Fokus Tontowi/Liliyana Cuma Jaga Rangking
A
A
A
SEOUL - Turnamen Korea Terbuka 2015 dijadikan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir hanya untuk menjaga rangking di peringkat dunia agar mereka mampu tampil di Olimpiade 2016 mendatang. Hal itu sebagaimana disampaikan pelatih ganda campuran Indonesia Nova Widianto.
"Persiapan mungkin tidak sebagus Kejuaraan Dunia. Tapi tetap akan dicoba. Masalah target menang tidak terlalu dibebankan. Karena fokusnya sekarang adalah menjaga rangking agar tetap di dua besar. Ini untuk kepentingan Olimpiade nanti. Jangan sampai rangking lari ke posisi tiga atau empat," imbuh Nova seperti dikutip dari Badmintonindonesia, Minggu (20/9/2015).
Penampilan Tontowi/Liliyana di turnamen yang menyediakan hadiah sebesar USD600 ribu atau sekira 8,5 miliar terbilang cukup mengesankan. Duet andalan Indonesia di sektor ganda campuran ini hanya satu kali kehilangan game saat menghadapi unggulan keenam China Lu Kai/Huang Yaqiong di semifinal.
Di laga pamungkas yang berlangsung di SK Handball Stadium, Tontowi/Liliyana kembali berhadapan dengan musuh bebuyutannya, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Tontowi/Liliyana dan Zhang/Zhao sudah 16 kali berhadapan. Sejauh ini Zhang/Zhao masih memimpin rekor pertemuan dengan 11-5. (Baca juga: Pelatih Tontowi/Lilyana Siapkan Strategi Jinakkan Unggulan China)
Berbicara mengenai permainan Zhang/Zhao, peraih medali perak ganda campuran, Olimpiade Beijing 2008 mengatakan sebenarnya tipe permainan kedua pasangan hampir sama. Hanya saja, tambah Nova, unggulan pertama di turnamen ini terlihat lebih solid dalam melakukan rotasi dan chemistry mereka lebih bagus ketimbang Owi/Butet.
"Tipe permainan hampir sama. Malah Zhang Nan pukulannya sebenarnya tidak terlalu keras. Cuma mereka lebih solid di rotasinya dan chemistry lebih kuat. Dalam keadaan apapun mereka tetap bisa keluar. Sebenarnya pola mereka juga itu-itu aja," ujar Nova mengenai kekuatan lawan.
Selain itu Nova juga menambahkan bahwa Tontowi/Liliyana juga harus bisa mengatasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di lapangan. Fokus dan ketenangan saat bertanding harus lebih ditingkatkan lagi.
"Kendala di lapangan biasanya suka buru-buru saat sudah leading, ini yang harus dihindari. Mudah-mudahan dari video pertandingan bisa dipelajari,” tandas Nova.
"Persiapan mungkin tidak sebagus Kejuaraan Dunia. Tapi tetap akan dicoba. Masalah target menang tidak terlalu dibebankan. Karena fokusnya sekarang adalah menjaga rangking agar tetap di dua besar. Ini untuk kepentingan Olimpiade nanti. Jangan sampai rangking lari ke posisi tiga atau empat," imbuh Nova seperti dikutip dari Badmintonindonesia, Minggu (20/9/2015).
Penampilan Tontowi/Liliyana di turnamen yang menyediakan hadiah sebesar USD600 ribu atau sekira 8,5 miliar terbilang cukup mengesankan. Duet andalan Indonesia di sektor ganda campuran ini hanya satu kali kehilangan game saat menghadapi unggulan keenam China Lu Kai/Huang Yaqiong di semifinal.
Di laga pamungkas yang berlangsung di SK Handball Stadium, Tontowi/Liliyana kembali berhadapan dengan musuh bebuyutannya, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Tontowi/Liliyana dan Zhang/Zhao sudah 16 kali berhadapan. Sejauh ini Zhang/Zhao masih memimpin rekor pertemuan dengan 11-5. (Baca juga: Pelatih Tontowi/Lilyana Siapkan Strategi Jinakkan Unggulan China)
Berbicara mengenai permainan Zhang/Zhao, peraih medali perak ganda campuran, Olimpiade Beijing 2008 mengatakan sebenarnya tipe permainan kedua pasangan hampir sama. Hanya saja, tambah Nova, unggulan pertama di turnamen ini terlihat lebih solid dalam melakukan rotasi dan chemistry mereka lebih bagus ketimbang Owi/Butet.
"Tipe permainan hampir sama. Malah Zhang Nan pukulannya sebenarnya tidak terlalu keras. Cuma mereka lebih solid di rotasinya dan chemistry lebih kuat. Dalam keadaan apapun mereka tetap bisa keluar. Sebenarnya pola mereka juga itu-itu aja," ujar Nova mengenai kekuatan lawan.
Selain itu Nova juga menambahkan bahwa Tontowi/Liliyana juga harus bisa mengatasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di lapangan. Fokus dan ketenangan saat bertanding harus lebih ditingkatkan lagi.
"Kendala di lapangan biasanya suka buru-buru saat sudah leading, ini yang harus dihindari. Mudah-mudahan dari video pertandingan bisa dipelajari,” tandas Nova.
(bep)