Terburuk Satu Dekade

Minggu, 06 September 2015 - 09:27 WIB
Terburuk Satu Dekade
Terburuk Satu Dekade
A A A
NEW YORK - Untuk pertama kali dalam 10 tahun terakhir, Rafael Nadal akan mengakhiri tahun ini tanpa satu pun gelar grand slam setelah kalah dari Fabio Fognini dengan skor 6-3, 6-4, 4-6, 3-6, 4-6 pada babak ketiga Amerika Serikat Terbuka, kemarin.

Sedih dan menyakitkan. Itu mungkin yang dirasakan Nadal seusai melakoni duel di Arthur Ashe Stadium, New York, Sabtu (5/9) pagi WIB. Petenis Spanyol itu harus mengalami kekalahan ke-15 di tahun kelam dalam kariernya ini. Hanya dua kemenangan atas petenis peringkat 10 besar dunia yang bisa diraihnya tahun ini. Prestasi terbaiknya pun hanya bisa menembus perempat final di Australia dan Prancis Terbuka.

Dalam pertarungan sepanjang 3 jam 46 menit, petenis peringkat 8 dunia itu gagal memanfaatkan langkah positifnya setelah menang di dua set awal, tapi kedodoran di tiga set berikutnya. Alhasil, untuk pertama kali dalam satu dekade terkini, Nadal tersingkir sangat awal dari AS Terbuka.

“Dia (Fognini) bermain luar biasa. Ini bukan saya yang kalah, tapi dia yang menang. Tak menyenangkan, tapi saya harus akui dia bermain lebih baik. Saya sudah berjuang sampai poin terakhir dan itu tak cukup,” ucap Nadal, dikutip AFP.

Sebelumnya Nadal juga pernah kalah dari Fognini di Rio de Janeiro dan Barcelona belum lama tahun ini, tapi balik menang pada final Turnamen Hamburg, Juli lalu. “Satu-satunya arti kekalahan ini adalah saya bermain lebih buruk ketimbang 10 tahun terakhir. Itu kenyataannya. Terlepas dari itu, untuk saya sangat luar biasa bisa selalu menang dalam 10 tahun beruntun sebuah gelar grand slam. Anda bisa membayangkan betapa sulitnya hal tersebut,” ujarnya.

Namun, atlet berusai 29 tahun itu enggan meratap terlalu lama. Dia optimistis akan kembali ke performa terbaik. Dia pun enggan menguraikan area mana yang perlu diperbaiki setelah rentetan kegagalan tahun ini. Dia menegaskan hanya bercanda saat mengatakan mulai melambat.

“Saya harus menerima ini bukanlah tahun saya dan terus berjuang sampai akhir musim untuk menyelesaikannya dengan cara positif. Saya sudah mengembangkan beberapa hal sejak awal musim. Itulah yang saya pikir sedang saya lakukan,” paparnya.

Di pihak lain, Fognini bangga bisa mengalahkan mantan petenis nomor satu dunia itu. Ini kemenangan pertama Fognini dalam 18 kali upayanya di lapangan keras melawan para petenis 10 besar dunia dan menjadikannya petenis Italia pertama yang maju ke babak 16 besar AS Terbuka sejak Davide Sanguinetti melakukannya pada 2005.

Apalagi, kali ini dia melakukannya dengan cara yang mengesankan. Tujuh service breakberuntun dilepas peringkat 32 dunia itu kepada Nadal pada set keempat dan kelima. Dia juga memberondong 70 pukulan kemenangan yang melewati sang juara 14 kali grand slam itu lewat permainannya yang fantastis.

“Saya tak bisa melukiskan betapa bahagianya saya. Pertandingan ini sangat sulit, melakukan itu menghadapi Rafa, dan ketinggalan dua set. Ini pertandingan yang luar biasa,” kata Fognini yang pada babak 16 besar akan bertemu unggulan 18 asal Spanyol Feliciano Lopez yang mengalahkan petenis Kanada unggulan 10 Milos Raonic 6-2, 7-6 (7/4), 6-3.

Abdul haris
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1407 seconds (0.1#10.140)