Anthony Martial dan Perjudian Van Gaal
A
A
A
MANCHESTER - Tak dibantah jika Manchester United butuh penyerang untuk mendukung Wayne Rooney. Rooney hanya melesatkan tiga gol dalam enam laga resmi musim ini. Namun, kini seolah-olah United sudah menemukan sosok yang mereka cari dengan merekrut striker belia berusia 19 tahun dari AS Monaco, Anthony Martial.
Pembelian itu menarik, bukan hanya soal usia yang relatif muda, juga harga yang fantastis mencapai 36 juta pounds (sekitar Rp778 miliar) untuk mendatangkan pemain yang relatif belum teruji kemampuannya itu ke Old Trafford.
Kebijakan transfer Pelatih Louis van Gaal memunculkan keraguan dan dinilai sebuah anomali. Seperti dilansir Guardian, gelontoran dana senilai 36 juta pounds, sepertinya perjudian besar. (Baca juga: Penyerang 19 Tahun Menuju Manchester United di Pengujung Transfer)
Sebab, bila menakar produktivitas Martial berdasarkan kontribusi di bersama Olympique Lyon (2012-2013) hanya tampil 4 laga tanpa gol. Sedangkan di AS Monaco sejak 2103, tampil 60 laga dengan torehan 13 gol. Tapi khusus musim 2014/2015, Martial menjadi top skor Monaco dengan 12 gol dari total 48 laga yang dilakoni. Sedangkan awal musim 2015/2016 ini, dia mencetak satu gol, dalam tujuh pertandingan.
Pertanyaan yang kemudian menyeruak, mampukah pemain kelahiran Massy, Essonne, Prancis, 5 Desember 1995, itu mengemban tugas seperti Wazza –sebutan akrab Wayne Rooney- di poros depan Manchester United. Dan, pantaskah kubu Setan Merah menebusnya dengan mahar selangit mengingat harga semahal itu dapat dikucurkan untuk memboyong top skor Ligue 1 tahun lalu Alexandre Lacazette yang tentu telah teruji secara kualitas dan kapabilitas.
Potensi emas Martial boleh saja memikat Van Gaal. Tetapi, pemain muda sekelasnya, riskan mengalami turbulensi permainan. Ander Herrera atau Marcos Rojo sebelumnya menjadi bintang di klub masing-masing, sebelum United mengangkutnya.
Herrera merupakan dirigen serangan Athletic Bilbao, sementara Rojo memikul tanggung jawab sebagai pengawal tembok pertahanan Sporting Lisbon. Kini, Herrera, ataupun Rojo harus menerima pil pahit, sering menjadi penghangat bangku cadangan di skuat arahan Van Gaal.
Apabila Van Gaal memproyeksikan Martial sebagai calon predator subur penerus Rooney. Maka, nakhoda yang merengkuh trofi La Liga edisi 1997/1998, dan 1998/1999, wajib memoles mental personel tim nasional Perancis U-21 tersebut. Terlebih, ekspektasi tinggi suporter Setan Merah juga bakal menjadi tekanan berat yang berpeluang meredupkan sinarnya.
Layaknya sentuhan magis yang Sir Alex Ferguson berikan pada Rooney 11 tahun silam. Ketika juru strategi legendaris United memboyong Rooney dari Everton, dia mampu menanamkan jiwa seorang pemenang dalam diri kapten tim nasional Inggris itu. Alhasil, pembelian Rooney yang sempat diragukan banyak pihak sanggup dibayar lunas olehnya.
Martial memang punya Kecepatan, Kemampuan mendribel bola, ketangguhan fisik, dan keseimbangan yang ideal untuk seorang striker. Patut dinanti, apakah Martial memiliki ketahanan mental untuk mengembangkan kariernya di Old Trafford.
Pembelian itu menarik, bukan hanya soal usia yang relatif muda, juga harga yang fantastis mencapai 36 juta pounds (sekitar Rp778 miliar) untuk mendatangkan pemain yang relatif belum teruji kemampuannya itu ke Old Trafford.
Kebijakan transfer Pelatih Louis van Gaal memunculkan keraguan dan dinilai sebuah anomali. Seperti dilansir Guardian, gelontoran dana senilai 36 juta pounds, sepertinya perjudian besar. (Baca juga: Penyerang 19 Tahun Menuju Manchester United di Pengujung Transfer)
Sebab, bila menakar produktivitas Martial berdasarkan kontribusi di bersama Olympique Lyon (2012-2013) hanya tampil 4 laga tanpa gol. Sedangkan di AS Monaco sejak 2103, tampil 60 laga dengan torehan 13 gol. Tapi khusus musim 2014/2015, Martial menjadi top skor Monaco dengan 12 gol dari total 48 laga yang dilakoni. Sedangkan awal musim 2015/2016 ini, dia mencetak satu gol, dalam tujuh pertandingan.
Pertanyaan yang kemudian menyeruak, mampukah pemain kelahiran Massy, Essonne, Prancis, 5 Desember 1995, itu mengemban tugas seperti Wazza –sebutan akrab Wayne Rooney- di poros depan Manchester United. Dan, pantaskah kubu Setan Merah menebusnya dengan mahar selangit mengingat harga semahal itu dapat dikucurkan untuk memboyong top skor Ligue 1 tahun lalu Alexandre Lacazette yang tentu telah teruji secara kualitas dan kapabilitas.
Potensi emas Martial boleh saja memikat Van Gaal. Tetapi, pemain muda sekelasnya, riskan mengalami turbulensi permainan. Ander Herrera atau Marcos Rojo sebelumnya menjadi bintang di klub masing-masing, sebelum United mengangkutnya.
Herrera merupakan dirigen serangan Athletic Bilbao, sementara Rojo memikul tanggung jawab sebagai pengawal tembok pertahanan Sporting Lisbon. Kini, Herrera, ataupun Rojo harus menerima pil pahit, sering menjadi penghangat bangku cadangan di skuat arahan Van Gaal.
Apabila Van Gaal memproyeksikan Martial sebagai calon predator subur penerus Rooney. Maka, nakhoda yang merengkuh trofi La Liga edisi 1997/1998, dan 1998/1999, wajib memoles mental personel tim nasional Perancis U-21 tersebut. Terlebih, ekspektasi tinggi suporter Setan Merah juga bakal menjadi tekanan berat yang berpeluang meredupkan sinarnya.
Layaknya sentuhan magis yang Sir Alex Ferguson berikan pada Rooney 11 tahun silam. Ketika juru strategi legendaris United memboyong Rooney dari Everton, dia mampu menanamkan jiwa seorang pemenang dalam diri kapten tim nasional Inggris itu. Alhasil, pembelian Rooney yang sempat diragukan banyak pihak sanggup dibayar lunas olehnya.
Martial memang punya Kecepatan, Kemampuan mendribel bola, ketangguhan fisik, dan keseimbangan yang ideal untuk seorang striker. Patut dinanti, apakah Martial memiliki ketahanan mental untuk mengembangkan kariernya di Old Trafford.
(sha)