Laskar Ciung Wanara Tak Ingin Memalukan
Laskar Ciung Wanara Tak Ingin Memalukan
A
A
A
MALANG - PSGC Ciamis tidak mau tampil memalukan saat menantang Arema Cronus di laga terakhir Grup B Piala Presiden. Daya tahan PSGC layak dinanti karena sebelumnya sangat merepotkan Sriwijaya FC dan menahan Persela Lamongan.
Hitungan menang atau kalah sejauh ini bukan menjadi hal penting bagi tim berjuluk Laskar Ciung Wanara. Sadar bahwa peluang lolos sangat berat, mereka hanya ingin bermain dengan spirit tinggi dan membuktikan bukan tim rendahan.
Manajer PSGC H. Herdiat mengungkapkan, terlalu muluk untuk berkoar timnya bakal mengalahkan tuan rumah Singo Edan. Dengan perbedaan kekuatan yang ada, dirinya menyebut PSGC tidak berada di level sama dengan Arema.
"Semua tahu bagaimana perbedaan kekuatan PSGC dengan Arema. Kami adalah tim kampung yang ingin belajar dari tim-tim besar dan sudah berpengalaman. Lawan Arema, PSGC berupaya bermain sebaik mungkin karena ini pertadingan terakhir grup," jelas Herdiat, Senin (7/9).
PSGC semula dianggap sebagai tim yang menjadi santapan lezat bagi kontestan lainnya di Malang. Tapi realitanya tak sesederhana itu. PSGC di dua laga sebelumnya menjadi underdog yang sangat sulit dikalahkan walau materi pemain sangat biasa.
"Kami mengandalkan kolektivitas karena memang mayoritas pemain muda dan minim pengalaman. Tim sudah menunjukkan permainan bagus di dua pertandingan sebelumnya. Minimal PSGC tidak memalukan di grup ini, kami sudah senang," tambah dia.
Melihat dua laga sebelumnya, PSGC sesungguhnya tidak layak rendah diri. Mengingat para pesaing adalah dedengkot ISL, performa Laskar Ciung Wanara yang baru kebobolan dua gol di dua laga tentu sudah menjadi kebanggaan tersendiri.
PSGC diprediksi bakal menghadapi tekanan terberat sepanjang Piala Presiden 2015 ketika bentrok dengan Arema Cronus. Tuan rumah terkenal sangat beringas dalam bermain dan mulai menemukan ketajamannya.
Osas Saha bakal menjadi tumpuan utama tim asuhan Heri Rafni Kotari. Pemain berusia 28 tahun tersebut menciptakan satu gol dari titik putih kala menahan Persela Lamongan. Pengalaman, kecepatan dan skill individunya sangat diharapkan tim asal Jawa Barat.
Hitungan menang atau kalah sejauh ini bukan menjadi hal penting bagi tim berjuluk Laskar Ciung Wanara. Sadar bahwa peluang lolos sangat berat, mereka hanya ingin bermain dengan spirit tinggi dan membuktikan bukan tim rendahan.
Manajer PSGC H. Herdiat mengungkapkan, terlalu muluk untuk berkoar timnya bakal mengalahkan tuan rumah Singo Edan. Dengan perbedaan kekuatan yang ada, dirinya menyebut PSGC tidak berada di level sama dengan Arema.
"Semua tahu bagaimana perbedaan kekuatan PSGC dengan Arema. Kami adalah tim kampung yang ingin belajar dari tim-tim besar dan sudah berpengalaman. Lawan Arema, PSGC berupaya bermain sebaik mungkin karena ini pertadingan terakhir grup," jelas Herdiat, Senin (7/9).
PSGC semula dianggap sebagai tim yang menjadi santapan lezat bagi kontestan lainnya di Malang. Tapi realitanya tak sesederhana itu. PSGC di dua laga sebelumnya menjadi underdog yang sangat sulit dikalahkan walau materi pemain sangat biasa.
"Kami mengandalkan kolektivitas karena memang mayoritas pemain muda dan minim pengalaman. Tim sudah menunjukkan permainan bagus di dua pertandingan sebelumnya. Minimal PSGC tidak memalukan di grup ini, kami sudah senang," tambah dia.
Melihat dua laga sebelumnya, PSGC sesungguhnya tidak layak rendah diri. Mengingat para pesaing adalah dedengkot ISL, performa Laskar Ciung Wanara yang baru kebobolan dua gol di dua laga tentu sudah menjadi kebanggaan tersendiri.
PSGC diprediksi bakal menghadapi tekanan terberat sepanjang Piala Presiden 2015 ketika bentrok dengan Arema Cronus. Tuan rumah terkenal sangat beringas dalam bermain dan mulai menemukan ketajamannya.
Osas Saha bakal menjadi tumpuan utama tim asuhan Heri Rafni Kotari. Pemain berusia 28 tahun tersebut menciptakan satu gol dari titik putih kala menahan Persela Lamongan. Pengalaman, kecepatan dan skill individunya sangat diharapkan tim asal Jawa Barat.
(aww)
Explore More