivasi Ganda Putri
A A A
JAKARTA - Perjuangan ganda putri Indonesia terbilang paling sulit untuk meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia 2015.

Tantangan terberat pasangan terbaik Indonesia Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari adalah bagaimana bisa menghentikan dominasi China sejak 20 tahun.

Unggulan ketujuh ini memang memiliki modal bagus sebelum digelarnya Kejuaraan Dunia pada 10-16 Agustus di Istora, Senayan. Greysia/Nitya berhasil menjadi juara di Taipei Open Grand Prix Gold 2015, Juli lalu. “Kami tidak merasa dibebankan. Tapi, kami siap mengatur kepercayaan diri agar bisa fokus ke permainan,” kata Greysia kepada wartawan di Hotel Sultan, kemarin.

Greysia mengatakan tidak memiliki beban meski PP PBSI menargetkan ke semifinal. Dia merasa target tersebut sebagai motivasi bisa mencapai hasil terbaik. Pemain berusia 27 tahun itu berjanji akan mengeluarkan kemampuan terbaik agar bisa menjadi juara dan memutus rentetan gelar milik China di ganda putri. “Yang jelas, kami bisa lebih yakin dengan kemampuan yang kami miliki untuk menjadi juara,” ujarnya.

Selain itu, Greysia/Nitya memiliki keuntungan menyimpan tenaga lebih karena mendapat bye dan tidak harus bertanding di babak pertama. Setelah itu, pasangan peraih medali emas Asian Games Incheon 2014 ini diperkirakan akan berjumpa dengan wakil Jepang Shizuka Matsuo/Mami Naito di laga selanjutnya. Greysia mengaku tak terlalu memikirkan lawannya itu meski sudah mempelajari permainan dengan baik. Dia hanya ingin bisa fokus di satu pertandingan ke pertandingan lain dan mencapai final untuk merebut gelar juara pertama kali di kejuaraan dunia tersebut.

“Menjadi juara pasti keinginan setiap pemain yang berlaga di turnamen ini. Tapi, itu justru kami kendalikan. Kami akan lebih mengatur ekspektasi. Jadi, yang dipikirkan bukan soal turnamen ini, tapi lebih pada permainan,” ungkap Greysia. Nomor ganda putri memang menjadi perhatian besar bagi Indonesia. Para Srikandi Merah Putihbelum pernah menjadi juara di sektor tersebut. Mereka hanya mampu menempati posisi runnerupyang dicapai Verawati Fajrin/Imelda Wiguna pada 1980.

Bahkan, Indonesia juga sempat berharap pada pasangan Eliza Nathanael/Zelin Rosiana di Kejuaraan Dunia 1997. Namun, pasangan ini hanya mampu melaju hingga ke babak semifinal. Setelah itu, hingga Kejuaraan Dunia 2014, Indonesia tidak pernah lagi mengirimkan pasangan ganda putri hingga ke babak semifinal. Jelas, seluruh masyarakat Indonesia sangat berharap kepada Greysia/Nitya yang menjadi andalan untuk mempersembahkan gelar pertama bagi Indonesia di nomor ganda putri.

“Kami tidak hanya memikirkan bagaimana soal juara, tapi lebih memperhatikan mindsetpermainan itu sendiri. Bagaimana menerapkan strategi di lapangan, itu yang lebih penting,” pungkasnya.

Raikhul amar
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6345 seconds (0.1#10.140)