Persib Pertimbangkan Format Baru ISL
A
A
A
BANDUNG - Persib Bandung kurang begitu setuju dengan modifikasi jadwal di Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015/2016, terutama perubahan format pertandingan yang menerapkan 1 kali kandang dan 1 kali tandang.
Perubahan yang dilakukan akan menguras anggaran klub. Manajer tim Persib Umuh Muchtar mengatakan, perlu tindakan khusus untuk menghadapi format anyar di kompetisi tertinggi Tanah Air yang akan digulirkan minggu ketiga Oktober mendatang itu. ”Yang pasti, kami perlu hitung-hitungan dulu. Kami lihat dulu untung ruginya seperti apa,” ujar Umuh kemarin.
Bila dibandingkan musim lalu, format pertandingan dilakukan per wilayah. Seperti halnya saat Persib melakukan laga tandang ke Kalimantan. Persib akan menghabiskan beberapa pertandingan menghadapi tim-tim asal Kalimantan, seperti Persisam Samarinda, Persiba Balikpapan, Mitra Kukar.
Namun, kali ini berbeda. Dengan format anyar tersebut, maka perjalanan Persib ke Kalimantan hanya akan melakoni satu pertandingan dan kembali ke Bandung untuk melakoni laga kandang. Selain menguras biaya, kemungkinan besar perubahan format tersebut akan menguras stamina para punggawanya. ”Kami lihat seperti apa kejelasannya karena mungkin itu baru sekedar wacana.
Lihat saja nanti bagaimana-bagaimananya. Sebab, ini juga baru wacana. Wacana belum tentu jadi,” katanya. Di sisi lain, Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman masih ogahberpendapat terkait modifikasi jadwal di ISL 2015/ 2016 yang diterapkan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi. ”Nanti katanya mau dibahas waktu pelatih dipanggil, jadi nanti saja.
Memang pelatih mau dipanggil, tapi tanggalnya bukan pada 22 dan 23 (Agustus),” pungkas Djanur. PT Liga Indonesia selaku operator pertandingan memberikan terobosan baru untuk Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015/2016. Hal itu sebagai upaya agar kompetisi lebih baik ketimbang sebelumnya. Selain penggunaan salary cap kepada seluruh klub peserta, PT Liga Indonesia sedikit mengubah format pertandingan.
Penggunaan format tersebut kata CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono bertujuan menghindari tekanan psikologi dan mengabaikan aspek fairness. Namun, rencana tersebut bisa berubah jika para kontestan ISL menyatakan tidak setuju mengingat biaya menjalani pertandingan akan semakin besar.
Muhammad ginanjar
Perubahan yang dilakukan akan menguras anggaran klub. Manajer tim Persib Umuh Muchtar mengatakan, perlu tindakan khusus untuk menghadapi format anyar di kompetisi tertinggi Tanah Air yang akan digulirkan minggu ketiga Oktober mendatang itu. ”Yang pasti, kami perlu hitung-hitungan dulu. Kami lihat dulu untung ruginya seperti apa,” ujar Umuh kemarin.
Bila dibandingkan musim lalu, format pertandingan dilakukan per wilayah. Seperti halnya saat Persib melakukan laga tandang ke Kalimantan. Persib akan menghabiskan beberapa pertandingan menghadapi tim-tim asal Kalimantan, seperti Persisam Samarinda, Persiba Balikpapan, Mitra Kukar.
Namun, kali ini berbeda. Dengan format anyar tersebut, maka perjalanan Persib ke Kalimantan hanya akan melakoni satu pertandingan dan kembali ke Bandung untuk melakoni laga kandang. Selain menguras biaya, kemungkinan besar perubahan format tersebut akan menguras stamina para punggawanya. ”Kami lihat seperti apa kejelasannya karena mungkin itu baru sekedar wacana.
Lihat saja nanti bagaimana-bagaimananya. Sebab, ini juga baru wacana. Wacana belum tentu jadi,” katanya. Di sisi lain, Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman masih ogahberpendapat terkait modifikasi jadwal di ISL 2015/ 2016 yang diterapkan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi. ”Nanti katanya mau dibahas waktu pelatih dipanggil, jadi nanti saja.
Memang pelatih mau dipanggil, tapi tanggalnya bukan pada 22 dan 23 (Agustus),” pungkas Djanur. PT Liga Indonesia selaku operator pertandingan memberikan terobosan baru untuk Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015/2016. Hal itu sebagai upaya agar kompetisi lebih baik ketimbang sebelumnya. Selain penggunaan salary cap kepada seluruh klub peserta, PT Liga Indonesia sedikit mengubah format pertandingan.
Penggunaan format tersebut kata CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono bertujuan menghindari tekanan psikologi dan mengabaikan aspek fairness. Namun, rencana tersebut bisa berubah jika para kontestan ISL menyatakan tidak setuju mengingat biaya menjalani pertandingan akan semakin besar.
Muhammad ginanjar
(bbg)