Final Piala Presiden, Perang Para Mantan

Rabu, 14 Oktober 2015 - 14:00 WIB
Final Piala Presiden, Perang Para Mantan
Final Piala Presiden, Perang Para Mantan
A A A
BANDUNG - Laga final turnamen Piala Presiden 2015 yang mempertemukan Persib Bandung melawan Sriwijaya FC akhir pekan ini dipastikan sarat emosional. Tak berlebihan kalau duel ini adalah perang dan ajang pembuktian para mantan pemain kedua klub.

Di kubu Persib Bandung ada sejumlah pemain seperti ‎Firman Utina, Abdul Rahman, Tony Sucipto, Tantan, Muhammad Ridwan, Supardi Nasir, serta Achmad Jufriyanto, yang pernah berseragam Sriwijaya FC. Sementara di kubu Laskar Wong Kito ada dua pemain yang sebelumnya pernah berkostum Persib, Asri Akbar dan Wildansyah.

Melihat dari perjalanan kedua klub sampai ke partai puncak, para pemain tersebut adalah pilar utama di masing-masing timnya. Artinya, laga final nanti akan menjadi ajang perang bagi sang para mantan tersebut.

Namun, sikap profesionalisme tetap dijunjung tinggi para pemain dari kedua kesebelasan. Seperti yang diungkapkan Supardi. Dirinya menegaskan tidak akan berkompromi untuk menampilkan permainan terbaiknya meski yang dihadapi mantan timnya. "Kalau kita segan menghadapi mantan tim, bukan pemain sepak bola (profesional) namanya," ujar Supardi, Rabu (14/10/2015).

Bukan hanya itu, pemilik nomor punggung 22 di Persib Bandung itu menegaskan tidak akan mengurangi kekuatan sekalipun sahabatnya membela tim lawan. Seperti halnya, jika M Ridwan yang selama ini menjadi sahabatnya baik didalam maupun luar lapangan berbeda tim. "Jangankan Sriwijaya FC, ketika baju sudah beda di lapangan, mau itu melawan Ridwan suatu saat, kita lawan," tegasnya.

Bagi pesepak bola, lanjut Supardi, menghadapi mantan tim adalah hal yang lumrah. Sehingga tidak perlu diragukan soal totalitas pemain dalam membela timnya. "Pemain sepak bola itu kalau enggak membunuh (lawan), kita yang dibunuh. Tapi dalam artian positif (saling berusaha mengalahkan) ya," tuturnya.

Namun, Supardi menilai tidak mudah mengalahkan Sriwijaya FC. Hal itu terbukti dari pencapaiannya yang berhasil menembus babak final. "Kalau saya nonton dua kali pertandingan (terakhir) mereka bertahannya kuat dan menyerangnya cepat. Mereka tim bagus, kuat," ungkapnya.

Meski demikian, hal itu bukan menjadi persoalan. Pemain kelahiran Bangka ini akan berusaha menghadang setiap pergerakan pemain lawan sehingga berhasil meraih kemenangan. "Tapi kita juga jangan terlena (dengan pencapaian sekarang). Menganggap remeh juga jangan, dan jangan sombong," pungkasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2028 seconds (0.1#10.140)