Valentino Rossi Primadona Akhir Pekan
A
A
A
TAVULLIA - Valentino Rossi selalu menjadi primadona setiap menjalani balapan. Sebutan pembalap akhir pekan semakin melekat pada diri The Doctor. Pertanyaannya sekarang adalah kenapa ia mampu tampil kompetitif sepanjang 12 balapan musim ini?
Sebutan pembalap akhir pekan pertama kali muncul dari Jorge Lorenzo. Juara dunia dua kali yang diketahui adalah rekan setimnya dari tim Movistar Yamaha tak pernah membayangkan sebelumnya jika pemilik nomor 46 bisa tampil kompetitif sepanjang balapan. Padahal selama sesi latihan dan kualifikasi, dia tak pernah mendapatkan posisi ideal.
Ini seperti mengingatkan pernyataan Kevin Schwantz. Mantan juara 500cc mengatakan: "Juara sejati selalu mampu mengubah keadaan menjadi keuntungan. Dia juga tahu kapan harus mendorong keceparan dan kapan untuk mengelola situasi serta mendapatkan banyak poin."
Pernyataan Schwantz dibuktikan oleh Rossi ketika menaklukan Silverstone, akhir pekan kemarin. Saat itu juara dunia sembilan kali ini sukses berdiri di podium pertama saat kondisi lintasan basah.
Padahal ia terakhir kali Rossi memenangkan balapan saat kondisi basah pada 2005 di Donington. Kondisi trek basah memang menjadi tempat favorit bagi pembalap berambut kriwil tersebut. Namun dari mana ia menemukan bakatnya tersebut?
Tavullia
Tavullia merupakan sebuah desa terpencil atau tidak jauh dari Pesaro, Italia. Desa yang berpenduduk 8.000 itu memiliki arena atau tempat biasa Rossi berlatih motor. Tak hanya itu saja, tulisan nomor 46 selalu menghiasi toko-toko yang ada di sepanjang jalan tersebut.
Sebelah Gereja adalah fan club, yang memiliki 8.000 anggota, toko merchandise, dan pizzeria Da Rossi. Beberapa mil jauhnya adalah markas Rossi dan tempat berlatihnya (peternakan).
Di peternakan Rossi menemukan motivasi untuk bersaing dengan pembalap muda seperti Marc Marquez, yang saat itu juara dunia dua kali masih berusia 3 tahun. Peternakan ini semacam tempat suci bagi Rossi dan teman-temannya yang tergabung dengan tim VR46.
Itulah mengapa Rossi mampu menjaga konsistensinya sepanjang balapan. Menurut CEO VR46 Alberto Albi mengatakan, rahasianya adalah peternakan ini. Di sini, tambah Albi, kekasih Linda Morselli ini tak pernah berhenti untuk melatih kemampuan balapnya.
"Pertama, Valentino benar-benar menikmati apa yang dia lakukan, dan ini adalah salah satu rahasia dari karier yang sukses dan panjang. Poin kedua adalah semangat kompetisi dan mau menghadapi tantangan. Dengan Valentino, tidak ada pelatihan di peternakan tanpa berakhir dalam perlombaan. Kami juga mengatur acara khusus seperti 100km dari Ranch, sebuah lomba ketahanan yang memiliki semua pengendara Peternakan dan banyak teman yang terlibat," ungkap Albi seperti dikutip Cycleworld, Sabtu (5/9/2015).
Keberadaan pembalap muda di VR46 Academy juga memainkan peran penting. Pasalnya, itu memberikan motivasi ekstra untuk Rossi. "Targetnya adalah untuk meningkatkan bakat muda Italia dan memberi mereka kesempatan untuk bersinar," kata Rossi.
Idenya muncul setelah mengadopsi pemikiran Federasi balap Italia pada 1990-an. Di mana mereka berhasil menghasilkan juara dunia, seperti Loris Capirossi, Max Biaggi dan Valentino Rossi, sebelum mereka dibayangi oleh Spanyol.
Itulah sedikit cerita tentang keberhasilan Rossi mengaspal sepanjang musim ini. Jika pemimpin klasemen sementara MotoGP mampu menjaga konsistensi di sisa enam balapan terakhir musim ini, maka ia akan keluar sebagai pemenang pada 2015 sekaligus merebut trofi juara dunia kesepuluh.
Sebutan pembalap akhir pekan pertama kali muncul dari Jorge Lorenzo. Juara dunia dua kali yang diketahui adalah rekan setimnya dari tim Movistar Yamaha tak pernah membayangkan sebelumnya jika pemilik nomor 46 bisa tampil kompetitif sepanjang balapan. Padahal selama sesi latihan dan kualifikasi, dia tak pernah mendapatkan posisi ideal.
Ini seperti mengingatkan pernyataan Kevin Schwantz. Mantan juara 500cc mengatakan: "Juara sejati selalu mampu mengubah keadaan menjadi keuntungan. Dia juga tahu kapan harus mendorong keceparan dan kapan untuk mengelola situasi serta mendapatkan banyak poin."
Pernyataan Schwantz dibuktikan oleh Rossi ketika menaklukan Silverstone, akhir pekan kemarin. Saat itu juara dunia sembilan kali ini sukses berdiri di podium pertama saat kondisi lintasan basah.
Padahal ia terakhir kali Rossi memenangkan balapan saat kondisi basah pada 2005 di Donington. Kondisi trek basah memang menjadi tempat favorit bagi pembalap berambut kriwil tersebut. Namun dari mana ia menemukan bakatnya tersebut?
Tavullia
Tavullia merupakan sebuah desa terpencil atau tidak jauh dari Pesaro, Italia. Desa yang berpenduduk 8.000 itu memiliki arena atau tempat biasa Rossi berlatih motor. Tak hanya itu saja, tulisan nomor 46 selalu menghiasi toko-toko yang ada di sepanjang jalan tersebut.
Sebelah Gereja adalah fan club, yang memiliki 8.000 anggota, toko merchandise, dan pizzeria Da Rossi. Beberapa mil jauhnya adalah markas Rossi dan tempat berlatihnya (peternakan).
Di peternakan Rossi menemukan motivasi untuk bersaing dengan pembalap muda seperti Marc Marquez, yang saat itu juara dunia dua kali masih berusia 3 tahun. Peternakan ini semacam tempat suci bagi Rossi dan teman-temannya yang tergabung dengan tim VR46.
Itulah mengapa Rossi mampu menjaga konsistensinya sepanjang balapan. Menurut CEO VR46 Alberto Albi mengatakan, rahasianya adalah peternakan ini. Di sini, tambah Albi, kekasih Linda Morselli ini tak pernah berhenti untuk melatih kemampuan balapnya.
"Pertama, Valentino benar-benar menikmati apa yang dia lakukan, dan ini adalah salah satu rahasia dari karier yang sukses dan panjang. Poin kedua adalah semangat kompetisi dan mau menghadapi tantangan. Dengan Valentino, tidak ada pelatihan di peternakan tanpa berakhir dalam perlombaan. Kami juga mengatur acara khusus seperti 100km dari Ranch, sebuah lomba ketahanan yang memiliki semua pengendara Peternakan dan banyak teman yang terlibat," ungkap Albi seperti dikutip Cycleworld, Sabtu (5/9/2015).
Keberadaan pembalap muda di VR46 Academy juga memainkan peran penting. Pasalnya, itu memberikan motivasi ekstra untuk Rossi. "Targetnya adalah untuk meningkatkan bakat muda Italia dan memberi mereka kesempatan untuk bersinar," kata Rossi.
Idenya muncul setelah mengadopsi pemikiran Federasi balap Italia pada 1990-an. Di mana mereka berhasil menghasilkan juara dunia, seperti Loris Capirossi, Max Biaggi dan Valentino Rossi, sebelum mereka dibayangi oleh Spanyol.
Itulah sedikit cerita tentang keberhasilan Rossi mengaspal sepanjang musim ini. Jika pemimpin klasemen sementara MotoGP mampu menjaga konsistensi di sisa enam balapan terakhir musim ini, maka ia akan keluar sebagai pemenang pada 2015 sekaligus merebut trofi juara dunia kesepuluh.
(rus)