FIFA 'Bunuh' Karir Pemain La Masia Barca

Rabu, 09 September 2015 - 16:59 WIB
FIFA Bunuh Karir Pemain...
FIFA 'Bunuh' Karir Pemain La Masia Barca
A A A
BARCELONA - Hukuman FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) kepada Barcelona terus meluas terkait embargo transfer, setelah kubu Catalan dinyatakan bersalah karena merekrut pemain muda di bawah umur. Usai La Blaugrana dilarang melakukan aktivitas transfer pemain dalam dua periode mendatang, Barca juga mendapat hukuman denda sebesar Rp5,7 miliar. Seperti tanpa ampun, FIFA kembali memperketat hukuman Barca dengan melarang pemain muda La Masia yang terlibat kasus bermain di Eropa.

Keenam pemain itu adalah Paik Seung-Ho, Lee Seung-Woo, Jang Gyeolhee (Korea), Theo Chendri (Prancis), Bobby Adekanye (Nigeria), dan Patric Sousia (Kamerun). Keenamnya mendapat hukuman dilarang bermain untuk Barcelona sampai waktu yang belum ditentukan dan yang terbaru mereka juga dilarang bergabung dengan tim lain di Eropa. Hukuman FIFA ini seakan menjadikan pemain muda La Masia terus jadi korban.

(Baca juga berita lengkap seputar Barcelona di sini)

Pertama para pemain muda tersebut dilarang membela Barca, baik dalam laga persahabatan maupun pertandingan resmi. Tapi saat ini FIFA juga melarang mereka berada di fasilitas pelatih La Blaugrana ataupun tinggal di La Masia. Keputusan FIFA ini tentu mempengaruhi beberapa pemain muda dengan cara yang berbeda ketika Bobby Adekanye, Takefusa Kubo dan Kais Ruiz memutuskan untuk meninggalkan klub dan kembali ke negara mereka masing-masing.

Meski begitu Adekanye kemudian bergabung bersama Liverpool pada bursa transfer musim panas 2015-2016 lalu. Sedangkan Theo Chendri dapat kembali bermain karena dinilai sudah cukup umur, sama seperti pemain Korea Selatan, Lee Seung Woo dan Seung-Ho Paik pada Januari, mendatang.

Hukuman FIFA ini seakan membunuh para pemain muda yang tidak bersalah seperti yang dialami Patrice Sousia. Pemain asal Kamerun tersebut dipaksa mengkosongkan kamarnya di La Masia. Ketika hukuman FIFA dimaksudkan untuk melindungi para pemain muda justru berlawanan saat Sousia harus menjadi tunawisma dan tidak lagi mampu bermimpi. Beruntung solidaritas ditunjukkan oleh rekan setimnya di U-17, Alex Collado yang bersama keluarganya bersedia menampung Sousia.

Mereka juga coba melihat peluang apakah Sousia dapat berlatih bersama klub di divisi keempat. Keputusan FIFA ini mendapatkan protes keras, seperti yang dilakukan oleh ayah dari salah seorang pemain muda Barca yang terkena hukuman, Ben Lederman. Sang ayah mengaku kecewa dan mengancam bakal membawa kasus ini pengadilan arbitrasi untuk olahraga (CAS).

"Ini adalah pembunuhan. Dan sebagai ayahnya, semua ini juga membunuh saya. Anak saya butuh bermain sepak bola, sampai kapan ia harus berhenti bermain. Semua ini tidak benar. Saya paham aturan ini dibuat untuk melindungi hak-hak pemain muda. Tapi keluarga kami sudah membuat pilihan untuk ke Spanyol secara bersama-sama," ucapnya.

Berdasarkan peraturan FIFA, transfer pemain asing di bawah umur diperbolehkan asalkan orang tua pemain pindah ke negara tempat klub berada dengan alasan pribadi (bukan terkait sepak bola). Pemain berasal dari negara Uni Eropa dan berusia di atas 16 tahun, atau pemain yang tempat tinggalnya tidak lebih dari 50 km dari batas negara tempat klub berada.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5888 seconds (0.1#10.140)