Evaluasi Demi Tiket Olimpiade

Selasa, 18 Agustus 2015 - 09:24 WIB
Evaluasi Demi Tiket Olimpiade
Evaluasi Demi Tiket Olimpiade
A A A
JAKARTA - Merebut satu gelar di Kejuaraan Dunia 2015 membuat Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) melakukan evaluasi kepada seluruh pemain. Mereka berharap pasukan Merah Putih bisa fokus mendapatkan tiket ke Olimpiade 2016 di Brasil.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky mengakui sebenarnya cukup senang ganda putra Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan bisa merebut medali emas di Kejuaraan Dunia tahun ini. Namun, dia menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Bukan hanya di tunggal putri, putra, ganda putri, dan campuran, tapi ganda putra juga akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh.

“Pada ganda putra, saya sebenarnya tidak ingin hanya ada Ahsan/Hendra. Tapi, kami ingin ada banyak pasangan yang bisa ikut di Olimpiade. Masalahnya, pasangan seperti Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf belum bisa keluar dari bayang-bayang Ahsan/Hendra. Nah, ini yang ingin kami ubah dengan terus meningkatkan kualitas dua pasangan itu,” papar Rexy.

Begitu juga dengan ganda campuran yang ditargetkan merebut satu gelar akhirnya tidak tercapai. Rexy mengakui pasangan berperingkat tiga dunia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang diandalkan merebut gelar dinilai kurang beruntung. Namun, dia mengakui performa para pemain ganda campuran lainnya masih harus diperbaiki seperti Ricky Widianto/Richi Puspita Dili yang masih memiliki kelemahan dari segi kepercayaan diri.

Begitu juga dengan Praveen Jordan/Debby Susanto yang masih belum bisa mengontrol emosi di atas lapangan. Hal tersebut menjadi perhatian paling penting untuk Rexy. “Saya tidak bilang gagal, hanya keberuntungan tidak ada. Mereka bermain taktik sudah benar, hanya keberuntungan tidak ada. Kehilangan fokus saja, masalah mental tidak terlalu,” ujar Rexy.

“Sementara Ricky/Richi faktor di masalah mental dan kepercayaan diri, Praven/Debby dari kesabaran. Hal ini yang ingin kami perbaiki agar ada penerus dari Tontowi/Liliyana,” sambungnya. Meski begitu, Rexy mengaku sangat senang dengan perkembangan tunggal putri pada tahun ini. Keberhasilan Lindaweny Fanetri merebut medali perunggu di Kejuaraan Dunia menjadi salah satu hal paling memuaskan.

Pasalnya, itu medali pertama untuk Indonesia di tunggal putri sejak terakhir kali diraih Susi Susanti pada 1995. Sementara itu, mantan pebulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat ingin terus mengembangkan olahraga bulu tangkis lebih mendunia melalui kegiatan ‘Yonex Legends Vision 2015’ di GOR Asia Afrika Badminton Hall A, Senayan, Jakarta, kemarin.

Selain Taufik, tiga legendaris lainnya, yakni Lee Chong Wei (Malaysia), Peter Gade (Denmark), dan Lin Dan (China) juga menjadi bagian dalam rangkaian tersebut. Namun, Taufik mengatakan olahraga yang telah membesarkan namanya itu masih memiliki potensi besar untuk terus berkembang meski sudah dipertandingkan di Olimpiade.

“Bagi Indonesia, China, Malaysia, dan Denmark, bulu tangkis mungkin sudah dikenal dengan cukup luas. Namun, kami masih ingin terus memperkenalkan bulu tangkis, bahkan ke negara-negara kecil yang belum mengenal bulu tangkis,” ungkap Taufik.

Raikhul amar
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3995 seconds (0.1#10.140)