Kalah di Final, Target Ganda Campuran Indonesia Jadi Kenyataan
A
A
A
SEOUL - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal meraih gelar juara di ajang Korea Terbuka 2015. Menghadapi Zhang Nan/Zhao Yunlei asal China, Tontowi/Liliyana kalah 16-21 dan 15-21.
Menurut Liliyana, kekalahan itu disebabkan faktor human error. Rekor kekalahan dari Zhang Nan/Zhao Yunlei juga mempengaruhi penampilan pasangan terbaik Indonesia di ganda campuran ini. (Baca juga: Tontowi/Ahmad Gagal Tambah Koleksi Medali Emas di Korea Terbuka)
"Sebenarnya kami tadi ada peluang, cuma ketika sudah bisa leading kesusulnya gampang karena error. Kadang-kadang kami sudah menemukan pola permainan yang enak, tapi tiba-tiba bisa berubah sendiri, malah terbawa permainan lawan. Terutama bagian belakang, Owi beberapa kali sempat terpancing sama permainan lawan," kata Liliyana yang dikutip dari Badmintonindonesia.
"Apalagi di game kedua, semakin banyak error. Kami sudah leading 13-10, tapi kehilangan poinnya mudah sekali. Setelah posisi 15 sama, error di lapangan semakin banyak. Dalam permainan memang bisa saja salah, tapi kesalahan beruntun itu bisa membuat lawan semakin percaya diri lagi. Kesalahan beruntun kami terlalu gampang," tambahnya.
Dalam 16 kali pertemuan, Tontowi/Liliyana lebih banyak kalah dari lawannya ini. Zhang Nan/Zhao Yunlei unggul 11-5 dan mereka juga mencatat kemenangan beruntun dari enam pertemuan terakhirnya.
"Beberapa kali pertemuan terakhir kami kalah dari mereka. Jadi di lapangan kadang ada pengaruhnya sedikit di pikiran kami. Dari pelatih tadi juga ada evaluasi, kami terlalu terburu-buru. Bola yang seharusnya bisa diolah dulu, terlalu terburu-buru ingin dimatikan. Ini yang harus kami perbaiki kedepannya," sesal Liliyana.
Meski demikian hasil ini sesuai dengan keinginan pelatih ganda campuran, Nova Widianto. Beberapa jam sebelum pertandingan, ia mengatakan bahwa dirinya tidak memberi misi juara pada Tontowi/Liliyana.
"Persiapan mungkin tidak sebagus Kejuaraan Dunia. Tapi tetap akan dicoba. Masalah target menang tidak terlalu dibebankan. Karena fokusnya sekarang adalah menjaga rangking agar tetap di dua besar. Ini untuk kepentingan Olimpiade nanti. Jangan sampai rangking lari ke posisi tiga atau empat," ucap Nova. (Baca juga: Fokus Tontowi/Liliyana Cuma Jaga Ranking)
Menurut Liliyana, kekalahan itu disebabkan faktor human error. Rekor kekalahan dari Zhang Nan/Zhao Yunlei juga mempengaruhi penampilan pasangan terbaik Indonesia di ganda campuran ini. (Baca juga: Tontowi/Ahmad Gagal Tambah Koleksi Medali Emas di Korea Terbuka)
"Sebenarnya kami tadi ada peluang, cuma ketika sudah bisa leading kesusulnya gampang karena error. Kadang-kadang kami sudah menemukan pola permainan yang enak, tapi tiba-tiba bisa berubah sendiri, malah terbawa permainan lawan. Terutama bagian belakang, Owi beberapa kali sempat terpancing sama permainan lawan," kata Liliyana yang dikutip dari Badmintonindonesia.
"Apalagi di game kedua, semakin banyak error. Kami sudah leading 13-10, tapi kehilangan poinnya mudah sekali. Setelah posisi 15 sama, error di lapangan semakin banyak. Dalam permainan memang bisa saja salah, tapi kesalahan beruntun itu bisa membuat lawan semakin percaya diri lagi. Kesalahan beruntun kami terlalu gampang," tambahnya.
Dalam 16 kali pertemuan, Tontowi/Liliyana lebih banyak kalah dari lawannya ini. Zhang Nan/Zhao Yunlei unggul 11-5 dan mereka juga mencatat kemenangan beruntun dari enam pertemuan terakhirnya.
"Beberapa kali pertemuan terakhir kami kalah dari mereka. Jadi di lapangan kadang ada pengaruhnya sedikit di pikiran kami. Dari pelatih tadi juga ada evaluasi, kami terlalu terburu-buru. Bola yang seharusnya bisa diolah dulu, terlalu terburu-buru ingin dimatikan. Ini yang harus kami perbaiki kedepannya," sesal Liliyana.
Meski demikian hasil ini sesuai dengan keinginan pelatih ganda campuran, Nova Widianto. Beberapa jam sebelum pertandingan, ia mengatakan bahwa dirinya tidak memberi misi juara pada Tontowi/Liliyana.
"Persiapan mungkin tidak sebagus Kejuaraan Dunia. Tapi tetap akan dicoba. Masalah target menang tidak terlalu dibebankan. Karena fokusnya sekarang adalah menjaga rangking agar tetap di dua besar. Ini untuk kepentingan Olimpiade nanti. Jangan sampai rangking lari ke posisi tiga atau empat," ucap Nova. (Baca juga: Fokus Tontowi/Liliyana Cuma Jaga Ranking)
(bep)