42 Atlet Masuk Karantina

Senin, 07 September 2015 - 09:21 WIB
42 Atlet Masuk Karantina
42 Atlet Masuk Karantina
A A A
KUDUS - Final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2015 berakhir di Kudus kemarin. Seperti pencarian bakat di televisi, akhir audisi di GOR Jati Kudus, Jawa Tengah, juga diakhiri dengan tawa dan air mata.

Mereka yang dinyatakan lolos meluapkannya dengan menangis, tertawa, meloncat, dan sujud syukur. Sementara mereka yang gagal juga menangis, tertunduk, dan membuang kertas pengumuman hasil audisi. Ada 42 atlet berhak mengikuti karantina selama satu pekan sebelum dinyatakan berhak bergabung dengan PB Djarum.

”Perjuangan ini akhirnya tidak siasia, semoga lulus karantina karena saingan berat,” kata Nurul Izmi Aprilia, yang mendapatkan tiket karantina selama satu pekan di PB Djarum. Nurul masuk daftar lolos karantina dari kelompok umur U-13 putri. Berasal dari Makassar, dia memang harus bersaing dengan 11 pemain dari kelompok putri U-13.

Salah satunya Ruzana yang berasal dari Palembang. Masih berusia 9 tahun, Ruzana seperti sudah tahu apa yang diinginkan dari bulu tangkis. ”Saya senang dengan hasil ini. Saya ingin menjadi seperti Liliyana Natsir,” kata pemain, yang lahir pada 22 Januari 2006.

Meski belum genap 10 tahun, Ruzana memiliki modal besar menjalani karantina. Dia dua kali menjadi juara O2SN serta Kejuaraan Sidu tingkat provinsi untuk usianya. Untuk audisi tahun ini, PB Djarum memang memberi prioritas pada pemain U-13. Dari 46 daftar yang ada, 32 berasal dari U-13, dengan pembagian 22 atlet putra dan 11 putri. Sisanya menjadi milik U- 15.Dengan pembagian 8 putra dan 5 putri.

”Untuk U-11 mungkin ada 70% yang berpeluang masuk PB, sedangkan under15 hanya 30%,” kata Kepala Pelatih PB Djarum Fung Permadi kemarin. Penyempitan kuota U-15 menurut Fung karena di PB Djarum memiliki banyak pemain dengan usia tersebut. Atlet yang lolos audisi akan dilihat selama sepekan untuk dipantau kemampuannya untuk dilakukan komparasi dengan stok yang sudah ada di PB.

Jika memang di bawah yang sudah ada, tentu tidak akan lolos. ”Berbeda dengan U-13 yang memang kami belum punya pembanding. Untuk U-15 kami sudah ada standar, jadi seleksinya akan lebih ketat. Memang tidak melulu teknisnya, tapi juga seberapa lama dia bisa adaptasi, seberapa baik sikapnya kepada pelatih, etosnya dalam berlatih, dan apa dia mampu mandiri,” papar Fung.

Fung mengakui keputusan untuk menurunkan kategori usia peserta audisi tak lepas dari kebutuhan PB. Sebab, dengan banyak PB membuat pihaknya harus bisa memantau atlet junior karena PB lain juga melakukan hal serupa. Jika pihaknya tetap bertahan di usia 15 tahun, dikhawatirkan proses penjaringan menjadi tidak maksimal.

Ma’ruf
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7214 seconds (0.1#10.140)