PBSI Bakal Genjot Greysia & Nitya
A
A
A
JAKARTA - Pasangan ganda putri, Greysia Polii dan Nitya Krsihinda Maheswari bakal digenjot lebih intensif lagi oleh PB Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI). Caranya, kedua pemain tersebut diprogram untuk juga main di ganda campuran.
Hal tersebut merupakan hasil evaluasi PBSI usai gelaran Total BWF World Championship 2015. Soal kekuatan menjadi alasan utama mengapa Kepala Bidang Pembinaan dan Prestas PP PBSI Rexy Mainaky menginginkan hal tersebut.
“Saya sudah bilang ke Richard Mainaky (Kepala Pelatih Ganda Campuran PBSI), bahwa Greysia/Nitya juga akan bermain rangkap di ganda campuran. Kami juga akan duduk bareng Herry IP (Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI). Dengan catatan, pelatih jangan kasih pemain asal-asalan. Mengenai kaitan bermain rangkap dan fokus ke olimpiade, saya rasa kita tidak perlu menunggu sampai bulan April 2016, bulan Desember tahun ini juga sudah kelihatan siapa yang bakal lolos,” tutur Rexy seperti dikutip laman PBSI, Selasa (18/8/2015).
Pasangan Greysian dan Nitya memang menjadi salah satu fokus utama PBSI mengingat dari nomor ganda putri peluang Indonesia di berbagai ajang kerap menyumbangkan prestasi. Tak heran guna meningkatkan kekuatan dan pertahanan, pola latihan berbeda juga akan diterapkan, seperti sesering mungkin sparring dengan pemain putra agar terbiasa menghadapi pukulan keras dan smash yang membahayakan.
Di ajang kejuaraan dunia yang baru saja berakhir, Greysia/Nitya hanya mendapatkan medali perunggu. Mereka kalah di semifinal setelah ditaklukan pasangan China, Tian Qing/Zhao Yunlei 8-21, 16-21. Dalam laga ini, Greysia/Nitya memang tak dapat berbuat banyak, hal ini berbeda dengan penampilan di Asian Games 2014, kala itu Greysia/Nitya pertama kalinya menang dari Tian/Zhao setelah menelan dua kali kekalahan.
“Pola permainan Greysia/Nitya sudah kelihatan sekali mudah dibaca oleh Tian/Zhao yaitu bermain pelan lalu serang. Saya sudah bilang kepada Eng Hian (Kepala Pelatih Ganda Putri -red) untuk dievaluasi dari segi latihannya,” ungkap Rexy.
“Greysia/Nitya bisa menjadi harapan di olimpiade, dengan catatan bahwa mereka harus banyak sparring dengan pemain putra, karena mereka kalah power. Soal speed, saya rasa dengan usia Greysia yang seperti itu, sudah tidak bisa ditingkatkan lagi. Saya akan duduk dengan Eng, program latihan Greysia/Nitya tidak bisa disamakan dengan pemain yang lain, harus banyak latihan dengan pemain putra,” pungkas mantan pelatih nasional Inggris dan Malaysia
Hal tersebut merupakan hasil evaluasi PBSI usai gelaran Total BWF World Championship 2015. Soal kekuatan menjadi alasan utama mengapa Kepala Bidang Pembinaan dan Prestas PP PBSI Rexy Mainaky menginginkan hal tersebut.
“Saya sudah bilang ke Richard Mainaky (Kepala Pelatih Ganda Campuran PBSI), bahwa Greysia/Nitya juga akan bermain rangkap di ganda campuran. Kami juga akan duduk bareng Herry IP (Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI). Dengan catatan, pelatih jangan kasih pemain asal-asalan. Mengenai kaitan bermain rangkap dan fokus ke olimpiade, saya rasa kita tidak perlu menunggu sampai bulan April 2016, bulan Desember tahun ini juga sudah kelihatan siapa yang bakal lolos,” tutur Rexy seperti dikutip laman PBSI, Selasa (18/8/2015).
Pasangan Greysian dan Nitya memang menjadi salah satu fokus utama PBSI mengingat dari nomor ganda putri peluang Indonesia di berbagai ajang kerap menyumbangkan prestasi. Tak heran guna meningkatkan kekuatan dan pertahanan, pola latihan berbeda juga akan diterapkan, seperti sesering mungkin sparring dengan pemain putra agar terbiasa menghadapi pukulan keras dan smash yang membahayakan.
Di ajang kejuaraan dunia yang baru saja berakhir, Greysia/Nitya hanya mendapatkan medali perunggu. Mereka kalah di semifinal setelah ditaklukan pasangan China, Tian Qing/Zhao Yunlei 8-21, 16-21. Dalam laga ini, Greysia/Nitya memang tak dapat berbuat banyak, hal ini berbeda dengan penampilan di Asian Games 2014, kala itu Greysia/Nitya pertama kalinya menang dari Tian/Zhao setelah menelan dua kali kekalahan.
“Pola permainan Greysia/Nitya sudah kelihatan sekali mudah dibaca oleh Tian/Zhao yaitu bermain pelan lalu serang. Saya sudah bilang kepada Eng Hian (Kepala Pelatih Ganda Putri -red) untuk dievaluasi dari segi latihannya,” ungkap Rexy.
“Greysia/Nitya bisa menjadi harapan di olimpiade, dengan catatan bahwa mereka harus banyak sparring dengan pemain putra, karena mereka kalah power. Soal speed, saya rasa dengan usia Greysia yang seperti itu, sudah tidak bisa ditingkatkan lagi. Saya akan duduk dengan Eng, program latihan Greysia/Nitya tidak bisa disamakan dengan pemain yang lain, harus banyak latihan dengan pemain putra,” pungkas mantan pelatih nasional Inggris dan Malaysia
(bbk)