Evan Dimas: Jadi Pemain Hebat Tak Ada yang Instan
A
A
A
JAKARTA - Gelandang Bonek FC Evan Dimas Darmono berbagi cerita soal pentingnya penanaman mental di usia dini. Di mata mantan kapten tim nasional (timnas) U-19 Indonesia tersebut, usia-usia seperti 14 sampai 17 tahun adalah fase di mana si pemain tidak hanya dibekali kemampuan mengolah bola, tapi juga harus dibekali dengan kesiapan mental yang kuat.
Evan memang menjadi salah satu fenomena lahirnya talenta muda sepak bola Tanah Air. Mencuat bersama timnas U-19 besutan Indra Sjafri, dirinya digadang-gadang sebagai salah satu pemain muda terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Walau memang, prestasi yang diberikannya sejauh ini baru mengantar skuad Garuda Jaya, julukan timnas U-19, keluar sebagai juara di level Asia Tenggara.
Evan pun kabarnya mendapat banyak tawaran dari klub-klub di Asia. Seperti klub asal Timur Tengah dan juga Jepang. Namun, pilihannya untuk menjajal ketatnya persaingan di sepak bola Eropa membuatnya mengeyampingkan tawaran tersebut. Walau kenyataannya, Evan gagal dipinang klub divisi utama Spanyol, UE Llagostera dan kini berkarier di kompetisi dalam negeri.
"Ingin sukses di sepak bola tidak ada yang bisa dilakukan dengan cara instan. Saat saya ada di usia di bawah 17 tahun, saya banyak mendapat banyak pelajaran berarti. Tidak hanya dalam kemampuan mengolah bola, tapi dari segi mental. Bagaimana berprilaku, semuanya bisa didapatkan dari awal di usia-usia tersebut," ungkap Even dalam launching perhelatan FIFA U-17 Chile di Jakarta.
"Belajar bersikap profesional juga mulai digembleng saat ada di Timnas U-17 Indonesia. Saya rasa memang mental yang baik harus ditanam sedini mungkin, agar saat tampil bersama timnas senior semuanya sudah bisa berjalan dengan baik. Pesan saya kepada adik-adik yang ingin menjadi pesepakbola profesional, untuk bisa mengasah mental dari usia dini," lanjutnya.
Tidak hanya Evan, hal senada juga disampaikan analis sepak bola Indonesia, Tommy Welly. Pria yang juga satu pengurus PSSI itu juga menyampaikan pentingnya, mengasah mental bermain para talenta-talenta muda Indonesia dari usia sedini mungkin. Karena di mata pria yang juga biasa disapa bung Towel itu, pembinaan usia dini akan mencerminkan sukses atau tidaknya sepak bola di sebuah negara.
"Betul sekali jika tidak ada yang bisa didapat dengan instan. Semuanya harus diawali dengan pembinaan yang berjenjang mulai dari usia 12,13,14 sampai usia 17. Saya rasa itu fase yang harus betul-betul dijaga kesempurnaannya. Karena dari sana, kita bisa mendapatkan pemain-pemain yang betul-betul siap," papar Towel.
Evan memang menjadi salah satu fenomena lahirnya talenta muda sepak bola Tanah Air. Mencuat bersama timnas U-19 besutan Indra Sjafri, dirinya digadang-gadang sebagai salah satu pemain muda terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Walau memang, prestasi yang diberikannya sejauh ini baru mengantar skuad Garuda Jaya, julukan timnas U-19, keluar sebagai juara di level Asia Tenggara.
Evan pun kabarnya mendapat banyak tawaran dari klub-klub di Asia. Seperti klub asal Timur Tengah dan juga Jepang. Namun, pilihannya untuk menjajal ketatnya persaingan di sepak bola Eropa membuatnya mengeyampingkan tawaran tersebut. Walau kenyataannya, Evan gagal dipinang klub divisi utama Spanyol, UE Llagostera dan kini berkarier di kompetisi dalam negeri.
"Ingin sukses di sepak bola tidak ada yang bisa dilakukan dengan cara instan. Saat saya ada di usia di bawah 17 tahun, saya banyak mendapat banyak pelajaran berarti. Tidak hanya dalam kemampuan mengolah bola, tapi dari segi mental. Bagaimana berprilaku, semuanya bisa didapatkan dari awal di usia-usia tersebut," ungkap Even dalam launching perhelatan FIFA U-17 Chile di Jakarta.
"Belajar bersikap profesional juga mulai digembleng saat ada di Timnas U-17 Indonesia. Saya rasa memang mental yang baik harus ditanam sedini mungkin, agar saat tampil bersama timnas senior semuanya sudah bisa berjalan dengan baik. Pesan saya kepada adik-adik yang ingin menjadi pesepakbola profesional, untuk bisa mengasah mental dari usia dini," lanjutnya.
Tidak hanya Evan, hal senada juga disampaikan analis sepak bola Indonesia, Tommy Welly. Pria yang juga satu pengurus PSSI itu juga menyampaikan pentingnya, mengasah mental bermain para talenta-talenta muda Indonesia dari usia sedini mungkin. Karena di mata pria yang juga biasa disapa bung Towel itu, pembinaan usia dini akan mencerminkan sukses atau tidaknya sepak bola di sebuah negara.
"Betul sekali jika tidak ada yang bisa didapat dengan instan. Semuanya harus diawali dengan pembinaan yang berjenjang mulai dari usia 12,13,14 sampai usia 17. Saya rasa itu fase yang harus betul-betul dijaga kesempurnaannya. Karena dari sana, kita bisa mendapatkan pemain-pemain yang betul-betul siap," papar Towel.
(bbk)