Disiplin Pertahanan, Kunci Sukses PSGC Redam Singo Edan
A
A
A
MALANG - Arema Cronus gagal mengunci status juara Grup B Piala Presiden 2015 setelah ditahan imbang PSGC Ciamis 1-1, Rabu (9/9/2015) malam, di Stadion Kanjuruhan. Arema finish dengan lima poin, hasil dari dua kali imbang dan sekali menang. Disiplinnya pertahanan PSGC menjadi kunci sukses meredam agresivitas Singo Edan.
Hasil ini sekaligus menahbiskan Sriwijaya FC sebagai juara grup dengan enam poin. Kurnia Meiga menjadi sosok pesakitan karena menjadi biang hilangnya dua poin di laga itu. Ganjalan pada Ganjar Kurniawan membuahkan penalti untuk PSGC yang sukses dieksekusi Osas Saha menit 88.
Unggul satu bola di babak pertama tak membuat Arema puas. Tuan rumah tetap menjadi pihak yang dominan dan terus mengintimidasi pertahanan PSGC yang juga belum ada tanda-tanda perubahan alias tetap bermain negatif.
Situasi sebenarnya tak banyak berubah seperti paruh pertama. Sempitnya ruang untuk bermain membuat Singo Edan kesulitan memberikan ancaman berarti. Shot on goal masih tetap rendah karena disiplinnya pertahanan PSGC.
Upaya Samsul Arif, Lancine Kone, dan Cristian Gonzalez bukan masalah berarti bagi kiper M Irfan. Perubahan komposisi Arema yang menarik Ahmad Bustomi-Gede Sukadana serta memasukkan Juan Revi-Hendro Siswanto tak memberi sentuhan baru.
Hingga 25 menit babak kedua sama sekali tak ada peluang yang mengancam di kedua kubu. PSGC yang dalam kondisi tertinggal pun, hanya mampu melakukan serangan sporadis lewat serangan balik yang bertumpu pada Osas Saha.
Sedangkan intensitas serangan dan tempo permainan yang dimainkan Arema sedikit menurun. Jarang terlihat Samsul Arif dan Dendi Santoso melakukan sprint dan melepas umpan ke tengah. Justru Lancine Kone yang sering mengolah bola di tengah.
Arema coba menyuntikkan tenaga anyar dengan memasukkan Sunarto-Benny Wahyudi mengganti Dendi Santoso-Hasim Kipuw. Walau ada beberapa perubahan, secara keseluruhan tak mengubah konsep permainan Singo Edan.
Tapi kejutan terjadi di menit 88. Arema dihukum penalti setelah kiper pengganti Kurnia Meiga mengganjal Ganjar Kurniawan. Wasit Nazamudin Aspiran menunjuk titik putih dan Osas Saha menaklukkan Kurnia Meiga.
Sungguh comeback yang buruk bagi Kurnia Meiga yang baru bermain setelah berbulan-bulan dinaungi cedera. Ketika Kadek Wardana berhasil mencatat clean sheet untuk pertama kalinya di event ini, justru Meiga yang membuat Arema kebobolan.
Tak mau berstatus runner up grup, Arema terus mencecar PSGC dengan serangan kombinatif di menit-menit akhir. Namun menciptakan gol lewat open play sangat rumit dan terbukti Arema harus rela lolos sebagai runner up.
Hasil ini sekaligus menahbiskan Sriwijaya FC sebagai juara grup dengan enam poin. Kurnia Meiga menjadi sosok pesakitan karena menjadi biang hilangnya dua poin di laga itu. Ganjalan pada Ganjar Kurniawan membuahkan penalti untuk PSGC yang sukses dieksekusi Osas Saha menit 88.
Unggul satu bola di babak pertama tak membuat Arema puas. Tuan rumah tetap menjadi pihak yang dominan dan terus mengintimidasi pertahanan PSGC yang juga belum ada tanda-tanda perubahan alias tetap bermain negatif.
Situasi sebenarnya tak banyak berubah seperti paruh pertama. Sempitnya ruang untuk bermain membuat Singo Edan kesulitan memberikan ancaman berarti. Shot on goal masih tetap rendah karena disiplinnya pertahanan PSGC.
Upaya Samsul Arif, Lancine Kone, dan Cristian Gonzalez bukan masalah berarti bagi kiper M Irfan. Perubahan komposisi Arema yang menarik Ahmad Bustomi-Gede Sukadana serta memasukkan Juan Revi-Hendro Siswanto tak memberi sentuhan baru.
Hingga 25 menit babak kedua sama sekali tak ada peluang yang mengancam di kedua kubu. PSGC yang dalam kondisi tertinggal pun, hanya mampu melakukan serangan sporadis lewat serangan balik yang bertumpu pada Osas Saha.
Sedangkan intensitas serangan dan tempo permainan yang dimainkan Arema sedikit menurun. Jarang terlihat Samsul Arif dan Dendi Santoso melakukan sprint dan melepas umpan ke tengah. Justru Lancine Kone yang sering mengolah bola di tengah.
Arema coba menyuntikkan tenaga anyar dengan memasukkan Sunarto-Benny Wahyudi mengganti Dendi Santoso-Hasim Kipuw. Walau ada beberapa perubahan, secara keseluruhan tak mengubah konsep permainan Singo Edan.
Tapi kejutan terjadi di menit 88. Arema dihukum penalti setelah kiper pengganti Kurnia Meiga mengganjal Ganjar Kurniawan. Wasit Nazamudin Aspiran menunjuk titik putih dan Osas Saha menaklukkan Kurnia Meiga.
Sungguh comeback yang buruk bagi Kurnia Meiga yang baru bermain setelah berbulan-bulan dinaungi cedera. Ketika Kadek Wardana berhasil mencatat clean sheet untuk pertama kalinya di event ini, justru Meiga yang membuat Arema kebobolan.
Tak mau berstatus runner up grup, Arema terus mencecar PSGC dengan serangan kombinatif di menit-menit akhir. Namun menciptakan gol lewat open play sangat rumit dan terbukti Arema harus rela lolos sebagai runner up.
(sha)