Pelatih Sevilla Cemas Steven N'Zonzi Bangkitkan Tradisi Kartu Merah
A
A
A
SEVILLA - Gelandang asal Prancis Steven N'Zonzi melakoni debut buruk di Sevilla. Tak hanya gagal membawa Sevilla menuai kemenangan pada laga pembuka La Liga Spanyol 2015/2016 kontra Malaga di La Rosaleda, Jumat (21/8/2015) atau Sabtu dini hari WIB, mantan pemain Stoke city itu dikartu merah setelah menerima kartu kuning kedua pada menit ke-68.
N'Zonzi didatangkan Sevilla pada 9 Juli lalu dengan nilai transfer 7 juta pounds (Rp151 miliar) plus buyout clause senilai 21,5 juta pounds (Rp466 miliar) setelah tiga musim di Stoke City. Pemain kelahiran Colombes, Paris, Prancis, 15 Desember 1988, itu gagal melakoni debut saat Sevilla dikalahkan Barcelona 4-5 pada final Piala Super Eropa di Tbilisi, Georgia, 11 Agustus lalu, karena diare.
Berharap N'Zonzi tampil mentereng melawan Malaga, mantan gelandang Blackburn Rovers (2009–2012) itu justru diusir wasit Alfonso Alvarez akibat dua tekel bodohnya. Pemain terakhir Sevilla yang diusir di laga pembuka La Liga adalah Frederic Kanoute di tahun 2009 saat melawan Valencia.
Menariknya, tahun lalu N'Zonzi memainkan 38 pertandingan sebagai starter Liga Primer Inggris dengan Stoke City, hanya menerima dua kartu kuning sepanjang musim. Dua kartu yang sama yang dia peroleh bersama Sevilla hanya dalam waktu satu jam.
Selain N'Zonzi yang diganjar kartu merah, Adil Rami, Mariano, dan Beto juga mendapat kartu kuning pada laga kontra Malaga. Kondisi itu jelas membuat Pelatih Sevilla Unai Emery cemas. Sebab, dia tengah membangun tim yang bisa menjaga sikap sehingga meminimalkan torehan kartu.
Perolehan kartu Sevilla menurun pada musim 2014/2015. Mereka hanya mendapat dua kartu merah dan 117 kartu kuning. Padahal sebelumnya, atau musim 2013/2014 mereka diganjar 8 kartu merah dan 115 kartu kuning. Pada musim 2012/2014 lebih parah lagi, 12 kartu merah dan 97 kartu kuning.
"Musim lalu, tim kami sukses mengendalikan dorongan emosional. Sebab, kehilangan satu pemain akan memberikan keuntungan besar bagi lawan. Saat ini kami harus memecahkan masalah itu lagi," keluh Emery.
N'Zonzi didatangkan Sevilla pada 9 Juli lalu dengan nilai transfer 7 juta pounds (Rp151 miliar) plus buyout clause senilai 21,5 juta pounds (Rp466 miliar) setelah tiga musim di Stoke City. Pemain kelahiran Colombes, Paris, Prancis, 15 Desember 1988, itu gagal melakoni debut saat Sevilla dikalahkan Barcelona 4-5 pada final Piala Super Eropa di Tbilisi, Georgia, 11 Agustus lalu, karena diare.
Berharap N'Zonzi tampil mentereng melawan Malaga, mantan gelandang Blackburn Rovers (2009–2012) itu justru diusir wasit Alfonso Alvarez akibat dua tekel bodohnya. Pemain terakhir Sevilla yang diusir di laga pembuka La Liga adalah Frederic Kanoute di tahun 2009 saat melawan Valencia.
Menariknya, tahun lalu N'Zonzi memainkan 38 pertandingan sebagai starter Liga Primer Inggris dengan Stoke City, hanya menerima dua kartu kuning sepanjang musim. Dua kartu yang sama yang dia peroleh bersama Sevilla hanya dalam waktu satu jam.
Selain N'Zonzi yang diganjar kartu merah, Adil Rami, Mariano, dan Beto juga mendapat kartu kuning pada laga kontra Malaga. Kondisi itu jelas membuat Pelatih Sevilla Unai Emery cemas. Sebab, dia tengah membangun tim yang bisa menjaga sikap sehingga meminimalkan torehan kartu.
Perolehan kartu Sevilla menurun pada musim 2014/2015. Mereka hanya mendapat dua kartu merah dan 117 kartu kuning. Padahal sebelumnya, atau musim 2013/2014 mereka diganjar 8 kartu merah dan 115 kartu kuning. Pada musim 2012/2014 lebih parah lagi, 12 kartu merah dan 97 kartu kuning.
"Musim lalu, tim kami sukses mengendalikan dorongan emosional. Sebab, kehilangan satu pemain akan memberikan keuntungan besar bagi lawan. Saat ini kami harus memecahkan masalah itu lagi," keluh Emery.
(sha)