Rossi Sadar Makin Tua
A
A
A
MISANO - Selama menjalani separuh balapan musim ini, Valentino Rossi ternyata baru menyadari bahwa dirinya sudah tak muda lagi alias semakin tua. Mungkin kedengarannya aneh ketika mengetahui pernyataan joki Movistar Yamaha, namun itulah yang terungkap selama diwawancarai salah satu media di Eropa.
"Saya mulai menyadari satu hal dalam karier saya bahwa saya semakin tua. Tapi menariknya ketika saya mengenakan wearpack dan sarung tangan hal itu seakan tak pernah terlihat oleh orang banyak. Karena seluruh pembalap selalu menunjukkan penampilan berbeda selama mengaspal. Intinya, yang terpenting adalah mampu menjaga hal-hal agar kita tetap rileks," ungkap Rossi seperti dikutip Motoblog, Senin (7/9/2015).
Pertanyaan itu muncul setelah Rossi masuk dalam daftar sepuluh pembalap tertua yang memenangkan balapan di kelas utama MotoGP. The Doctor masuk dalam daftar tersebut setelah pemilik nomor 46 memenangkan balapan seri 12 di GP Inggris dengan 36 tahun 195 hari.
Juara dunia sembilan kali itu tinggal membutuhkan 40 hari lagi untuk menggeser posisi Phil Read. Jika Rossi berhasil mengamankan podium di Motegi, Jepang, pada 11 Oktober mendatang, maka ia secara otomatis akan mengambil posisi seniornya tersebut. (Baca juga: 40 Hari Lagi Valentino Rossi Geser Mantan Juara Tiga Kelas)
Dalam kesempatan ini Rossi juga dimintai tanggapannya terkait kehadiran Jorge Lorenzo dan keputusannya pindah ke tim Ducati. Dia berkata awalnya ia merasa sakit hati ketika mengetahui kedatangan X-Fuera di paddock tim Garpu Tala pada 2008.
Pasalnya, tambah Rossi, Lorenzo memiliki potensi besar untuk mengambil tempat di Yamaha. Selang dua tahun, kekasih Linda Morselli akhirnya memutuskan pindah ke tim Ducati. Di sana, karier Rossi nyaris tenggelam karena ia gagal bersinar bersama tim pabrikan asal Italia tersebut.
"Ketika Lorenzo tiba di Yamaha, saya sedikit marah, tidak dengan dia tapi dengan Yamaha. Karena saya tahu bahwa dia memiliki potensi besar untuk mengambil posisi saya. Intinya, saya tidak memiliki masalah dengan Lorenzo. Karena kami mengenal satu sama lain, sehingga saya membuat kesalahan besar dengan beralih ke Ducati," tutur Rossi.
"Sekarang saya mengerti keputusan Yamaha, karena mereka menginginkan dua pembalap hebat berada di satu tim dan itu adalah hal yang normal. Ini adalah sebuah perusahaan besar dengan dua pembalap di tim pabrikan, dan harus ada dua pembalap terbaik di luar sana. Jadi, ketika saya datang kembali pada tahun 2013, saya kembali sedikit menunjukkan rasa hormat untuk semua orang, termasuk Jorge, yang merupakan 'nomor 1' di tim."
"Saya mulai menyadari satu hal dalam karier saya bahwa saya semakin tua. Tapi menariknya ketika saya mengenakan wearpack dan sarung tangan hal itu seakan tak pernah terlihat oleh orang banyak. Karena seluruh pembalap selalu menunjukkan penampilan berbeda selama mengaspal. Intinya, yang terpenting adalah mampu menjaga hal-hal agar kita tetap rileks," ungkap Rossi seperti dikutip Motoblog, Senin (7/9/2015).
Pertanyaan itu muncul setelah Rossi masuk dalam daftar sepuluh pembalap tertua yang memenangkan balapan di kelas utama MotoGP. The Doctor masuk dalam daftar tersebut setelah pemilik nomor 46 memenangkan balapan seri 12 di GP Inggris dengan 36 tahun 195 hari.
Juara dunia sembilan kali itu tinggal membutuhkan 40 hari lagi untuk menggeser posisi Phil Read. Jika Rossi berhasil mengamankan podium di Motegi, Jepang, pada 11 Oktober mendatang, maka ia secara otomatis akan mengambil posisi seniornya tersebut. (Baca juga: 40 Hari Lagi Valentino Rossi Geser Mantan Juara Tiga Kelas)
Dalam kesempatan ini Rossi juga dimintai tanggapannya terkait kehadiran Jorge Lorenzo dan keputusannya pindah ke tim Ducati. Dia berkata awalnya ia merasa sakit hati ketika mengetahui kedatangan X-Fuera di paddock tim Garpu Tala pada 2008.
Pasalnya, tambah Rossi, Lorenzo memiliki potensi besar untuk mengambil tempat di Yamaha. Selang dua tahun, kekasih Linda Morselli akhirnya memutuskan pindah ke tim Ducati. Di sana, karier Rossi nyaris tenggelam karena ia gagal bersinar bersama tim pabrikan asal Italia tersebut.
"Ketika Lorenzo tiba di Yamaha, saya sedikit marah, tidak dengan dia tapi dengan Yamaha. Karena saya tahu bahwa dia memiliki potensi besar untuk mengambil posisi saya. Intinya, saya tidak memiliki masalah dengan Lorenzo. Karena kami mengenal satu sama lain, sehingga saya membuat kesalahan besar dengan beralih ke Ducati," tutur Rossi.
"Sekarang saya mengerti keputusan Yamaha, karena mereka menginginkan dua pembalap hebat berada di satu tim dan itu adalah hal yang normal. Ini adalah sebuah perusahaan besar dengan dua pembalap di tim pabrikan, dan harus ada dua pembalap terbaik di luar sana. Jadi, ketika saya datang kembali pada tahun 2013, saya kembali sedikit menunjukkan rasa hormat untuk semua orang, termasuk Jorge, yang merupakan 'nomor 1' di tim."
(bbk)